Kehadiran Belden di Kelas, bagi Bianca hanya
menambah buruk suasana saja.
Semenjak
ada Belden, kelas Bianca hampir tak pernah sepi. Ya, kelas Bianca tak pernah
tenang kecuali saat belajar serius. Saat sebelum masuk, saat istirahat, saat
jam kosong atau saat pulang sekolah kelas Bianca selalu ramai seperti pasar
tradisional dengan obral besar-besaran.
Alasannya,
tidak lain dan tidak bukan karena dua laki-laki ganteng penghuni kelas Bianca.
yap, siapa lagi kalau buakan Borneo yang ramah dan penuh senyuman, serta senang
membantu dan Belden perayu ulung yang mampu membuat siapapun meleleh mendengar
rayuannya, kecuali Bianca.
Selain
teman-teman sekelasnya, banyak juga teman-teman seangkatanya (kelas X) , kakak
kelasnya ( kelas XI juga kelas XII) bahkan juga kadang kakak-kakak mahasiswa
yang sedang KKN ( Kuliah Kerja Nyata ) disekolahnyayang ikut mengerubungi
Belden dan Borneo.
Ada
yang malu-malu, ada yang setengah malu-malu bahkan gak sedikit yang malu-maluin
hanya untuk dapet perhatian dari mereka berdua.
Dan
jujur, Bianca jengah dengan semua ini. Bukan, bukan karena Bianca naksir salah
satu dari mereka, namun lebih karena Bianca benci kebisingan.
Borneo
sedang asik mengobrol dengan fans-fansnya, namun mata dia sama sekali tak
beralih dari Bianca. ya, ia tak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari Bianca
yang sedang asik duduk dipojokan belakang kelas sambil memakai headphone
ditelinganya, ya Bianca sedang asik sendiri dengan dunia, mendengarkan music,
ikut menyanyi dan mengetuk-ngetukan jarinya di meja.
Seseorang
menepuk pundak Borneo, Borneo sedikit terperanjat, refleks ia menoreh kearah orang
yang menepuk pundaknya, ahh, ternyata
Benua. Ya, Benua sahabat terdekat sekaligus teman sebangkunya. Kalaupun Benua
Tahu ia sedang menatap Bianca, ini tak akan jadi masalah besar.
Benua
tersenyum, “Kantin yuk!” ajaknya yang langsung merangkul bahu Borneo.
Borneo
mengangguk mengiyakan, iapun sedikit jenuh melayani fans-kansnya.
Borneo
menatap sahabatnya itu dalam-dalam.
“Kenapa?”
Tanya Benua sambil mengerutkan kening.
Borneo
tersenyum, “Lu liat kan apa yang gua liat tadi?”
“Jangan
bilang kalo kamu naksir Bianca!”
Borneo
menanggapinya dengan senyum.
“Kamu
benar-benar suka Bianca?”
Borneo
tersenyum lagi, ia kemudian menghentikan langkahnya kemudian berujar, “Maybe!”.
Borneo kemudian mempercepat langkahnya.
Benua
benar-benar shock mendengar ucapan Borneo barusan. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa
Borneo suka pada Bianca. Ya Tuhan, ada rasa sakit yang tiba-tiba menyelinap
direlung hati Benua, rasa sakit yang tak bisa tergambarkan dengan mudah.
Benua
menghela nafas, SESAK.
<><><><*********><><><>
No comments:
Post a Comment