Pages

Wednesday, 15 February 2012

Only You #31


Bianca masuk kekamar ayah bundanya sambil mengendap-ngendap seperti maling kesiangan.
Ayah yang sedang membaca dan bundanya yang sedang membersihkan make up saling berpandangan kemudian menatap Bianca heran.
“Sttttttttttt……!!!!” bisiknya sambil menempelkan telunjuk tepat dibibirnya, ia menutup pintu dengan perlahan dan sangat hati-hati, membuat ia terlihat lucu, ayah dan bundanya tak bisa menahan senyum melihat ulah aneh anak semata wayangnya. Bianca kemudian membaringkan tubuhnya disebelah sang ayah, “Yah, kenapa baik mencintai ataupun dicintai itu bikin kita pusing?”
Ayah menatap Bianca, kemudian tersenyum, “Kenapa? Belden sama Borneo lagi ya?”
Bianca mengangguk lemas, “Bikin pusing!”
Sang ayah dan sang bunda saling lihat-lihatan kemudian saling melempar senyum lagi.
“Kok malah senyum siy? Tau nggak, kepala Bianca hampir mau pecah tau, kalo Bianca sama Belden, Borneo bilang Bianca selalu nomor satuin sahabat. Kalo Bianca sama Borneo, Belden uring-uringan karena sekarang Bianca gak perhatian lagi. Padahal ni yah, bun, Bianca tuh selalu berusaha netral sama mereka. Hufh, fiuuuhhhh!”
“Gimana kalo kamu liburan ke kuningan dulu buat sementara, udah lama kan kamu gak ngunjungin nenek sama kakak kamu!”
“Ayah, ayah ngawur, Bianca mesti sekolah!” Seru bunda buru-buru memotong ucapan ayah.
Bianca berpikir sejenak, kemudian berujar, “Ide bagus yah, ya bun, ya! Pleaseee!” rengek Bianca. “Ini demi kebaikan Bianca, tiap hari kalo gak rebut sama Belden, Bianca ribut sama Borneo, kan pusing Bun, bianca lelah, jenuh malah hampir frustasi, butuh refreshing!”
“Yah, tuh liat anak ayah, hmmm, kalo ada maunya nggak bisa nggak!”
Sang ayah tersenyum menanggapi ucapan bundanya.
Bianca nyengir, Bianca janjui, meskipun bolos, Bianca gak akan ketinggalan pelajaran! Please!” Bianca memasang muka memelas, semelas-melasnya.
“Janji ya!”
Bianca mengangguk mantap, “So, Bunda ijinin?”
Bunda menghela nafas, “Hmmmppphhh, mau gimana lagi!”
“Muach!” Bianca mengecup kening ayahnya “Thanks ayah!” kemudian berlari memeluk bundanya, “Thanks Bunda! Kalian orang tua terbaik sedunia.
Ayah dan bunda saling berpandangan, “Ngerayu!” serunya hampir bersamaan.
Bianca nyengir lagi. “Hehehe!”


<><><><*********><><><>

No comments:

Post a Comment