Pages

Tuesday, 20 December 2011

Only You #7


Setelah mendengar saran dari teman-temanya, Biancapun memutuskan untuk meminta bantuan Borneo.
Ia memang masih sedikit ragu, ia yakin Borneo pasti tidak akan menyetujui ide konyol teman-temannya. Tapi apa salahnya mencoba, bukankah masih ada kemungkinan Borneo untuk bilang ia? Tapi ah, Bianca berfikir ulang, masa ia Borneo mau?
Bianca menatap Borneo yang sedang asik mengobrol bersama beberapa teman sekelasnya.
 Tanpa disengaja mata mereka bertemu, Bianca tersenyum, sedang Borneo tak mampu menyembunyikan kegugupannya. Ia sedikit terlihat salah tingkah, Borneo melanjutkan mengobrol, namun beberapa saat kemudian, ia menatap Bianca lagi. Ah sungguh, wajah Bianca benar-benar membuatnya panas.
Borneo memberanikan diri menatap Bianca, iapun memberanikan diri untuk melangkah dad duduk di kursi didepan bangku Bianca. “Hai Bi, lagi ngapan?”
Bianca tersenyum menatap wajahnya, “Mikirin lu!”
“Whhhhaaattt? Mikirin Borneo? Borneo gak salah dengerkan?”
“Mikirin gua?” Borneo menunjuk dirinya sendiri “Kok Bisa?”
“Bentar lagi kan lomba kreatifitas antar kelas di mulai!  Gua sama temen-temen sih udah ada ide dan lu udah tau kan ide itu dari temen-temen, but, gua butuh tenaga lu sama Belden, kalo Belden siy udah oke, tinggal lu, gua tau ini konyol, tapi rasa-rasanya gua sama temen-temen udah gak punya ide lain lagi buat bikin kelas kita dikunjungi banyak orang!”
“Hmmm, gimana ya?” Borneo mengerutkan kening, pura-pura jual mahal.
“It’s ok! Gua udah tau kok jawabannya, yaudah yah! Hufffhhh!” Bianca menjatuhkan kepalanya ke meja. Frustasi.
“Rasa sok tau kamu gak ilang-ilang yah!” Borneo tersenyum, “Lu tau gitu kalo gua mau bilang IYA?” seru Borneo dengan penekanan di kalimat terakhir?
“Iya?” Bianca bangkit “Seriuuuusssss?” Serunya dengan mata berbinar-binar.
Borneo mengangguk,
“Ney, Lu gak lagi becanda kan? Lu mau? Prince Charming kayak lu mau ngelaksanain ide gila anak-anak?”
Borneo kembali mengengguk meyakinkan.
“Lu yakin?” Bianca menyipitkan mata.
“Yups!” Borneo mengangguk lagi, “Asal gua daper reward?”
“Reward? Ah pastiu aneh-aneh!”
Borneo mempeacekan jarinya, “Sumpah gak akan!”
“Yakin, lu gak berpikiran yang aneh-aneh ato mungkin yang mesum-mesum?”
“Gua serius Bi!”
“Sape bilang gua gak serius? Gua tujuh rius malah! Reward apa?”
“Makan malam gratis dari lu?”
“Wah, kalo makan malam mah kecil! Tapi tempat terserah gua ya, nanti gua ajak anak-anak juga!”
“Gak-nggak, makan malam yang cuma ada gua sama lu aja!”
“Loh kenapa?”
“Kalo ada temen-temen, apalagi temen cewek, gua malah gak bisa makan kali!”
Bianca tersenyum, “Oh iya, ngerti deh, ngerti! Artismah beda yah! ”
Belden menanggapinya dengan tersenyum juga.
Kalian tau perasaan Borneo sekarang? Yap, meskipun ia telah sedikit keGRan karena ucapan Bianca yang sedang memikirkannya, tapi ia bahagia, ya, setidaknya sekarang ada kesempatan dimana ia bisa berdua bersama Bianca. ya, hanya berdua.
Kalau orang menempatkan sejumlah kebahagiaan dalam satu kali kehidupan. Borneo merasa, ia sudah memakai 1/2nya sekarang.
Borneo merasa seperti anak kecil sekarang, ya, ia merasa ia bisa melakukan apapun yang ia inginkan sekarang dan ia berfikir dunia benar-benar berputar mengelilinginya.
Indah, benar-benar indah.
Dan satu-satunya alas an yang membuat semuanya itu indah adalah Bianca. ya Bianca yang begitu ia cintai dan ia tak ingin lagi menunggu waktu yang lama untuk mengungkapkan perasaannya, ya, mengungkapkan kata-kata paling bersinar didunia, yaitu “Aku Cinta Padamu!”.
Terlebih lagi ia tak mau kalah langkah dari Belden, yap, meskipiun Belden telah mengenal Bianca sejak lama, meskipun Belden tinggal bersama Bianca, meskipun Belden mengenal lebih dalam Bianca, Borneo tetap optimis Bianca akan jatuh kepelukannya, bukan Belden.


<><><><*********><><><>

No comments:

Post a Comment