Pages

Tuesday, 20 March 2012

SKY #14


Chriska kesulitan membawa barang-barang belanjaannya. Tiba-tiba Chio menelepon dan tak bisa menjemputnya karena ada adegan yang mesti re take. Ya Tuhan, bagaimana ini, sedang ia belanja banyak sekali barang untuk kebutuhan Chio. Ketika ia sedang berdiri menunggu taksi, tiba-tiba ada yang menar-ada yang menarik barang belanjaannya, sontak saja Chriska kaget, refleks ia langsung menoreh kea rah orang yang menarik paksa barang belanjaannya. CAESAR? Hmmm, ia yakin ini bukan sebuah kebetulan? Dari mana ia tau Chriska ada disini? Apa setiap waktu yang Caesar lakukan hanya membuntutinya sampai-sampai dimanapun ia berada, Caesar selalu tau.
“Harusnya kamu telepon aku untuk membawakan barang-barang kamu yang berat ini!”
Chriska mengerutkan kening, sejak kapan tuan muda terhormat ini mau mengurusi hal-hal sepele seperti ini?”
Caesar menatap Chriska dalam, “Sejak aku berusaha melupakan kamu, tapi seberapa keraspun  aku mencoba, aku tetap tidak bisa!”
“Taaaakkksssiiii!” Chriska menghentikan taksi yang lewat di hadapan mereka. Chriska lalu merebut barang belanjaannya dari tangan Caesar, “Terima kasih, tapi aku sama sekali gak butuh bantuan kamu!” serunya kemudian masuk taksi.
Caesar membuka pintu depan dan ikut naik taksi yang sama, Caesar lalu menyodorkan beberapa lembar uang ratusan ribu ke arah supir taksi itu, “Jalan!”
Sopir itu menatap Caesar tak mengerti.
Caaesar menambahkan beberapa lembar lagi uang ratusan ribu, “Jangan banyak omong, jalan saja, dia istri saya, saya akan mengantarnya!”.
Pak supir yang tak tahu apapun menuruti permintaan Caesar. Tak lupa, sebelum menancap gasnya, ia meraih dulu uang yang Caesar sodorkan.
Chriska mendengus kesal, bukan tak ingin melawan atau bagaimana, rasanya percuma melawan Caesar, semakin dilawan dan ditentang kemauannya, Caesar akan semakin menunjukkan kekuasaanya.
Caesar tersenyum sumringah menanggapi diam Chriska, ia makin percaya bahwa uang mampu membeli segalanya, termasuk kebahagiaan Chriska.

≈Ω◊Ω◊Ω◊Ω ≈


Melihat Chriska datang bersama Caesar. Chio marah besar. Ini pertama kalinya Chio tak mampu menahan emosi di depan umum. Ia langsung menghampiri Chriska dan memukul Caesar. Lalu menyeret Chriska pergi menjauhi Caesar, sontak yang ada di sana semuanya bengong melihat aksi ekstrim Chio. Caesar memegang bekas lukanya dan membersihkan darah yang mengotori bibirnya dengan jempolnya. Beberapa orang yang mengenal  Caesar langsung menghampiri dia dan berusaha memberikan pertolongan. Tapi Caesar menolak. Mata Caesar tak sedikitpun berpaling dari Chio dan Catra. Ia tersenyum licik menatap keduanya.
Sayang itu tak terjadi, itu hanya bayangan Chio saja. Chio tak mampu seekstrim itu, ketika ia melihat Chriska dan Caesar turun dari taksi yang sama, Chio memang marah, ia cemburu. Tapi ia hanya akan menumpahkannya pada Chriska, itupun nanti kalau tak ada yang melihat. Menurutnya jaim itu yang terpenting. Ia tetap berusaha focus pada pekerjaannya, ia tak mau mencampur adukan masalah pekerjaan dan cinta seperti yang selalu diwanti-wantikan Chriska, ia ingin professional.
Chriska heran, Chio tak seperti biasanya.
“Chi, lu kesambet malaikat apa sampe-sampe gua ngerasa adem ayem gini!”
Chio tak menjawab.
“Tadi lu nyuruh gua jalan, terus gak nyuruh gua yang macem-macem lagi, hmmm, coba setiap hari lu gini!”
“Gua nyuruh lu refreshing, tapi gak nyuruh lu pacaran!” Seru Chio ketus.
“Pacaran?” Chriska mengerutkan kening.
“Jangan pura-pura bego deh, lu janjian kan sama mantan suami lu?”
“Janjian? Jangan bilang, lu ngediemin gua gara-gara lu cemburu?”
“KAlo iya kenapa? nggak boleh?”
“Ya, bukan gitu, lu tuh pikirannya childish banget sih, kalo mau menjugde sesuatu itu, diliat dulu yang bener!  Gua ketemu dia pas nyari taksi dan dia maksa nganterin gua, ya udah gua iyain aja daripada urusannya makin ribet! Lu tau, masalah gua tuh udah banyak, jangan deh…!”
Belum sempat Chriska melanjutkan kata-katanya, Chio sudah terlebih dulu memotongnya dengan pelukan, iapun kemudian berujar “Berhentilah mengoceh, ocehan lu bikin gua sakit kepala kak!”
Chriska menatap Chio, “KAdang ada hal dimana seberapapun kita menghindarinya tetap saja harus kita hadapi!”
Chio melepaskan pelukannya, menatap Chriska dalam, “Iya kak, maafin gua ya, tapi ngomong-ngomong, gua haus kak, gua pengen minum jus jambu, tapi jangan terlalu dingin ya kak, oh iya, sekalian aja traktir fans-fans gua yang udah rela-rela panas-panasan support gua disini!” 
Chirska melotot, ia menggigit giginya menahan kesal, “Mulai lagi ni bocah!” ujar bathinya.

<><><><*********><><><>

No comments:

Post a Comment