Pages

Friday, 27 January 2012

Only You #24



Ternyata Belden tak main-main dengan ucapannya, ia benar-benar berhenti jadi sahabat Bianca. ia pindah dari rumah Bianca. Tak ada lagi tawa renyah penuh gurauan, tak adal lagi kemesraan. Tidak hanya itu, sikap Belden juga berubah sangat drastis, ya, tak ada lagi Belden yang suka merayu dan gombal. Tak ada lagi Belden yang suka membantu dan ramah,  Ia sekarang terkesan cuek dan tak peduli. Dan itu membuat sebagian cewek mundur jadi fansnya. Yang parah Belden sekarang suka membolos. Komentar-komentar negative tentang Belden menyeruak, Bianca tak tahan lagi, Bianca rasa ini tak boleh dibiarkan dan tak boleh terus berkembang.
Bianca menghampiri Belden di mejanya. Ini hari pertama setelah satu minggu penuh ia tak masuk sekolah tanpa keterangan. “Den, kita perlu ngomong?”
“Gak ada yang perlu diomongin, semuanya udah selesai!”
“Please Den, jangan kayak anak kecil gini!”
“Hah?” Belden tertawa, “Sebaiknya lu ngaca siapa yang kayak anak kecil?!!”
Bianca menatap Belden tajam, ini yang Bianca tak mau, ini yang Bianca takutkan, gara-gara perasaan semuanya jadi serba sulit dan tak nyaman. Bianca berlalu meninggalkan Belden, ia tahu saat Belden bilang tidak mau, Belden tak akan mau.
Borneo yang melihat itu mengikuti Bianca, ia merasa Bianca butuh seseorang untuk bersandar.
Bianca berhenti dibawah tangga, ia tak kuasa menahan kekesalan dan kesedihan karena perubahan sikap Belden itu.
Borneo menghampiri Bianca, “Lain kali kalo butuh temen, lu panggil gua! bahu gua akan selalu tersedia buat lu!”
Bianca menatap Belden, ia tak mampu membendung air matanya, iapun menangis.  “Kenapa semuanya jadi sesulit ini?” Tanyanya sambil menunduk.
Borneo tersenyum, ia duduk disamping Bianca kemudian  ia menyenderkan kepala Bianca dibahunya, “Kadang, sesuatu itu gak bisa kayak yang kita harapkan!”

<><><><*********><><><>

No comments:

Post a Comment