Pages

Thursday 15 December 2011

sebuah kisah


Om Tary, begitu dia kusapa. Kalo di kira-kira umurnya sekitar 66 tahunan. Ya, setara umur nenek sekarang.
Dia berprofesi sebagai dokter bedah disalah satu rumah sakit ternama di Jakarta. Rumah sakit apa? Ah, aku sedang tak berniat promosi, pokoknya rumah sakit mewah dan ternama di Jakarta.
Gua mengenalnya kira-kira 9 atau 10 tahun yang lalu. Saat itu gua masih duduk d bangku SD, lupa lagi tepatnya kelas berapa.
Dia sudah kami anggap sebagai bagian dari keluarga. Dia begitu baik, namanya di kasih duit dan di ajak jalan-jalan itu sering banget. Dan gua yang mata duitan tentu saja senang dengan kehadiran dia, dia juga sosok pembawa kebahagiaan dan keceriaan. Pokoknya kalo ada dia bawaannya happy.
Kalo menginap, dia punya kebiasaan aneh dan janggal, ya, setiap bangun pagi setelah berolahraga yang dia cari adalah pohon pisang. Bukan, bukan buat kencing sembarangan, atau buat tinju, bukan pula buat diambil dan dimakan buahnya. Dia mencari daun pisang yang menggulung yang di dalamnya terdapat ulat. Ya, yang dia cari sebenarnya bukan daun pisang, tapi lebih kepada ulatnya.
Krek…krek… kreekkk… begitulah bunyinya saat ia mengunyah ulat yang masih hidup itu. Linu plus merinding saat melihat itu. Katanya ulat-ulat itu baik untuk kesehatan.
Aaahhhhh, sebaik apapun sampe mati gua gak akan mau disuruh makan tuh ulat.
Etapi, disini gua gak mau terlalu jauh membicarakan kebiasaan uniknya.  Gua disini mau bicara soal kisah hidupnya yang bagi gua cukup membuat terharu. #hiiikkksssss #nagis
Dia adalah seorang pria penjajal cinta. Gua baru tau sekarang setelah gua dewasa dan tau bahwa hidup itu gak sepolos bayangan kita dan cenderung kejam. Yap, sebelumnya gua cuma tau dia itu om malaikat baik hati kenalan keluarga gua.
Om Tari cerai dengan istri pertamanya karena ia ternyata berselingkuh dan punya anak dari wanita lain. Kalo gak salah ia punya anak 3 dari istirnya yang pertama ( gak yakin sebenernya jumlah anaknya).
Anak dari istri pertamanya dia bawa, dia juga tak berhubungan lagi dengan istri keduanya, dan akhirnya ia menikah dan memiliki istri ketiga dan menikah siri dengan istri ke empatnya.
Namun, ia tak pernah menutupi hubungannya, ia terbuka kepada anak-anaknya, gak jarang ia mengajak anak cucunya bermain d istri ke empatnya.
Suatu hari, kira-kira 5 tahun yang lalu.
Tiba-tiba mantan istri keduanya datang menemunya.
Mantan istrinya itu tiba2 bercerita. Anaknya bertanya kenapa adeknya ada ayahnya kenapa dia tidak? Kalopun sudah tidak ada dimana kuburan ayahnya? Anak nya terus merengek ingin ketemu. Jangankan om tari, guapun pas denger itu sampe terharu, merinding and nyesek abis, kayak sinetron.
Suatu hari tibalah saat ia benar-benar bertemu anaknya. Ahhhh, anaknya se usiaku. Aaahhh, tak terbayang, betapa semuanya larut dalam pertemuan mengharukan itu.
Dan di luar dugaan, anak dia, tidak seperti yang kita bayangkan, remaja, gaul dan mudah bicara. Ternyata anaknya itu sosok pendiam, berkerudung dan terkesan ndeso, padahal ibunya+ ayah barunya gak miskin2 amat. Bener-bener mengharukan.
Padahal dia anak seorang dokter bedah ternama, sedang liat muka polos dia memprihatinkan banget. Oh iya, keduanya larut lagi dalam kesedihan saat om tary kasih dia kalung. Hiiikkksss…. Kayak sinetron.

No comments:

Post a Comment