HINGGA UJUNG WAKTU
Serapuh kelopak sang mawar
Yang disapa badai berelimut gontai
Saat aku menahan sendiri
Diterpa luka oleh senja
( Sheila On 7 - Hingga Ujung Waktu )
Brian menyenderkan kepalanya dibahu Shey. Hmmm, Shey merasa makin
berat saja beban yang ia pikul ini. Ia tak tahu harus dan mesti apa dan
bagaimana, semuanya terlalu sulit untuk Ia hadapi, semuanya terlalu akhh,
entahlah.
Semua ini belum pernah Ia bayangkan sebelumnya.
Kehilangan Ibu sama seperti kehilangan separuh jiwanya, tanpa Ibu semuanya terasa tak berarah, gamang.
Brian mengelus2 pipi Shey namun Shey tetap sibuk menatap horizon
luas dengan pikiran yang melayang2 mengudara. Tak bertujuan.
“Sayang, Kamu masih mikirin Ibu…?”
Mendengar kata Ibu refleks air mata Shey menetes, sungguh kini tak
ada kata yang mampu menggambarkan perasaan Shey saat ini.
Shey tak menjawab, diam 1000 bahasa.
Brian memegang pinggang Shey erat, Shey menatap mata Brian yang
masih menyenderkan kepalanya dipundak Shey. Brian balik menatapnya “Menangislah
jika menangis bisa membuat hatimu lega, menangislah sekeras yang kamu bisa, jangan ditahan, nanti jadi beban!”
Tangan kanan Brian masih memegang pinggangnya, tangan kiri Brian memegang lengannya erat “Aku akan
selalu ada untukmu!” Brian membenarkan posisi kepalanya, kemudian mengecup
lengan Shey lembut.
Hmmm, andai saja Ibu masih ada ini pasti jadi moment terindah
Shey, tapi sekarang kenapa perlakuan Brian itu makin membuat Shey merasa sedih.
Shey menyenderkan kepalanya dikepala Brian, “Aku takut kehilangan
kamu, Yan!” serunya dengan Air mata yang terus2an menetetes.
Brian kembali mengecup lengan Shey, “Kamu itu nafas aku, aku gak akan mungkin
bisa ninggalin Kamu!” serunya penuh keyakinan.
Shey mengelus pipi Brian, Brian berusaha menikmati setiap
sentuhannya. Shey merebahkan tubuhnya
dipangkuan Brian, Brianpun mengelus rambut Shey lembut. “Jangan pernah merasa
sendiri karena Aku akan selalu ada untuk Kamu!” serunya berusaha meyakinkan
Shey.
“Kenapa aku merasa tak yakin dengan cinta kamu Yan? Aku merasa
jika Kamu sudah bosan, kamu akan
ninggalin Aku, kamu Akan pergi dari hidupku, mencampakkanku, membuat aku
terluka dan merasa sendirian!” seru Shey sambil menatap bola mata Brian yang
indah.
Brian mengecup bibir Shey lembut penuh kehangatan.
“Percayalah padaku, cintaku hanya untuk kamu…!!! Aku akan selalu
ada untukmu hingga ujung waktu”
Shey bahagia meskipun segores luka masih terasa begitu menyakitkan
dihatinya. Setidaknya sekarang ia bisa bernafas lebih lega karena ia merasa
tidak sendirian lagi.
Hmmmppphhh, lagi2 Shey hanya menghela nafas.
~☺☻☺☻☺☻☺~
No comments:
Post a Comment