Pages

Saturday, 18 February 2012

Only You #38


Belden dan Bianca terkejut dengan kedatangan Bilvina yang tak terduga. Ya, Bilvina benar-benar datang kerumahnya. Dan bianca yakin ada hal yang serius yang ingin Bilvina katakana, karena ia tau Bilvina tak pernah berurusan dengan orang untuk hal-hal sepele.
Belden mengira Bilvina ingin mecari masalah lagi dengan Bianca. namun, Bilvina mengelak, ia justru ingin menolong Bianca dan ingin membuka mata Bianca lebar-lebar.
Keduanya tak mengerti apa yang Bilvina katakana dan meminta penjelasan Bilvina. Bilvina berujar ia hanya ingin bicara dengan Bianca, tidak dengan Belden.
Maka, biancapun menyuruh Belden meninggalkan mereka. Awalnya Belden menolak. Tapi Bianca berujar pada Belden ia tak mungkin kalah di kandang sendiri. Dengan enggan Beldenpun meninggalkan mereka.
Bilvina bilang tempat ini tidak aman karena bisa saja Belden menguping. Jadi Bilvina mengajak Bianca pergi.
Awalnya Belden ingin membuntuti Bianca dan Bilvina. Namun karena ia ingat kata-kata Bianca yang akan marah besar jika membuntutinya, iapun ngurungkan niatnya.
Bilvina mengajak Bianca mengobrol disebuah café dekat sekolah mereka yang menjadi tempat favorit Bilvina.
“Gua gak mau basa-basi,, gua Cuma mau tanya hubungan lu sama Borneo serius nggak?”
“Maksud kamu?”
“Lu cukup jawab!”
“Gua bukan lu yang dengan mudah bergunta ganti pasangan!” Seru Bianca enteng.
Bilvina terlihat kesal tapi mencoba menahannya, “Kalo lu serius, lu lebih baik cari cowok yang lebih pantes!”
Bianca mengerutkan kening, “Maksud lu?”
Bilvina mencari sesuatu dari tasnya, kemudian menyerahkan pada Bianca, itu adalah 3 foto Bilvina dengan Borneo yang sedang berciuman di temat dan kesempatan berbeda.
Bianca tersenyum, “So, lu mau manas-manasin gua dengan itu?”
“Lu gak kaget?”
“Kita udah sama-sama tau kan siapa Borneo, dan gua percaya dia!”
“Bukti itu udah jelas, lu bodoh kalo lu masih percaya dia!” Bilvina menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. “Foto itu diambil saat lu gak ada dan hampir satu sekolah tau, karena dia cium gua didepan umum dan kita ngelakuin itu dirumah Belden beberapa kali!”
“Gua gak bilang lu bohong, tapi gua percaya sama Borneo! Urusan ini urusan gua sama Borneo. So gua minta lu jangan manas-manasin gua, cz, itu gak akan mempan di gua!”
“Sebenernya apa sih yang ada di otak lu?” Bilvina tak mengerti kenapa Bianca masih terlihat biasa saja setelah melihat foto-foto itu, “Harusnya lu marah!”
“Marah? kalau dia salah, gua gak akan marah sama dia, marah hanya mempermudah semuanya!”
Bilvina makin tak mengerti, ia memandang Bianca lekat-lekat. Kemudian menghela nafas.
“Kenapa lu terlihat frustasi?”
“Gua kira lu akan marah dan semuanya jadi seru, but kenapa jadi begini!”
“Karena gua tau, lu gak pandai bohong, sekalipun lu jahat dan pilih-pilih temen!”
Bianca menghela nafas, “So, gua gak cocok jadi artis dong!” Seunya sambil tersenyum.
Bianca mengangguk tanpa ragu, “Lagipula lu kan udah kebanyakan duit, ngapain juga mesti ngambil lapak orang!”
“Borrrnnneeeeeoooo… muncul lu! Bianca gak seseru yang gua bayangin!” Teriaknya.
Borneo berlari menghapiri Bianca dan Bilvina.
Sambil tertawa terbahak-bahak melihat Bilvina yang kesal setengah mati karena Bianca tak mudah terpancing. “Sekarang Lu tau kan kenapa gua pilih dia!” Borneo menatap Bianca dengan tatapan yang dalam menghujam. Membuat Bianca malu-malu, tapi ia tak mau menyia-nyiakan momen ini.
Biancapun menatap balik Borneo.
“Ah, basi Lu semua….!” Seru Bilvina kemudian berlalu meninggalkan mereka berdua, “Bianca, gak asik lu!” teriaknya dari kejauhan.
“Yeee marahhh!” Borneo berteriak juga.
Bianca menatap Borneo, Borneo gak enak melihat tatapan Bianca yang aneh.
“Kenapa? kok ngeliatinnya gitu sih?”
“Kamu nggak beneran ciuman kan?”
“Kalo beneran gimana?”
“Aiisshhhh! Aku pites kamu!”
“Ih sereeeemmm, kayak Rambo aja kamu pake maen pites-pitesan segala. Hmmm, kayaknya sial banget yah jadi pacar kamu. Udah kamunya nggak cantik-cantik amat, kalo marah maennya fisik terus kalo nggak ada ngangenin bangggeeettt!” Seru Borneo kemudian mencubit pipi Bianca.
“Sakiiittt tau!” Bianca balik mencubit.
Merekapun main cubit-cubitan.
“Love youuu…!” Seru Belden tiba-tiba.
“Love you too!” Seru Bianca  sambil tersenyum, Bianca merasa bahagia, dengan perasaan cinta rasanya ia menemukan banyak hal.


<><><><*********><><><>

No comments:

Post a Comment