“Kenapa
lu gak bilang, lu juga suka Bianca?” Tanya Borneo pada Benua.
Benua
tak menanggapi perkataan Borneo, ia malah asik menikmati siomaynya.
Borneo
mengambil piring Benua, Benua menatap Borneo, “Terus kalo aku bilang, apa
bedanya!”
“Jelas
beda lah, lu gak kayak musuh dalem selimut gini!”
“Musuh
dalam selimut? Hahahaha….!!!” Benua tertawa, “Sebaiknya jangan melihat sesuatu
dari luar! Kamu mesti tau, orang-orang menyimpan rasa terdalamnya dalam relung
hati dia yang terdalam!”
“Maksud
lu?” Borneo mengerutkan kening.
Benua
tersenyum, “Hanya waktu yang bisa menjawabnya!” Kemudian berlalu meninggalkan
Borneo, benua memasukan lengannya ke saku celana, berjalan santai tanpa beban. Tidak,
bukan hanya meninggalkan Borneo, namun juga meninggalkan seribu Tanya.
Bbbrruuukkkkkkk……
Borneo memukul meja, orang-orang sempat kaget melihatnya, namun borneo selalu
mampu mengndalikan suasana. Ia menghela nafas kemudian tessenyum, “Hehehehehe,
ada lalet tadi!”
Yang ada
disana tersenyum, Borneo masih berusaha tersenyum dan bersikap ramah, ia
mencoba mengendalikan perasaannya yang semakin rumit dengan bergabung dengan
kakak kelas wanita dimeja sebelahnya, ia berbaur dan becanda dengan mereka.
Namun hati,
jiwa dan pikirannya tetap terfokus pada Bianca, ah, bisa gila ia jika
terus-terusan seperti ini.
<><><><*********><><><>
No comments:
Post a Comment