Jika
orang yang kita cintai lebih memilih berada disamping orang lain yang sebenarnya
kita benci, rasanya seperti terhempas jatuh ke tanah begitu saja. Begitulah
kira-kira perasaan yang diarasakan Belden sekarang.
Belden
menodong memeluk Bianca dari belakang secara tiba-tiba ketika Bianca akan
memasuki kamarnya. Sungguh, ini benar-benar mengejutkan Bianca.
Belden
menempelkan bahunya dipundak Bianca. “Hanya 5 menit! Gua minta waktu 5 menit
untuk ini!” Seru Belden sedih, “ Kembali menjadi diri sendiri, setelah
bertahun-tahun berlindung dibalik topeng kepalsuan, jadi cowok ramah, pinter
dan baik hati itu benar-benar melelahkan!”
Bianca
berusaha mengerti Belden. Iapun mengiyakan permintaan Belden.
“Apa
lu bahagia sama Borneo?” tanya Belden tiba-tiba.
Sejenak
Bianca terdiam, kemudian mengangguk ragu.
Belden
membalikan tubuh Bianca, mereka kini berdiri berhadapan, namun Bianca tetap
menunduk. Belden memegang dagu Bianca kemudian mengangkatnya, otomatis Bianca
tak bisa lagi menunduk. Biancapun memberanikan diri menatap wajah sedih Belden.
Belden
tersenyum, tapi nampaknya ia tak mampu menyembunyikan rasa sedihnya, air
matanya menetes, “Gua merasa, gak ada harapan lagi dan sepertinya gua akan
mulai mengubur dalam-dalam perasaan ini! Tapi, kalo sampe Borneo bikin lu
nangis, gua gak akan tinggal diem, gua akan jadi orang yang pertama ngasih dia pelajaran!”
Melihat
Belden sedih, Biancapun ikut sedih juga, ia merasa bersalah. Ia memeluk erat
Belden, mereka berdua menangis, menuangkan seluruh kesedihannya.
Bianca
melepas pelukan Belden, ia menghapus air mata Belden, “Jangan pernah merubah
diri lu jadi orang lain lagi, jangan pernah bikin orang lain salah faham lagi
sama kayak apa yang lu lakuin ke Bunga!”
Belden
tersenyum, iapun menghapus air mata Bianca, “Gua janji! Gua akan sedikit
ngurangin pesona kegantengan gua!”
Bianca
tak habis pikir denga Belden, barusan Belden seperti tak punya semangat untuk
hidup dan sekarang, sekarang ia seolah telah melupakan semua kesedihanya.
Bianca
ngeloyor kepala Belden, ia berdecak heran.
Belden
tersenyum kemudian mengacak rambut Bianca.
<><><><*********><><><>
No comments:
Post a Comment