Pages

Wednesday 7 December 2011

Seandainya (SongLit)


SEANDAINYA
“Seandainya kudapat memilih
Untuk tak pergi dan tetap disini
Seandainya aku bisa
Aku sanggup dan mampu ohh
Ku yakin kau ingin Tau maksudku
Iringi aku sayang ohh”
(Sheila On 7 – Seandainya )

Kalau Sheila boleh berharap, ia tak ingin ada hari ini, ya, hari ini adalah hari dimana ia harus melukai perasaan orang yang mencintainya dengan tulus.
Dan sungguh ini benar2 pilihan terberat yang pernah ia ambil sepanjang hidupnya.
Hmmmpphhh..... rasanya seperti ditindih batu berton2....
“Aku harap semuanya berakhir dengan indah, dan perlu aku tekankan lagi, aku begini bukan buat mempermainkan kalian, karena aku ingin pilih yang terbaik!”
“To the point deh, lalu siapa yang akan kamu pilih?” Brian tak sabar.
Sheila mengeluarkan selembar photo kepada mereka, kemudian memperlihatkannya pada mereka, “Dia Mas Eross, mantanku!”.
“Terus apa hubungannya kita dengan photo itu?”
“Dia yang aku pilih untuk jadi pendamping hidup aku, dia emang gak sebaik kamu, Dut, dia juga gak setampan kamu Yan, tapi kupikir, dialah yang terbaik, dialah yang setia sayang sama aku, bisa bikin aku nyaman, dan dia selalu bisa bikin aku melupakan masalah2 aku. Dan saat aku jadi pemuja rahasia kamu Yan, dia yang selalu ada nemenin aku!”
“Kamu pasti becanda kan?” Brian menahan geram, dapat Sheila rasakan hembusan nafasnya yang runtun menahan emosi, dada Sheila berdesir bersikejar dengan getir dan sesak yang terus menerus mencibirnya, ia rasakan lagi lelehan hangat merembet dari matanya, ia tak kuasa menahan air matanya.
Sheila menatap Duta, Duta tersenyum, kemudian menghela nafas panjang.
“Apa disaat2 seperti ini masih ada celah untuk gak serius?”
“Ini benar2 gak masuk akal!” Seru Brian yang kemudian berlalu meninggalkan Sheila dan Duta dengan mimik penuh kemarahan.
Sheila menatap Duta lagi, “Kamu juga marah sama aku?”
Duta tersenyum kemudian mengacak rambut Sheila lembut dan menghapus air matanya. Ia menggeleng, “Kenapa aku harus marah? Bagi aku ga penting siapa yang kamu pilih, yang penting adalah kamu bisa bahagia, ya, aku sih gak munafik, ini memang rasanya sakit banget, tapi aku sadar ditolak adalah konsekuensi logis dalam mencintai!”.
Sheila menatap Duta, hmmm, kenapa ada ya lelaki sesempurna ini?
Sheila tersenyum, “Aku yakin, kamu pasti dapetin yang lebih baik dari aku, hmmm, fans kamu kan banyak...!”
“Sheila, please deh, fans aku kan tante girang semua!” Duta menatap Sheila genit
“Hehehehehe.... !” Sheila mengedip2kan matanya seperti orang cacingan.
“Tapi kamu mesti tau Shey, gak ada cewek yang sebaik dan secantik kamu, yang lebih mahal banyak, kita masih bisa sodaraan kan?!”
“Hmmmm, kayak iklan obat nyamuk???”
“La, emang iyah!”
“Akh, gak kreatif kamu!”
“Habis aku kamu tolak sih, coba kamu terima, ini pasti akan jadi moment romantis kita!”
Sheila tersenyum, “Aku gak yakin...!!!”
“Kenapa sih kamu gak percaya sama keromantisan aku? Serius, aku bisa romantis! Kita bisa ngupil bareng2, bisa kentut bareng2 itu juga kan romantis!”
“Dutaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.......................................!!!” Sheila melotot.
“Shey, kalo kamu melotot cantik deh!”
“Hmmm, gak melotot juga aku udah cantik kok!”
“Aku belum selesai, cantik kayak monyet, hehehehehheh....!!!”
“Dutaaaa jahat!!!”
“Serius, kalo kamu monyet, kamu monyet tercantik yang aku liat!” Duta ambil langkah seribu...
“Duuuuttaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa................................!!!” Sheila mengejarnya....
Duta mencibir... “Dibilang cantik kok marah!”
“Habis cantiknya kayak monyet, secantik2nya monyet juga tetep jelek dimata manusia!”
“Hehehehehehhheheh..... itu sih derita kamu, kenapa harus mirip monyet....!!!”
“Dutttaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa awas ya......!!!”
Duta memeletkan lidah...
“Tangkep kalau bisa...!”
“Duttttaaaaaaaaaaaaaa jaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhaaaaaaaaaaatttttttttttttt!!!”
Duta hanya menanggapinya dengan senyum sambil terus berlari.
Hmmmppphh, meskipun sebenarnya Sheila tak yakin dengan keputusannya, tapi ia yakin keputusan ini adalah yang terbaik untuknya. Ya, Mas Erosslah yang terbaik.
Lebih baik begini, daripada salah satu ia pilih dan melukai satunya. Yap meskipun Sheila benar2 tak tahu apa yang akan terjadi besok atau lusa, tapi pilihan untuk memilih Mas Eross ia pikir tak salah.
Hmmm, cinta memang selalu sulit ia mengerti. Cinta memang selalu sulit ia jabarkan dan kadang bisa menembus batas logika.

~☺☻☺☻☺☻☺~

No comments:

Post a Comment