Pages

Saturday, 10 December 2011

Only You #4


Binca berlari menghampiri Belden yang menunggunya di lapangan parkir sejak tadi.
“Den, lu duluan aja, gua masih ada tugas kesenian!”
“Terus lu pulangnya?”
“Hmmm, gampang… banyak temen!”
“Sama cowok sok cakep itu?”
Bianca mengerutkan kening, “Cowok sok cakep?”
“Iya, cowok yang kemaren kerumah!”
“Hmmm, kalo iya, kenapa? cemburu yaaaa?” Bianca menggoda.
Belden salah tinggkah “Cemburu? Hahaha, ya nggaklah… gue Cuma gak suka liat lu deket-deket cowok itu!”
“Bi… Bianca…! lu di panggil pak Bari!” Teriak Borneo dari kejauhan.
Ah, Borneo pengganggu, Belden makin tak suka melihatnya. Ini tak bisa di biarkan, ini benar-benar tak bisa dibiarkan. Ia tak bisa membiarkan siapapun mencuri start lebih dulu untuk mendapatkan Bianca.
“Ya udah ya, gua masuk dulu!” Seru Bianca sambil berlari menjuauh.
“Gua tunggu di rumah Bi!” Teriak Belden, ia berharap Borneo mendengar itu. Dan memang suara Belden terdengar jelas di telinga Borneo. Belden ingin Borneo tau betapa dekatnya ia dengan Bianca.
Borneo agak terganggu memang, tapi ia tetap tampil cool.
Bianca menghentikan langkahnya, berbalik menatap Belden, kemudian berujar “Gak usah pake teriak-teriak kali!”
“Apa Bi? Oh gua juga sayang lu Bi!” Teriak Belden ngasal.
Bianca memasang jari telunjuk didahi dengan posisi miring.
Belden tersenyum tipis, ia menatap Borneo, ia benar-benar merasa lega ketika melihat Borneo tak baik-baik saja. Ia terpancing, ia cemburu.
Belden merasa menang.

<><><><*********><><><>

No comments:

Post a Comment