Pages

Friday, 30 March 2012

"The Raid" ( Sinopsis )

Gak heran kenapa acting para pemain The Raid” seolah mereka benar-benar pasukan militer. Tanya kenapa? karena mereka benar-benar menjalani pelatihan seperti militer. Yap,  mereka sempat menjalani pelatihan khusus dengan Komando Pasukan Katak (Kopaska) Angkatan Laut di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Para actor yang berperan sebagai pasukan elite seperti Iko Uwais, Joe Taslim, dll. Mendapatkan pelatihan khusus bagaimana cara memegang senjata, bagaimana berdisiplin ala militer, bagaimana menggunakan bahasa isyarat pada saat penyerbuan, bagaimana cara menyatukan suara dan kompak dalam team, bagaimana cara menghormati atasan dan lain-lain. Tujuannya, agar sang actor bisa benar-benar seperti anggota militer sesungguhnya, dan ternyata, latihan khusus itu tidak sia-sia karena membuahkan hasil yang memukau lewat ketangguhan para pemainnya. Film ini benar-benar membuat penontonya jatuh hati.
Pada hari pertama tayang The Raid” diserbu kurang lebih 57rb orang Indonesia, antrinya selangit ( kayak waktu nonton Laskar Pelangi+Ayat-Ayat Cinta).
Orang Indonesia patut bangga sama film ini, karena selain hebat film ini juga membantu menduniakan seni bela diri asli Indonesia, pencak silat.
Film ini, film yang keras. Tapi menampilkan sesuatu yang lain, entah apa itu yang jelas setelah liat film itu gua ngerasa bangga banget jadi orang Indonesia, Thanks Om Gareth.

