Pages

Thursday 29 March 2012

"The Raid: Redemption" Film Indonesia yang Mendunia




“The Raid: Redemption” atau “The Raid” atau “Serbuan Maut”. Aahhh, sama saja, toh mau apapun namanya film ini tetap luar biasa. Bahkan jika ada kata lebih dari luar biasa, kata itulah yang gua pakai untuk menggambarkan film ini. Bagaimana tidak, film ini sudah melanglang buana diberbagai negara dengan sambutan yang tidak biasa karena lebih dari luar biasa .
Yap,  “The Raid: Redemption”  di Amerika dan “The Raid” atau “Serbuan Maut” di Indonesia,  yang diproduseri oleh Gareth Evans menjadi film pembuka program Midnight Madness festival Film Internasional Toronto 2011 dan meraih penghargaan The Cadillac People’s Choice Midnight Madness Award, film ini juga meraih penghargaan  The Best Film sekaligus Audience Award - Jameson Dublin International Film Festival di Irlandia, film ini bahkan menjadi film favorit juri di Festival Film Sundance di Amerika.  The Raid” juga berlaga di berbagai festival film internasional lainnya, seperti Slash Film Festival, Busan International Film Festival, Sitges, Rio de Janeiro International Film Festival, Hongkong International Film Festival, dan Doha International Filml Festival.
Tidak hanya itu, “The Raid” disejajarkan dengan film-film dunia dan masuk dalam deretan 50 film laga terbaik. “The Raid” juga dilirik oleh Sony Pictures hingga akhirnya “The Raid” diputar serentak pada tanggal 23 Maret 2012 tidak hanya di Indonesia, tapi juga di bioskop-bioskop Amerika, Kanada dan Australia. Film ini hak edarnya juga dibeli oleh Inggris, Jepang, China, Korea, India, Turki, Prancis dan Jerman loh! (senyum bangga). Keren kan? Dan responya? Wooowww, bule-bule pada rela ngantri buat liat ni film, buktinya foto di bawah ini.
Film ini  jadi film paling ditunggu di tanah air. Bahkan gua yang udah liat pas penutupan iNaFFF ( Indonesia Internasional Fantastic Film Festival) ke 5  yang berlangsung dari tanggal 11-20 November 2011 lalu, Gak kalah antusias, liat film ini tuh kayak nyandu, rasanya pingin liat lagi, lagi dan lagi.
Menunggu adalah aktifitas yang paling gua benci, 2x nonton “The Raid”,  2x juga gua harus menunggu. Tapi, gua sama sekali gak benci, bahkan jika di suruh buat antri untuk ke 3xnya juga gua gak masalah. Karena film ini tuh ngasih ekspetasi luar biasa bukan hanya untuk perfilman Indonesia, tapi juga bagi pembentukan jati diri gua. 
Ketika gua nonton The Raid, jangankan untuk berkedip, untuk bernafaspun rasanya gak rela, sesak nafas dibuatnya, kita dibuat seolah-olah merasakan apa yang si tokoh rasakan.
Kemampuan bela diri dan koreografi yang si tokoh tampilkan patut di acungi 1000 jempol ( gua punya empat, lainnya pinjem yaaa! :P ). Tidak hanya itu, ada beberapa dialog lucu di film ini yang membuat film ini makin berwarna, makin kerasa soulnya. Film ini membuat siapa saja yang menonton terpicu adrenalin dan emosinya. Apalagi ketika si tokoh antagonis keluar, kita dibiarkan menginterpretasikan sendiri karakter dia.
 “The Raid” bikin jantung kita berdebar, bikin nafas kita tertahan bahkan bikin kita berdecak kagum karena sangat menikmati keindahan adegan demi adegan saat mereka berkelahi dan menggunakan senjata.
Dan baru kali ini ketika selesai film, orang-orang berdiri dan memberikan standing ovation buat  film ini, sumpah, gua terharu bangeeettt! Karena, bukankah sebuah apresiasi jujur penonton adalah  merupakan penghargaan tertinggi sebuah film? bahkan melebihi penghargaan film sekeren apapun.
kepulangan Sersan Jaka  dan Rama membuat satu studio bergemuruh dahsyat. Dan, liat gemuruh tepuk tangan penonton tuh, kayak liat Bung Karno seusai membacakan teks Proklamasi. Ya Tuhan, kerrreeeennn dah pokoknya!  Satu bisokop tuh kayak ada gemanya, beberapa kali barengan teriak antusias, Seru dah pokoknya! Dan ini sebenarnya adalah hal yang unik apalagi di Momen sekaliber iNAFFF. Gimana nggak,  kebanyakan penonton iNAFFF itu adalah kalangan penikmat film yang kritis dan sadis. Mereka tidak segan mengkritik dan mencaci film yang mereka tonton apabila tidak memuaskan harapan.
Oh iya, gak cuma gua yang terharu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu yang hadir pada saat itu juga katanya terharu dan kayaknya semua orang yang waktu itu nonton juga terharu, ngerasa beruntung karena kita bisa liat karya luar biasa anak negeri sebelum tayang di Bioskop.
“The Raid”  bikin gua amnesia, lupa kalo di Indonesia tuh banyak film-film yang nggak baget kayak setan-setanan yang adegan-adegannya lebih ke menonjolkan sisi seksual dan sensualitas. Pokoknya, karena “The Raid”,  gua yakin citra perfilman Indonesia tuh jadi meningkat, sudah saatnya kita menatap ke depan, membuat industry perfilman selakiber Hollywood, karena gua yakin anak negeri ini tuh banyak yang kreatif and pinter-pinter. Cuma kadang saat ada kesempatan, SDM tidak memadai atau sebaliknya, SDM memadai, kesempatan nggak ada. Kuncinya Cuma satu, saling membahu dan membantu.
Film ini tuh kayak lu makan di rumah makan murah meriah, terus lu ketemu makanan harga selangit yang di jual murah disana yang lu suka dan lu di servise bak putri raja. Pas udah selesai, gua yakin, lu pasti bakalan puas bangeeettt dan berencana datang lagi ke rumah makan itu.
Saking kerennya, film ini akan di buat versi Hollywoodnya oleh Screen Germs. Dan, Om Gareth akan bertindak sebagai produser eksekutif di versi Hollywood( karena ia, katanya enggan untuk membuat ulang filmnya lagi ). Sementara itu, XYZ Films yang pada film aslinya berlaku sebagai produser eksekutif akan memiliki peran sebagai produser pada “The Raid”  versi Hollywood. Aktor Iko Uwais dan Yayan Ruhian juga turut serta dengan menjadi koreografer. Film-film yang pernah dirilis Screen Gems sebelumnya diantaranya Snatch, serial Resident Evil, serial Underworld, Lakeview Terrace, Quarantine,  Legion, Easy A, Priest, Friends with Benefits, hingga Attack the Block.
 Whhooaaa, seni bela diri Indonesia, pencak silat akan mendunia. Ahhh, semoga tak ada yang iseng mengklaim seperti Reog.
“The Raid” film Indonesia yang mendunia. Yap, hampir 98 % krunya orang Indonesia. Ahhh, bangga aku dibuatnyaaa… :D.

No comments:

Post a Comment