Pages

Tuesday, 10 January 2012

Only You #19


Hmmm, karena Belden masih marah padanya, Biancapun berangkat kesekolah sendiri. Yang aneh, sejak ia masuk dari pintu gerbang ia bagaikan seorang artis, semua orang memandangnya dan sepertinya berbisik-bisik dibelakangnya. Ah, Bianca mengabaikannya, yang terpenting sekarang adalah mencari Belden dan bertanya kenapa ia tega meninggalkan Bianca sendirian.
“Bianca!”
Bianca menoleh, hmm, ternyata Bilvina dan teman-temannya. Tapi, kenapa dia memanggil Bianca? ada urusan apa? Sampai ia repot-repot memangil Bianca? sudah jadi rahasia umum Bilvina dan keempat teman seganknya itu terkesan sombong dan angkuh, mereka sangat pilih-pilih teman juga lawan bicara. Karena tak semua orang bisa bicara padanya. Bilvina adalah anak seorang anggota DPRD yang terkenal santun dan baik hati. Namun entah kenapa sifat Bilvina seolah bertolak belakang dengan ayahnya.
Yang bisa mengobrol dengan Bilvina hanya orang-orang high class yang setara dengannya. Dan rasa-rasanya Bianca tak termasuk kedalamnya. Bianca hanya anak seorang dokter biasa. Ia berkecukupan namun gaya hidupnya tidak mewah, malah ia terkesan bergaya sekeenaknya dan sekenyamanya.
“Gua?” Bianca menunjuk dirinya.
“Lu pikir nama Bianca di sekolah ini ada berapa?”
“Hehe!” Bianca tersenyum, “Kaget aja, lu mau ngomong sama gua, lu kan nona high class!”
“Gua gak mau basa-basi! Gua mau tanya, punya apa lu sampe berani-beraninya nolak Borneo?”
“Nolak Borneo?”
“Gak usah kebanyakan gaya deh! Semua orang udah tau lu nolak Borneo dan lu biarin dia nunggu sampe pagi ditaman!”
Bianca mengerutkan kening, ia tak tahu harus menjawab apa, ia benar-benar tak tahu Borneo benar-benar datang dan menunggunya. Ia pikir, ia pikir perasaan Borneo Cuma main-main. Hmmm, so, benar apa yang Benua katakan. Hanya ada Bianca dihati Borneo? Tapi kok bisa? Bukannya dulu ia tak suka dengan Bianca?
“Lu jangan sok deh! Gua minta lu jauhin Borneo!”
“Yeeeee… siapa lu nyuruh-nyuruh gua! Ogah!” Seru Bianca kemudian berbalik dan berjalan meninggalkan Bilvina dan teman-temanya.
Namun tiba-tiba seseorang memegang kemudian memutar tubuhnya.
Plaaaakkkkkkk… Bilvina menampar Bianca tanpa alas an.
Bianca memegang pipinya, perih.
“Jangan sok!”
Bianca menatap Bilvina tajam penuh amarah.
Plaaaakkkkkk!!!
Bianca membalas tamparan Bilvina dengan menampar balik.
Bilvina dan temantemannya tersentak. Bilvina menyapu teman-temanyya dengan tatapan sekilas seolah member isyarat. Mereka kemudian menyeret Bianca kekamar mandi. Bianca tersudut karena kalah jumlah. Namun ia tetap berdiri tenang, terkesan menantang di tengah-tengah mereka berlima.
“Cuma pengecut yang beraninya keroyokan!” Seru Bianca tegas.
Bilvina hendak menampar pipi Bianca lagi. Namun, “Hentikan!” Borneo datang tepat waktu dan langsung menghampiri Bianca, “Lu gak apa-apa Bi?” Borneo mengelus rambut Bianca, membetulkan anak rambut yang menutupi mata Bianca.
Bianca menggeleng,
Borneo menatap Bilvina, “Sekali lagi lu berurusan dengan Bianca, gua gak akan segan-segan ngasih lu pelajaran!” Serunya penmuh amarah.
“Tapi Bor, Bianca kan udah nolak lu mentah, mentah, harusnya lu berterimakasih sama gua karena ngasih dia pelajaran!”
Borneo menatap Bilvina dengan tatapan benci, kemudian memapah Bianca meninggalkan Bilvina cs.
“Sialan!!!! Arrrrgggghhhhhh!” teriak Bilvina, menuangkan kekesalannya.
Bianca melepaskan lengan Borneo yang memapahnya, “Gua gak apa-apa kok!” Seru Bianca dengan perasaan yang sebenarnya campur aduk. Ia tak tahu, harus bagaimana, apalagi menatap Borneo, membuatnya ingat pada pernyataan Benua kemarin.
Tak sengaja Bianca melewati madding, ia tersentak ketika melihat sebuah artikel yang berjudul “Skandal: cina segitiga yang rumit, Sang Prince Charming ditolak mentah-mentah sang ketua karena sang ketua lebih memilih Gay!”
What? Gay? Bianca membaca dengan cepat artikel itu. Darimana? Darimana mereka tau Benua Gay? Darimana? Hmmm, ini pasti berat untuk Benua, ya teman-teman pasti tidak akan mudah menerima kenyataan ini. Borneo? Kenapa Borneo tak menyinggung-nyinggung soal ini? Hati Bianca, kenapa mendadak hati Bianca mencelos, rasanya sakit sekali. Hmmm, ia harus segera memasuki kelas, ia harus segera meyakinkan bahwa Benua baik-baik saja.

<><><><*********><><><>

No comments:

Post a Comment