Title                        : The Raid : Redemption/ The Raid/Serbuan Maut
Genre                     : Action
Producer               : Arie Sugantoro
Director                : Gareth Evans
Writer                    : Gareth Evans
Music Score         : Fajar Yuskemal & Aria Prayogi yang kemudian di sempurnakan oleh Mike Shinoda dari Linkin Park  dan Joseph Trapanese (composer Fast Five, Tron Legacy & Dexter Series)
Produksi           : Merantau Films
Running Time       : 101 minutes
Cast
v     IKo Uwais as Rama ( tokoh utama, anggota Tim SWAT yang punya Misi lain menemukan kakaknya yang ternyata adalah Andi )
v     Donny Alamsyah as Andi ( tangan kanan dan otak bisnis Tama, kakak Rama )
v     Ray Sahetapy as Tama Riyadi ( Mafia kelas wahid, gembong narkotik yang kejam, bengis, tanpa ampun dan luar biasa licik juga licin )
v     Yayan Ruhian as Mad Dog “Anjing Gila” ( Tangan kanan dan tukang pukul Tama yang berkeahlian silat tinggi )
v     Pierre Gruno as Letnan Wahyu ( Polisi senior yang memerintahkan penyerbuan, pengintai )
v     Joe Taslim as Sersan Jaka ( Pemimpin operasi penyerbuan Tim SWAT )
v     Tegar Satrya as Bowo ( anggota Tim SWAT yang keras kepala )
v     Eka “Piranha” Rahmadya as Dagu ( anggota Tim SWAT )
v     Verdi Solaiman as Budi ( anggota Tim SWAT )
v     Ananda George as Ari ( anggota Tim SWAT )
v     DLL
Sinopsis
“The raid” kurang lebih bercerita tentang selekompok polisi khusus yang beranggotakan 20 orang, yang diberi nama Tim SWAT (Special Weapons And Tactics), mirip seperti densus 88 di Indonesia, kenapa namanya tak densus 88 saja? Kenapa harus SWAT? Karena tim film ini sangat menghormati pasukan elite negeri ini, polisi di film ini bertindak cukup brutal, liar dan cadas sedang citra Polisi di negeri ini kan kita tahu sendiri seperti apa. Selain itu, tim film ini juga menghindari benturan-benturan kepentingan dan rasanya SWAT lebih mudah untuk di mengerti dan dipahami oleh penonton internasional.
Tim SWAT dikomandoi oleh Sersan Jaka ( Joe Taslim ) punya misi menyerbu bangunan apartemen kumuh berlantai 30 di jantung kota Jakarta yang penuh dengan pecandu narkoba, pembunuh, anggota gank, pemerkosa, pencuri dan gelandangan, pokoknya segala macam penjahat, dari kelas teri, kelas kakap sampe kelas paus ada disana, disana juga adalah tempat bersarangnya big bos mafia, Tama Riyadi ( Ray Sahetapy). Tama adalah penguasa wilayah itu, mafia kelas kakap dan pembunuh berdarah dingin. Dia memiliki 2 tangan kanan yaitu Andi ( Donny Alamsyah ) yang menjadi otak bisnis Narkoba Tama dan Mad Dog ( Yayan Ruhiyan ) yang piawai ilmu bela diri silat, penjahat paling sportif di dunia.
Apartemen itu tak pernah tersentuh oleh pihak berwenang, karena, kebanyakan tak berani mengutak-atik kehidupan disana, Tama punya banyak koneksi dengan aparat-aparat itu sendiri, so, para penjahat aman tinggal disana.
Hingga akhirnya di suatu pagi di tengah keheningan, saat hujan mengguyur, Tim SWAT menyerang tempat  itu.
Film dibuka dengan scane seorang Rama ( Iko Uwais ) yang bersiap pergi bertugas sebagai anggota Tim SWAT, lu tau adegan awalnya? Sholat jadi adegan pembuka. Ini membuktikan bahwa langkah sekecil apapun, dalam agama apapun, sebaiknya di mulai dengan do’a dan berserah diri pada SiempuNya Hidup. Karena Dialah yang akan menentukan segalanya.
Sesampainya di Apartemen kumuh itu, mereka bertemu dengan Letnan Wahyu ( Pierre Gruno ), yang notabenbenya adalah otak dan insiator penyerbuan ini. Tim SWAT masuk ke Apartemen tua itu secara diam-diam, setiap lantai mereka naiki dan mereka sisir dengan mantap. Penjahatpun mampu mereka lumpuhkan dengan rapi. Sampai akhirnya satu anak memergoki penyerbuan rahasia itu, alarm tanda bahayapun segera dibunyikan. 
Penyergapan itu terbongkar sebelum waktunya, gerakan Sersan Jaka Cs terpantau  kamera pengintai, sehingga Tamapun mengetahui rencana penyerbuan tersebut( yang sebenernya sejak awal juga ia tahu ada penyerbuan semacam ini, tapi ia tak tahu anggota polisinya jauh lebih banyak dari yang ia kira dan bersih ). Segala upaya Tama lakukan untuk mempertahankan wilayahnya, Dari penthouse suite-nya, ia memerintahkan untuk memblokir semua pintu keluar dan memadamkan semua lampu. Otomatis Tim SWAT terjebak didalamnya (tepatnya di lantai 6) tanpa komunikasi, Tidak hanya itu, Tama juga menyewa banyak pembunuh bayaran untuk membereskan tamu tak diundang  itu sampai habis. “Pesta”pun dimulai. Langsung rentetan tembakan dan ledakan terdengar disetiap sudut gedung. Pintu kematian terbuka lebar.
Agenda awal Tim SWAT yang harusnya serbuan berubah jadi objek buruan. Baku hantam terus terjadi, Rama harus rela melihat satu demi satu kawannya dibantai secara membabi buta sampai tewas di tangan para penjahat itu dengen eksekusi aneka rupa yang kejam.
Namun tak ada kata menyerah, perlawanan, perjuangan dan pertarungan demi pertarungan yang tak kenal lelah tetap Sersan Jaka, Rama dan kawan-kawan lakukan untuk bertahan hidup dan membabat habis semua penjahat-penjahat nomor wahid yang terkenal bengis dan sadis suruhan Tama yang sarat teknik bela diri yang mumpuni. Bahkan ketika Rama dan temannya terluka, mereka tetap bertahan. Malah Rama memutuskan untuk menyerang balik Tama Cs. Usaha keras Rama membuahkan hasil, malah ia di bantu oleh Andi yang notabenenya kaki tangan Tama, ya, Andi berkhianat demi sang adik.
Pertarungan seru dan menegangkan terjadi ketika kakak-adik ( Rama-Andi ) berjibaku melawan Mat Dog yang piawai sekali silat. Mat Dog adalah sosok super-villain yang bengis dan susah mati. Ia bajingan yang lebih memilih menghabisi lawan dengan tangan kosong secara perlahan.
Setiapa adegan terlihat sangat “Indah”, sampai tak terasa ada pengulangan. Darah yang muncrat, pertarungan tangan kosong, pukulan, hantaman, tendangan, sayatan pisau sampai tembakan memiliki kisah dan keunikan sendiri-sendiri.
Hmmm, Apakah mereka dapat keluar dari apartemen itu? Atau justru tidak ada yang dapat keluar dari gedung tua itu hidup-hidup? Adakah yang berkhianat? Cari jawabannya dengan nonton film ini secepatnya. Hehehehe, mumpung masih tayang di bioskop. Karena “The Raid” itu lebih ke luar sensasinya kalo di tonton, ketimbang di certain.

1 comment: