SEANDAINYA
“Seandainya kudapat memilih
Untuk tak pergi dan tetap disini
Seandainya aku bisa
Aku sanggup dan mampu ohh
Ku yakin kau ingin Tau maksudku
Iringi aku sayang ohh”
(Sheila On 7 – Seandainya )
Kalau Sheila boleh berharap, ia tak ingin ada hari ini, ya, hari
ini adalah hari dimana ia harus melukai perasaan orang yang mencintainya dengan
tulus.
Dan sungguh ini benar2 pilihan terberat yang pernah ia ambil
sepanjang hidupnya.
Hmmmpphhh..... rasanya seperti ditindih batu berton2....
“Aku harap semuanya berakhir dengan indah, dan perlu aku tekankan
lagi, aku begini bukan buat mempermainkan kalian, karena aku ingin pilih yang
terbaik!”
“To the point deh, lalu siapa yang akan kamu pilih?” Brian tak
sabar.
Sheila mengeluarkan selembar photo kepada mereka, kemudian memperlihatkannya
pada mereka, “Dia Mas Eross, mantanku!”.
“Terus apa hubungannya kita dengan photo itu?”
“Dia yang aku pilih untuk jadi pendamping hidup aku, dia emang gak
sebaik kamu, Dut, dia juga gak setampan kamu Yan, tapi kupikir, dialah yang
terbaik, dialah yang setia sayang sama aku, bisa bikin aku nyaman, dan dia
selalu bisa bikin aku melupakan masalah2 aku. Dan saat aku jadi pemuja rahasia
kamu Yan, dia yang selalu ada nemenin aku!”
“Kamu pasti becanda kan?” Brian menahan geram, dapat Sheila rasakan
hembusan nafasnya yang runtun menahan emosi, dada Sheila berdesir bersikejar
dengan getir dan sesak yang terus menerus mencibirnya, ia rasakan lagi lelehan
hangat merembet dari matanya, ia tak kuasa menahan air matanya.
Sheila menatap Duta, Duta tersenyum, kemudian menghela nafas
panjang.
“Apa disaat2 seperti ini masih ada celah untuk gak serius?”
“Ini benar2 gak masuk akal!” Seru Brian yang kemudian berlalu
meninggalkan Sheila dan Duta dengan mimik penuh kemarahan.
Sheila menatap Duta lagi, “Kamu juga marah sama aku?”
Duta tersenyum kemudian mengacak rambut Sheila lembut dan
menghapus air matanya. Ia menggeleng, “Kenapa aku harus marah? Bagi aku ga
penting siapa yang kamu pilih, yang penting adalah kamu bisa bahagia, ya, aku
sih gak munafik, ini memang rasanya sakit banget, tapi aku sadar ditolak adalah
konsekuensi logis dalam mencintai!”.
Sheila menatap Duta, hmmm, kenapa ada ya lelaki sesempurna ini?
Sheila tersenyum, “Aku yakin, kamu pasti dapetin yang lebih baik
dari aku, hmmm, fans kamu kan banyak...!”
“Sheila, please deh, fans aku kan tante girang semua!” Duta
menatap Sheila genit
“Hehehehehe.... !” Sheila mengedip2kan matanya seperti orang
cacingan.
“Tapi kamu mesti tau Shey, gak ada cewek yang sebaik dan secantik
kamu, yang lebih mahal banyak, kita masih bisa sodaraan kan?!”
“Hmmmm, kayak iklan obat nyamuk???”
“La, emang iyah!”
“Akh, gak kreatif kamu!”
“Habis aku kamu tolak sih, coba kamu terima, ini pasti akan jadi
moment romantis kita!”
Sheila tersenyum, “Aku gak yakin...!!!”
“Kenapa sih kamu gak percaya sama keromantisan aku? Serius, aku
bisa romantis! Kita bisa ngupil bareng2, bisa kentut bareng2 itu juga kan
romantis!”
“Dutaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.......................................!!!”
Sheila melotot.
“Shey, kalo kamu melotot cantik deh!”
“Hmmm, gak melotot juga aku udah cantik kok!”
“Aku belum selesai, cantik kayak monyet, hehehehehheh....!!!”
“Dutaaaa jahat!!!”
“Serius, kalo kamu monyet, kamu monyet tercantik yang aku liat!”
Duta ambil langkah seribu...
“Duuuuttaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa................................!!!”
Sheila mengejarnya....
Duta mencibir... “Dibilang cantik kok marah!”
“Habis cantiknya kayak monyet, secantik2nya monyet juga tetep
jelek dimata manusia!”
“Hehehehehehhheheh..... itu sih derita kamu, kenapa harus mirip
monyet....!!!”
“Dutttaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa awas ya......!!!”
Duta memeletkan lidah...
“Tangkep kalau bisa...!”
“Duttttaaaaaaaaaaaaaa
jaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhaaaaaaaaaaatttttttttttttt!!!”
Duta hanya menanggapinya dengan senyum sambil terus berlari.
Hmmmppphh, meskipun sebenarnya Sheila tak yakin dengan
keputusannya, tapi ia yakin keputusan ini adalah yang terbaik untuknya. Ya, Mas
Erosslah yang terbaik.
Lebih baik begini, daripada salah satu ia pilih dan melukai
satunya. Yap meskipun Sheila benar2 tak tahu apa yang akan terjadi besok atau
lusa, tapi pilihan untuk memilih Mas Eross ia pikir tak salah.
Hmmm, cinta memang selalu sulit ia mengerti. Cinta memang selalu
sulit ia jabarkan dan kadang bisa menembus batas logika.
~☺☻☺☻☺☻☺~
No comments:
Post a Comment