Pages

Tuesday, 10 January 2012

Only You #20


Beberapa minggu berlalu setelah kenayataan itu terkuak. Ahhhh, kelas jadi semakin bising dan tak nyaman.
Tak ada yang mau dekat dengan Benua kecuali Bianca, namun Benua menjaga jarak dengan Bianca.
Belum lagi Belden yang sekarang selalu memprotectnya. Ahhhh, membuat kepalanya sakit saja.
Teman-temanya kini mempunyai kebiasaan baru, yaitu berbicara dibelakang. Yap, membicarakan keangkuhan Bianca menolak Borneo dan ke-gay-an Benua.
Biancapun mengakui perasaannya sakit karena mengetahui Benua tak mencintainya, tapi dia rasa rasa sakitnya tak seberapa jika dibanding rasa sakit yang Benua alami sekarang.
Ya, kasihan benua, bahkan Borneopun kini tak mau dekat dengannya, meski hanya sekedar bertegus sapa. Ah, pasti sakit sekali rasanya jadi Benua. Sudah cintanya bertepuk sebelah tangan, ia tidak diterima dunia dan lingkungannya.
Dan mungkin karena tekanan dari berbagai pihak inilah yang membuat Benua tidak masuk sekolah beberapa hari ini, tak ada yang tau dan tak ada yang mau tau keadaan Benua selain Bianca. Bianca sempat menghubungi Benua bahkan mendatangi rumah Benua beberapa kali, namun hasilnya selalu nihil. Benua tak pernah mengaktifkan hpnya, Benuapun tak  pernah ada dirumah. Dan Bianca tidak bisa membiarkan semuanya terus-terusan begini, ia tak mau Cuma karena teman-teman tidak menerimanya, masa depan Benua jadi taruhannya.
Saat jam istirahat tiba, Bianca meminta teman-temannya untuk tidak meninggalkan kelas dulu. Bianca berdiri didepan kelas penuh wibawa.
“Kalian masih inget kan sebelum “kejadian” itu, kelas kita terkenal kompak. Tapi? Gua ngerasa asing sama kalian, sekarang satu sama lain saling jaga jarak, grup-grupan dan terkesan masa bodoh satu sama lain. Dan gua ngerasa gak nyaman sama keadaan ini, gua yakin kalian juga gitu kan?”
Anak-anak terdiam, menunduk dan menyadari apa yang Bianca katakana memang sangat benar.
“Gua sedih tau, saat kalianjuga ikut-ikutan musuhin gua, gua sedih karena cuma sedikit yang respect dan mengerti gua! gua heran sama orang-orang yang ganggep keputusan gua nolak Borneo bikin mereka dan kalian benci gua! apa salah gua nolak orang yang gak gua cintain? Dan Benua? Kalo dia dikasih pilihan sama Tuhan, gua yakin dia juga gak mau jadi Gay. Masalah ini bener-bener berat buat dia, harusnya sebagai sahabat kita ngedukung dia bukan malah ikut-ikutan menjugde dia salah dan makin memperburuk keadaan dengan menjauhi dia! Jujur, gua emag gak suka suasana kelas yang bising sebelum “kejadian” itu, tapi gua lebih gak suka sama keadaan sekarang. Nanti pulang ekolah, gua mau kerumah Benua, gua harap kalian bisa ikut buat support dia, ngasih dukungan secara moril dan memandang dia sebagai seorang sahabat, bukan gay!”
Bianca menyapu kelas dengan tatapan sekilas, “Gua harap, kita bisa kayak dulu lagi!” serunya penuh harap.

<><><><*********><><><>

No comments:

Post a Comment