Pages

Saturday, 31 March 2012

"The Raid" - Kehendak Lain Tuhan, yang Membuat Film Ini Mendunia


Scane, adegan and percakapan di “The Raid” yang gak bisa dilupain gitu aja, diantaranya:

*        Tama                      : Ngapain kamu bawa-bawa mayat?
Andi                        : Sudah gua bilang bukan dia orangnya!
Mat Dog                : ( pelanga-plongo, ekspresi antara marah, takut dan malu )

*        Tama                      : Selamat bekerja dan jangan lupa bersenang-senang ( licik, khas mafia kelas kakap)

*        Tama                      : Salah saya apa pak Polisi? ( dengan wajah seolah polos tanpa dosa, seperti koruptor negeri ini )

*        Monolog saat Tama menghadapi bahaya besar di apatemen itu ( Ray Sahetapy cocok banget menanin Tama, mafia kelas wahid berdarah dingin).

*        Adegan ketika Rama menyembunyikan temannya yang sedang sekarat di sebuah ruangan kecil, si Ambon berujar : “Kamu jangan tipu-tipu eee, saya tidak punya waktu buat orang tipu-tipu, kalau aku muak, aku menggila”( satu bisokop tertawa )… lalu adegan berikutnya, adegan tusuk-tusukan ke dinding, si Iko kena pipinya ( langsung tegang+gregetan+ngeri).

*        Slow motion ketika tim SWAT ketahuan dan diberondong tembakan.

*        ketika kita Melihat Rama berlaga penuh kebranian, ahhh, rasanya seperti melihat “Jacky Chan” versi Indonesia.

*        Saat Tama melakukan adegan sadis eksekusi head shoot dari jarak dekat.

*        Adegan Letnan Wahyu tembak kepala anak buahnya, Tama bilang: “Luarrrrr Biasaaaa!”

*        Saat Sersan Jaka yang beradu argument dengan Letnan Wahyu ditengah situasi terjepit antara hidup dan mati.

*        Saat anggota Tim ditembak penjahat dan kacamata yang dipakainya langsung pecah tertembak.

*        Adegan saat Rama melumpuhkan dengan membenturkan kepala si penjahat itu ke lampu yang menempel kemudian dibenturkan lagi ke dinding dengan efek yang dahsyat.

*        Scene fight Sersan Jaka vs Mat Dog

*        Adegan Rama duel sama Machete Cs kemudian terserempet Machete.

*        Adegan saat Mat Dog bertempur dengan sersan Jaka (dalam dunia nyata, Joe Taslim ato sersan Jaka adalah atlet Judo, yang pernah meraih medali perak di SEA Games 2007), Silat vs Judo, semua ketawa pas Mat Dog buka baju, padahal adegan ini menegangkan sebelum dan sesudahnya.

*        dalam “The Raid” pun kita tak bisa melupakan begitu saja anak buah Tama dengan wajah khas daerah Timor yang memiliki watak bengis, kejam dengan power yang kuat ( dia Godfred Orindeod, praktisi tarung drajat asal NTT yang sempat berlaga di PON dan mengharumkan nama Jawa Timur ).

*        Adegan Rama dan Andi yang berjibaku melawan Mat Dog. Sangat bertenaga, bikin gregetan dan gokil. Mat Dog itu bikin gua pengen jitak,udah di tencep bohlam, gk mati juga.

*        Dan, ketika semua adegan rampung, semua ngasih applause.

