Bianca
masuk kekamar ayah bundanya sambil mengendap-ngendap seperti maling kesiangan.
Ayah
yang sedang membaca dan bundanya yang sedang membersihkan make up saling
berpandangan kemudian menatap Bianca heran.
“Sttttttttttt……!!!!”
bisiknya sambil menempelkan telunjuk tepat dibibirnya, ia menutup pintu dengan
perlahan dan sangat hati-hati, membuat ia terlihat lucu, ayah dan bundanya tak
bisa menahan senyum melihat ulah aneh anak semata wayangnya. Bianca kemudian
membaringkan tubuhnya disebelah sang ayah, “Yah, kenapa baik mencintai ataupun
dicintai itu bikin kita pusing?”
Ayah
menatap Bianca, kemudian tersenyum, “Kenapa? Belden sama Borneo lagi ya?”
Bianca
mengangguk lemas, “Bikin pusing!”
Sang
ayah dan sang bunda saling lihat-lihatan kemudian saling melempar senyum lagi.
“Kok
malah senyum siy? Tau nggak, kepala Bianca hampir mau pecah tau, kalo Bianca
sama Belden, Borneo bilang Bianca selalu nomor satuin sahabat. Kalo Bianca sama
Borneo, Belden uring-uringan karena sekarang Bianca gak perhatian lagi. Padahal
ni yah, bun, Bianca tuh selalu berusaha netral sama mereka. Hufh, fiuuuhhhh!”
“Gimana
kalo kamu liburan ke kuningan dulu buat sementara, udah lama kan kamu gak
ngunjungin nenek sama kakak kamu!”
“Ayah,
ayah ngawur, Bianca mesti sekolah!” Seru bunda buru-buru memotong ucapan ayah.
Bianca
berpikir sejenak, kemudian berujar, “Ide bagus yah, ya bun, ya! Pleaseee!” rengek
Bianca. “Ini demi kebaikan Bianca, tiap hari kalo gak rebut sama Belden, Bianca
ribut sama Borneo, kan pusing Bun, bianca lelah, jenuh malah hampir frustasi,
butuh refreshing!”
“Yah,
tuh liat anak ayah, hmmm, kalo ada maunya nggak bisa nggak!”
Sang
ayah tersenyum menanggapi ucapan bundanya.
Bianca
nyengir, Bianca janjui, meskipun bolos, Bianca gak akan ketinggalan pelajaran!
Please!” Bianca memasang muka memelas, semelas-melasnya.
“Janji
ya!”
Bianca
mengangguk mantap, “So, Bunda ijinin?”
Bunda
menghela nafas, “Hmmmppphhh, mau gimana lagi!”
“Muach!”
Bianca mengecup kening ayahnya “Thanks ayah!” kemudian berlari memeluk
bundanya, “Thanks Bunda! Kalian orang tua terbaik sedunia.
Ayah
dan bunda saling berpandangan, “Ngerayu!” serunya hampir bersamaan.
Bianca
nyengir lagi. “Hehehe!”
<><><><*********><><><>
No comments:
Post a Comment