Pages

Saturday, 18 February 2012

#Only You #39


Sepertinya akhir-akhir ini ada yang Belden sembunyikan dari Bianca mengenai tangannya. Bianca memperhatikan dari jauh apa yang sedang Belden lakukan. Belden memegang tangan kanannya dengan tangan kirinya, menggerak-gerakannya perlahan dan seselaki meringis seperti orang kesakitan.
Pelan-pelan Belden menggambil gelas dengan tangan kanannya itu, namun belum sampai ke bibir untuk diminum Belden menyumpannya, kembali, ia terlihat begitu kesakitan.
Di sekolah beberapa hari yang lalupun, ketika Belden memegang pensil ia terlihat begitu kesakitan. Ketika teman-teman menulis, Belden malah sibuk tidur, padahalkan Bianca tau ini bukan Belden banget. Belden sangat senang menulis dan belajar. Ia tidak akan menyia-nyiakan waktu menulis dan belajarnya hanya untuk tidur di kelas. Saat Belden bolospun Belden masih menyalin tulisan Bianca.
Yang makin membuat Bianca penasaran, Belden selalu menolak saat siapapun mengajaknya makan bersama, ini benar-benar tak masuk akal, Bianca tahu betul Belden menyukai suasana ruang makan yang ramai, dan sekarang ia mengabaikan kebersamaan itu hanya dengan alas an kenyang. Ini tidak mungkin, jika Belden tidak sedang dalam masalah.
“Kenapa? tangan lu kaku, keram dan sakit lagi ya? Itu pasti gara-gara gua minta digendong terlalu sering ya?
Belden gelagapan, ia tak menyangka Bianca memperhatikannya.
  “Sakit di tangan ini gak berarti apa-apa jika dibanding rasa sakit di hati gua!” serunya kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Bianca.
Bianca merasa sedih, ia tak mau hubungannya dengan Belden jadi sekacau ini. Kenapa harus ada cinta? Kenapa cinta harus membuatnya sulit?
Sedang Belden menyadari kata-katanya barusan membuat Bianca sedih.
Ia berjanji didalam hatinya akan merubah keadaan ini, ia mencintaBianca, tapi yang paling penting disini adalah kebahagiaan Bianca, ia akan berbuat apapun untuk membuat Bianca bahagia. ya apapun, termasuk mengorbankan dirinya.


<><><><*********><><><>

No comments:

Post a Comment