*        Dll, mending nonton biar tau betapa kerennya film ini.
Cerita “The Raid” yang mendunia, bermula ketika Om Gareth mengirimkan 5 adegan filmnya, sebelum filmnya selesai ke Cannes Film Festival di Prancis. Namun apa daya, The Raid tak berhasil lolos. Tapi Tuhan berkehendak lain, ternyata, salah satu pihak Sony Pictures Classic melihatnya dan terkesima. Setelah itu, kejadian berikutnya seperti fairytale, “The Raid” dipuji di berbagai ajang perfilman besar, baik di luar ataupun di dalam negeri ( di dalam negeri cuma di iNAFFF aja deh kayaknya ).
Awal ketika gua diajak menonton “The Raid” oleh temen gua, gua bertanya-tanya dalam hati “Bener nih film Indonesia?” pertanyaan itu keluar begitu saja, saking takjubnya. Ada rasa bangga yang tiba-tiba membuncah kepermukaan setelah menonton film ini. Bangga kalau ternyata apa yang gua impiin dari dulu kini terealisasi. Film Indonesia, tidak hanya di lirik tapi ditonton dunia. Sebenernya cukup banyak film-film Indonesia yang membuat gua bangga, seperti : Laskar Pelangi ( yang juga konon mau diangkat ke Hollywood ), Merah-Putih, dll. Namun rasanya, “The Raid” lah puncak kebanggaan gua.
Di film ini, Om Gareth seperti tak pernah kehabisan cara untuk menikam, memukul bahkan membunuh dengan cara yang sadis. Kita dibuat tidak peduli pada pengembangan karakter, karena kita terfokus pada keindahan tangan dan kaki. Tak banyak kata, karena yang lebih banyak bicara adalah tangan dan kaki. Dan adegan demi adegan, Terlihat begitu realistis dan alamiah. Bahkan kadang sebagian orang merasa takut jika film ini bisa mempengaruhi orang yang menontonnya. Ya, film ini memang seperti parade kekerasan tak berkesudahan, sedang penghargaan terhadap dimensi manusia, makna dan moralitas dilupakan begitu saja! Tapi ah, aku yakin, plot yang super sederhana ini memiliki pengejawantahannya sendiri. Yap, tergantung dari sisi mana kita melihatnya, buktinya gua bisa kok narik makna dari film ini. 
Dan harusnya kita berterima kasih pada film ini,  karena film ini, Silat bisa jadi potensi Sport Tourism yang popular dan menjadi nilai jual tersendiri untuk bangsa Indonesia setelah selancar, paralayang, arung jeram, golf, dll. Seperti Kung-Fu asal China, Muang-Thai asal Thailand, atau Capoeira asal Brazil. Bagaimana tidak, disadari atau tidak setelah menonton film ini, orang-orang luar sepertinya akan bertanya-tanya apa itu pencak silat dan ingin tahu lebih banyak tentang itu. Hebat bukan? semuanya berkat totalitas orang-orang yang ada di film ini, dengan tulus mereka ingin berkontribusi untuk memajukan film Indonesia.
Tugas kita sebagai bangsa Indonesia, ya mendukung, meski hanya dengan kata-kata semangat. karena gua yakin “The Raid” akan bisa memicu hadirnya film-film baru Indonesia yang berkualitas yang gua harap gak latah.
“The Raid’’ itu seperti obat bius yang mampu membius mata, jiwa, hati, pikiran dan segalanya ketika kita menontonnya. Bahkan kelaparan sampai bernafas saja kita lupakan begitu saja. “The Raid” itu Hype dan nyata. Hmmm, Unik bukan?
Tapi sumpah film ini bikin gua bertaya-tanya setelah liat thriller “Berandal” dibawah ini,
Penyerbuan Tim SWAT ini sepertinya penyerbuan yang gak dibekali surat tugas resmi, gak ada back-up dan gak diketahui oleh markas/ petinggi kepolisian. Akankah ini berimbas pada Rama? Kenapa di thriller itu Rama kayak pake baju tahanan, terus kayak di kantor polisi? Apa in gara-gara penyerbuan itu. Sumpah dah penasaran banget.  Apalagi gua tau kualitas Om gareth, dulu, merantau keeerrreeennn, pas ada “ The Raid” ternyata “The Raid” 20x jauh lebih keren dari Merantau. Dan Berandal? Ahhh, kita tunggu… :D berharap 20x jauh lebih keren dari “ The Raid”. Jangankan 20x. 2x lebih keren aja, pasti udah jadi film action terbaik dunia. :D

No comments:

Post a Comment