Pages

Thursday, 8 December 2011

Only You #1


Borneo menatap Bianca. Ia sama sekali tak pernah menyangka  akan menyukai gadis seperti Bianca. Gadis ceria yang selalu menebar senyum, aneh dan sedikit centil juga kekanakan. Ahhh, benar-benar bukan tipenya. Ia ingin menghindari perasaan itu, namun semua itu sia-sia. Semakin Borneo berusaha melupakan Bianca dan menghapus bayang-bayang Bianca  dari benaknya, Bianca malah semakin berkeliaran diotaknya.
Sejak Borneo menyadari bahwa dirinya mencintai Bianca, Borneo selalu mencari sosok Bianca, dan ketika Borneo menemukannya, untuk sekejap ia tak mampu melihat dan mendengar, apapun dan siapapun kecuali Bianca, Borneo merasa cemburu ketika Bianca tertawa dan dekat dengan laki-laki lain terutama orang yang selalu mengantar jemput Bianca tiap berangkat dan pulang sekolah. Tidak, tidak hanya cemburu, Benpun iri pada laki-laki itu.
Ya, Bianca dengan mudah merobohkan pondasinya.
“Wooooiiiii…..!!!” Bianca memegang pundak Borneo.
Sungguh, jantung Borneo berdegup sangat cepat. ia ingin waktu berhenti sekarang, sentuhan Bianca membuatnya tenggelam dalam rasa, ya rasa cinta yang tak mampu diterjemahkan dengan mudah, rasa cinta yang semakin hari semakin dalam.
“Ngelamunin yang jorok-jorok yaaaa!” Goda Bianca
Borneo menghela nafas, mencoba menetralkan perasaannya, ia kemudian tersenyum. Senyum cowok yang tak seperti kebanyakan cowok yang ada dikelasnya, paling tidak kulitnya tampak lebih bening, terawat dan wangi itu terlihat sangat manis.
Ya, dari namanya, jam tangannya juga dari wangi parfumnya. Sudah bisa dipastikan bahwa dia bukan produk lokal biasa. Dia salah satu produk pilihan, anak dari salah satu orang kaya negeri ini.
“Gak nyangka, anak mami kayak lu juga suka ngelamunin jorok… wkwkwkkwkw!” Gadis manis bertubuh mungil, berambut hitam tergerai dan memiliki tatapan mata yang tajam itu tertawa.
“Gue juga manusia kali!”
Bianca tersenyum, “So bener, lu ngelamun jorok? Hmmm…!” Bianca berfikir sejenak, “Gimana ya respon fans-fans lu, kalo mereka tau lu suka ngelamun jorok? Wkwkwkwkwkwkwk…!” ia tak bisa menahan tawanya.
Membayangkan Biona yang centil setengah mati, Bilya yang super duper kutu buku atau Bonia yang Tomboy abis tau Borneo suka ngelamun jorok benar-benar membuatnya sakit perut. Ya, mereka adalah sedikit dari fans Borneo disekolah, yang Bianca tau mereka sudah seperti grupiesnya artis terkenal saja. Setiap hari kerjaan mereka mencari info tentang Boreneo, berusaha memenuhi dan memberikan apa yang Borneo butuhkan bahkan jadi pendukung setia Boreneo dimanapun dan kapanpun tanpa rasa malu, mereka sudah terang-terangan mencintai Borneo. Yang gila, disekolah fans-fans Borneo itu membentu suatu komunitas yang mereka namakan “Princess Borneo”. Tingkah mereka gak jauh beda dengan fans-fans fanatic seorang artis. Hmmm, Borneo memang sesuatu sepertinya.
“Udah ah, jangan dibahas lagi… buruan kerjain tugasnya!”
Bianca tersenyum, ia menatap Borneo tanpa berkedip. Menyadari dirinya sedang diperhatikan, Borneo pun menatap Bianca balik. Ahhh, jantungnya berdesir amat sangat cepat.  Setiap kali bertemu mata dengan Bianca, selalu, ia tak mampu mengendalikan perasaannya yang menacap kuat. Ia benar-benar ingin waktu berhenti sekarang, melihat senyum Bianca, didekat Bianca, matipun ia rela. Sungguh!
“Thanks, Bi! Thanks atas senyuman kamu, Thanks atas kebaikanmu, kamu mengajarkan banyak perasaan yang tidak aku ketahui sampai sekarang!” Batin Borneo.
Borneo benar-benar bahagia bisa melihat mata Bianca yang bulat dan bening memancarkan kebahagiaan. Senyumnya terlihat hangat dan bersahabat, menurut Borneo Bianca punya senyum yang menular. Ya, setiap kali melihat Bianca tersenyum, Borneo tak mampu menahan diri untuk tidak tersenyum juga.
Dan sekali Bianca tersenyum, Borneo selalu merasa lebih baik. Senyum Bianca benar-benar magic untuk Borneo. Setiap kali melihat Bianca tersenyum, sinar hatinya jadi ikut berdebar, bergetar dan membawanya ke udara bebas penuh rasa bahagia.
Tanpa disangka, sepasang mata sejak tadi memperhatikan mereka dari jauh, penuh amarah, CEMBURU.

<><><><*********><><><>