Hmmm, karena Belden
masih marah padanya, Biancapun berangkat kesekolah sendiri. Yang aneh, sejak ia
masuk dari pintu gerbang ia bagaikan seorang artis, semua orang memandangnya
dan sepertinya berbisik-bisik dibelakangnya. Ah, Bianca mengabaikannya, yang
terpenting sekarang adalah mencari Belden dan bertanya kenapa ia tega
meninggalkan Bianca sendirian.
“Bianca!”
Bianca menoleh, hmm,
ternyata Bilvina dan teman-temannya. Tapi, kenapa dia memanggil Bianca? ada
urusan apa? Sampai ia repot-repot memangil Bianca? sudah jadi rahasia umum
Bilvina dan keempat teman seganknya itu terkesan sombong dan angkuh, mereka
sangat pilih-pilih teman juga lawan bicara. Karena tak semua orang bisa bicara
padanya. Bilvina adalah anak seorang anggota DPRD yang terkenal santun dan baik
hati. Namun entah kenapa sifat Bilvina seolah bertolak belakang dengan ayahnya.
Yang bisa mengobrol
dengan Bilvina hanya orang-orang high class yang setara dengannya. Dan
rasa-rasanya Bianca tak termasuk kedalamnya. Bianca hanya anak seorang dokter
biasa. Ia berkecukupan namun gaya hidupnya tidak mewah, malah ia terkesan
bergaya sekeenaknya dan sekenyamanya.
“Gua?” Bianca menunjuk
dirinya.
“Lu pikir nama Bianca di
sekolah ini ada berapa?”
“Hehe!” Bianca
tersenyum, “Kaget aja, lu mau ngomong sama gua, lu kan nona high class!”
“Gua gak mau basa-basi!
Gua mau tanya, punya apa lu sampe berani-beraninya nolak Borneo?”
“Nolak Borneo?”
“Gak usah kebanyakan
gaya deh! Semua orang udah tau lu nolak Borneo dan lu biarin dia nunggu sampe
pagi ditaman!”
Bianca mengerutkan
kening, ia tak tahu harus menjawab apa, ia benar-benar tak tahu Borneo
benar-benar datang dan menunggunya. Ia pikir, ia pikir perasaan Borneo Cuma
main-main. Hmmm, so, benar apa yang Benua katakan. Hanya ada Bianca dihati
Borneo? Tapi kok bisa? Bukannya dulu ia tak suka dengan Bianca?
“Lu jangan sok deh! Gua
minta lu jauhin Borneo!”
“Yeeeee… siapa lu
nyuruh-nyuruh gua! Ogah!” Seru Bianca kemudian berbalik dan berjalan
meninggalkan Bilvina dan teman-temanya.
Namun tiba-tiba
seseorang memegang kemudian memutar tubuhnya.
Plaaaakkkkkkk… Bilvina
menampar Bianca tanpa alas an.
Bianca memegang pipinya,
perih.
“Jangan sok!”
Bianca menatap Bilvina
tajam penuh amarah.
Plaaaakkkkkk!!!
Bianca membalas tamparan
Bilvina dengan menampar balik.
Bilvina dan
temantemannya tersentak. Bilvina menyapu teman-temanyya dengan tatapan sekilas
seolah member isyarat. Mereka kemudian menyeret Bianca kekamar mandi. Bianca
tersudut karena kalah jumlah. Namun ia tetap berdiri tenang, terkesan menantang
di tengah-tengah mereka berlima.
“Cuma pengecut yang
beraninya keroyokan!” Seru Bianca tegas.
Bilvina hendak menampar
pipi Bianca lagi. Namun, “Hentikan!” Borneo datang tepat waktu dan langsung
menghampiri Bianca, “Lu gak apa-apa Bi?” Borneo mengelus rambut Bianca,
membetulkan anak rambut yang menutupi mata Bianca.
Bianca menggeleng,
Borneo menatap Bilvina,
“Sekali lagi lu berurusan dengan Bianca, gua gak akan segan-segan ngasih lu
pelajaran!” Serunya penmuh amarah.
“Tapi Bor, Bianca kan
udah nolak lu mentah, mentah, harusnya lu berterimakasih sama gua karena ngasih
dia pelajaran!”
Borneo menatap Bilvina
dengan tatapan benci, kemudian memapah Bianca meninggalkan Bilvina cs.
“Sialan!!!!
Arrrrgggghhhhhh!” teriak Bilvina, menuangkan kekesalannya.
Bianca melepaskan lengan
Borneo yang memapahnya, “Gua gak apa-apa kok!” Seru Bianca dengan perasaan yang
sebenarnya campur aduk. Ia tak tahu, harus bagaimana, apalagi menatap Borneo, membuatnya
ingat pada pernyataan Benua kemarin.
Tak sengaja Bianca
melewati madding, ia tersentak ketika melihat sebuah artikel yang berjudul
“Skandal: cina segitiga yang rumit, Sang Prince Charming ditolak mentah-mentah
sang ketua karena sang ketua lebih memilih Gay!”
What? Gay? Bianca
membaca dengan cepat artikel itu. Darimana? Darimana mereka tau Benua Gay?
Darimana? Hmmm, ini pasti berat untuk Benua, ya teman-teman pasti tidak akan
mudah menerima kenyataan ini. Borneo? Kenapa Borneo tak menyinggung-nyinggung
soal ini? Hati Bianca, kenapa mendadak hati Bianca mencelos, rasanya sakit
sekali. Hmmm, ia harus segera memasuki kelas, ia harus segera meyakinkan bahwa
Benua baik-baik saja.
<><><><*********><><><>
No comments:
Post a Comment