Belden dan Bianca terkejut
dengan kedatangan Bilvina yang tak terduga. Ya, Bilvina benar-benar datang
kerumahnya. Dan bianca yakin ada hal yang serius yang ingin Bilvina katakana,
karena ia tau Bilvina tak pernah berurusan dengan orang untuk hal-hal sepele.
Belden mengira Bilvina ingin
mecari masalah lagi dengan Bianca. namun, Bilvina mengelak, ia justru ingin
menolong Bianca dan ingin membuka mata Bianca lebar-lebar.
Keduanya tak mengerti apa yang
Bilvina katakana dan meminta penjelasan Bilvina. Bilvina berujar ia hanya ingin
bicara dengan Bianca, tidak dengan Belden.
Maka, biancapun menyuruh
Belden meninggalkan mereka. Awalnya Belden menolak. Tapi Bianca berujar pada
Belden ia tak mungkin kalah di kandang sendiri. Dengan enggan Beldenpun
meninggalkan mereka.
Bilvina bilang tempat ini
tidak aman karena bisa saja Belden menguping. Jadi Bilvina mengajak Bianca
pergi.
Awalnya Belden ingin
membuntuti Bianca dan Bilvina. Namun karena ia ingat kata-kata Bianca yang akan
marah besar jika membuntutinya, iapun ngurungkan niatnya.
Bilvina
mengajak Bianca mengobrol disebuah café dekat sekolah mereka yang menjadi
tempat favorit Bilvina.
“Gua
gak mau basa-basi,, gua Cuma mau tanya hubungan lu sama Borneo serius nggak?”
“Maksud
kamu?”
“Lu
cukup jawab!”
“Gua
bukan lu yang dengan mudah bergunta ganti pasangan!” Seru Bianca enteng.
Bilvina
terlihat kesal tapi mencoba menahannya, “Kalo lu serius, lu lebih baik cari
cowok yang lebih pantes!”
Bianca
mengerutkan kening, “Maksud lu?”
Bilvina
mencari sesuatu dari tasnya, kemudian menyerahkan pada Bianca, itu adalah 3
foto Bilvina dengan Borneo yang sedang berciuman di temat dan kesempatan
berbeda.
Bianca
tersenyum, “So, lu mau manas-manasin gua dengan itu?”
“Lu
gak kaget?”
“Kita
udah sama-sama tau kan siapa Borneo, dan gua percaya dia!”
“Bukti
itu udah jelas, lu bodoh kalo lu masih percaya dia!” Bilvina
menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. “Foto itu diambil saat lu gak ada
dan hampir satu sekolah tau, karena dia cium gua didepan umum dan kita
ngelakuin itu dirumah Belden beberapa kali!”
“Gua
gak bilang lu bohong, tapi gua percaya sama Borneo! Urusan ini urusan gua sama
Borneo. So gua minta lu jangan manas-manasin gua, cz, itu gak akan mempan di
gua!”
“Sebenernya
apa sih yang ada di otak lu?” Bilvina tak mengerti kenapa Bianca masih terlihat
biasa saja setelah melihat foto-foto itu, “Harusnya lu marah!”
“Marah?
kalau dia salah, gua gak akan marah sama dia, marah hanya mempermudah
semuanya!”
Bilvina
makin tak mengerti, ia memandang Bianca lekat-lekat. Kemudian menghela nafas.
“Kenapa
lu terlihat frustasi?”
“Gua
kira lu akan marah dan semuanya jadi seru, but kenapa jadi begini!”
“Karena
gua tau, lu gak pandai bohong, sekalipun lu jahat dan pilih-pilih temen!”
Bianca
menghela nafas, “So, gua gak cocok jadi artis dong!” Seunya sambil tersenyum.
Bianca
mengangguk tanpa ragu, “Lagipula lu kan udah kebanyakan duit, ngapain juga
mesti ngambil lapak orang!”
“Borrrnnneeeeeoooo…
muncul lu! Bianca gak seseru yang gua bayangin!” Teriaknya.
Borneo
berlari menghapiri Bianca dan Bilvina.
Sambil
tertawa terbahak-bahak melihat Bilvina yang kesal setengah mati karena Bianca
tak mudah terpancing. “Sekarang Lu tau kan kenapa gua pilih dia!” Borneo
menatap Bianca dengan tatapan yang dalam menghujam. Membuat Bianca malu-malu,
tapi ia tak mau menyia-nyiakan momen ini.
Biancapun
menatap balik Borneo.
“Ah,
basi Lu semua….!” Seru Bilvina kemudian berlalu meninggalkan mereka berdua,
“Bianca, gak asik lu!” teriaknya dari kejauhan.
“Yeee
marahhh!” Borneo berteriak juga.
Bianca
menatap Borneo, Borneo gak enak melihat tatapan Bianca yang aneh.
“Kenapa?
kok ngeliatinnya gitu sih?”
“Kamu
nggak beneran ciuman kan?”
“Kalo
beneran gimana?”
“Aiisshhhh!
Aku pites kamu!”
“Ih
sereeeemmm, kayak Rambo aja kamu pake maen pites-pitesan segala. Hmmm, kayaknya
sial banget yah jadi pacar kamu. Udah kamunya nggak cantik-cantik amat, kalo marah
maennya fisik terus kalo nggak ada ngangenin bangggeeettt!” Seru Borneo
kemudian mencubit pipi Bianca.
“Sakiiittt
tau!” Bianca balik mencubit.
Merekapun
main cubit-cubitan.
“Love
youuu…!” Seru Belden tiba-tiba.
“Love
you too!” Seru Bianca sambil tersenyum,
Bianca merasa bahagia, dengan perasaan cinta rasanya ia menemukan banyak hal.
<><><><*********><><><>
No comments:
Post a Comment