Pages

Tuesday, 20 December 2011

Only You #6



 Kehadiran Belden di Kelas, bagi Bianca hanya menambah buruk suasana saja.
Semenjak ada Belden, kelas Bianca hampir tak pernah sepi. Ya, kelas Bianca tak pernah tenang kecuali saat belajar serius. Saat sebelum masuk, saat istirahat, saat jam kosong atau saat pulang sekolah kelas Bianca selalu ramai seperti pasar tradisional dengan obral besar-besaran.
Alasannya, tidak lain dan tidak bukan karena dua laki-laki ganteng penghuni kelas Bianca. yap, siapa lagi kalau buakan Borneo yang ramah dan penuh senyuman, serta senang membantu dan Belden perayu ulung yang mampu membuat siapapun meleleh mendengar rayuannya, kecuali Bianca.
Selain teman-teman sekelasnya, banyak juga teman-teman seangkatanya (kelas X) , kakak kelasnya ( kelas XI juga kelas XII) bahkan juga kadang kakak-kakak mahasiswa yang sedang KKN ( Kuliah Kerja Nyata ) disekolahnyayang ikut mengerubungi Belden dan Borneo.
Ada yang malu-malu, ada yang setengah malu-malu bahkan gak sedikit yang malu-maluin hanya untuk dapet perhatian dari mereka berdua.
Dan jujur, Bianca jengah dengan semua ini. Bukan, bukan karena Bianca naksir salah satu dari mereka, namun lebih karena Bianca benci kebisingan.
Borneo sedang asik mengobrol dengan fans-fansnya, namun mata dia sama sekali tak beralih dari Bianca. ya, ia tak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari Bianca yang sedang asik duduk dipojokan belakang kelas sambil memakai headphone ditelinganya, ya Bianca sedang asik sendiri dengan dunia, mendengarkan music, ikut menyanyi dan mengetuk-ngetukan jarinya  di meja.
Seseorang menepuk pundak Borneo, Borneo sedikit terperanjat, refleks ia menoreh kearah orang yang menepuk pundaknya,  ahh, ternyata Benua. Ya, Benua sahabat terdekat sekaligus teman sebangkunya. Kalaupun Benua Tahu ia sedang menatap Bianca, ini tak akan jadi masalah besar.
Benua tersenyum, “Kantin yuk!” ajaknya yang langsung merangkul bahu Borneo.
Borneo mengangguk mengiyakan, iapun sedikit jenuh melayani fans-kansnya.
Borneo menatap sahabatnya itu dalam-dalam.
“Kenapa?” Tanya Benua sambil mengerutkan kening.
Borneo tersenyum, “Lu liat kan apa yang gua liat tadi?”
“Jangan bilang kalo kamu naksir Bianca!”
Borneo menanggapinya dengan senyum.
“Kamu benar-benar suka Bianca?”
Borneo tersenyum lagi, ia kemudian menghentikan langkahnya kemudian berujar, “Maybe!”. Borneo kemudian mempercepat langkahnya.
Benua benar-benar shock mendengar ucapan Borneo barusan. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa Borneo suka pada Bianca. Ya Tuhan, ada rasa sakit yang tiba-tiba menyelinap direlung hati Benua, rasa sakit yang tak bisa tergambarkan dengan mudah.
Benua menghela nafas, SESAK.


<><><><*********><><><>

No comments:

Post a Comment