Pages

Sunday 1 January 2012

Mari Kembali ke Kaidah, Mari Budayakan Bahasa Indonesia "Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi?"

Photo via Google ( Detik Travel )


“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya”.
Hmmm, tak hanya cukup dengan itu. Bagiku, bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang dipunya bangsanya. Kemudian mempertahankan dan memajukan apa yang dimilikinya.
Salah satu diantaranya yang harus dipajukan dan dipertahankan di Negara kita tercinta ini adalah Bahasa Indonesia, bahasa kebanggaan dan bahasa persatuan seluruh rakyat Indonesia.
Masih ingatkah isi sumpah pemuda, 28 Oktober 1928, bagian ketiga yang berbunyi:
“Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”
Ya, isi Sumpah Pemuda itu digunakan untuk menegaskan supaya tidak terjadi “ Imperialisme ( kebijakan dimana sebuah Negara besar dapat memegang kendali atas Negara lain ) Bahasa” apabila bahasa melayu tetap digunakan.
Karena sudah menjadi rahasia umum bahwasanya Bahasa Indonesia yang kita cintai juga banggakan ini berasal dari bahasa Melayu. Namun seiring perkembangan jaman, Bahasa Indonesia terus hidup dan berkembang.
Buktinya, Bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional kedua yang digunakan di Forum Asean, setelah Bahasa Inggris.
Tidak hanya itu, Bahasa Indonesia juga mulai dilirik Dunia. Ya, di sekolah-sekolah di Negara sekelas Jerman, Amerika, Jepang dan lain-lain, Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran bahasa Asing yang cukup diminati. Banyak yang tertarik dan mau tau lebih banyak tentang Bahasa Indonesia. Mereka ( Para Murid) menganggap Bahasa Indonesia menarik, mudah dan menyenangkan.
Meskipun banyak Bahasa di Indonesia, namun Bahasa Indonesia tetap menjadi induk Bahasa Bangsa Indonesia. Karena Bahasa Indonesia dianggap mampu mewakili dan menjadi penyambung komunikasi dari satu daerah ke daerah lainnya. Terlepas dari Bahasa Indonesia yang sekarang mengalami perubahan yang cukup signifikan karena perkembangan jaman dan kemajuan teknologi.
Selain alat Persatuan dan Kesatuan Bangsa, Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai simbol kemerdekaan bangsa.
Lewat bahasa Indonesia kita dituntut untuk mengembangkan cara berfikir kearah yang lebih baik, lebih positif dan lebih merdeka.
Sedikit menyedihkan memang ketika melihat dan mendengar bahasa Indonesia yang digunakan dewasa ini lebih ke arah kehilangan jati dirinya. Ya, orang-orang kebanyakan lebih nyaman menggunakan bahasa Indonesia non formal yang lebih mengarah ke bahasa gaul.
Bahkan sebagian orang menganggap jika tidak menggunakan bahasa gaul, mereka merasa tak mengikuti perkembangan jaman, sedang kebanyakan bahasa gaul itu menyimpang dan menyalahi kamus besar dan tata bahasa Indonesia itu sendiri.
Namun kita tak boleh pesimis. Tugas kita sebagai bangsa Indonesia adalah mengembalikan banhasa Indonesia pada tempatnya, pada kaidah-kaidahnya, pada aturan-aturannya. Ya, memang perkembangan dan kemajuan itu baik untuk bahasa Indonesia itu sendiri, tapi jangan sampai karena perkembangan itu bahasa Indonesia jadi kehilangan cirri khasnya.
Bahasa  Gaul membuat Bahasa Indonesia  jadi begitu menyedihkan. Yang saya benar-benar takutkan semakin berkembang Bahasa Gaul, semakin memudarlah Bahasa Indonesia.
Kalian tau dengan memudarnya Bahasa Indonesia, memudar pulalah salah satu unsur terpenting cirri khas Bangsa Indonesia.
Yang perlu kita lakukan untuk terus mempertahankan cirri khas itu adalah terus mengembangkan bahasa Indonesia itu sendiri. Ya, contoh kecilnya adalah terus menggunakan bahasa Indonesia dalam keseharian. Tapi bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah-kaidahnya, bahasa Indonesia yang tidak kebarat-baratan juga tidak kemelayu-melayuan. Ya, bahasa Indonesia yang berdiri sendiri dengan aturan-aturan sendiri.
Disini, kita mungkin tak bisa berdiri sendiri, butuh bantuan banyak pihak untuk tetap membuat bahasa Indonesia Berjaya.
Ya, salah satu faktor penting yang mampu membantu adalah dunia komunikasi semacam media massa, media online atau media elektronik. Ya, karena media berperan penting dalam perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri. Ya, rata-rata bahasa yang kita gunakan berawal dari media yang kita lihat, dengar dan rasakan. Yang sekarang cenderung lebih mengakar ke bahasa asing.
Saya sungguh prihatin ketika remaja Indonesia lebih senang memnggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa korea ketimbang bahasa Indonesia sendiri. Itu memang baik tapi jangan sampai melupakan bahasa sendiri yang menjadi alat pemersatu, yang menjadi alat perjuangan yang menjadi alat kemerdekaan bangsa Indonesia.
Bahasa asing memang menjadi modal dan tolak ukur kemajuan sebuah negara.Namun kita sebagai generasi penerus bangsa harus  mampu membina, mempertahankan dan mengembangkan bahasa Indonesia ini, agar tidak mengalami kemerosotan atau kehilangan ciri khasnya.
Ya, Bahasa Indonesia harus jadi bahasa yang memiliki kekuatan menyatukan Indonesia atau bahkan dunia. Bagaimanapun Bahasa Indonesia harus mampu jadi bahasa persatuan, bahasa kesatuan, bahasa kebudayaan, bahasa perdagangan, bahasa perhubungan. Ya, intinya Bahasa Indonesia harus mampu menjadi kekuatan, lambang kebanggaan dan identitas kita sebagai sebuah bangsa yang besar, bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur dan bangsa yang disegani dunia.
Meskipun perkembangan global merajalela kita harus tetap bisa menjaga, menjunjung tinggi, memelihara, mengembangkan, melestarikan dan mempertahankan Bahasa Indonesia tanpa rasa rendah diri, malu, acuh, dan lain sebagainya.
Kita harus membuatnya tegar berdiri dan tidak terkoyak oleh apapun.
Jika bukan kita, siapa lagi coba?

No comments:

Post a Comment