“Awaaaasssssss…….!”
Seru Borneo mendorong Bianca secara tiba-tiba sampai Bianca terjatuh.
Bruuukkkkkkkkkkk…..!!!
“Borneo!”
Teriak Bianca histeris yang langsung berlari meraih Borneo yang tertabrak mobil
karena menyelamatkan dirinya.
Borneo
membuka matanya, “Lu baik-baik aja?”
Bianca
mengangguk, melihat ada banyak orang yang datang menghampirinya, Bianca terlihat
shock. “Lu juga baik-baik aja kan?” Tanya Bianca gugup.
Belden
tersenyum, Berusaha menenangkan Bianca yang terlihat sangat gugup, “Ya, Gua
baik!”
Namun,
tidak lama kemudian Borneo tak sadarkan diri.
“Borneo!”
Seru Bianca panic.
Ia
melihat lengan dan baju seragamnya penuh dengan darah. Rupanya kepala belden
terluka, ia takut, ia panik, ia gugup, “Borneo, bangun Bor!” Seru Bianca makin
histeris ia menggoyanbg-goyangkan badan Borneo, badan borneo tak kunjung
bergerak.
Borneo
segera dilarikan ke rumah sakit dengan bantuan orang-orang yang ada disana.
Semua
orang menonton dengan cemas.
<><><><*********><><><>
Bianca,
Bilvina and The Gank juga beberapa guru harap-harap cemas menunggu Borneo
sadar.
Bilvina
menghampiri Bianca, “Kalo terjadi apa-apa sama Borneo, lu liat nanti!”
Kata-kata
Bilvina barusan membuat dirinya terpojok, ia makin gugup dan merasa bersalah. Ia
terduduk karena merasa tak mampu lagi menopang tubuhnya, ia menangis menatap
lengan dan seragamnya yang penuh darah.
Belden
datang dan langsung membersihkan lengan Bianca.
“Semuanya
akan baik-baik saja kan?”
Belden
tersenyum, “Ya, semuanya akan baik-baik saja!” ia kemudian merangkul Bianca,
mencoba memberinya kehangatan.
Air
mata Bianca kian tak terbendung.
Beberapa
saat kemudian Dokter keluar dari ruangan Borneo, semua menyamambutnya penuh
tanya.
Sang
Dokter tersenyum kemudian menjelaskan bahwa kondisi Borneo baik-baik saja dan
tak ada yang perlu dikhawatirkan meski harus mengalami beberapa jahitan
dikepalanya.
Dokter
sudah mengijinkan mereka untuk menengok Borneo, semua langsung berhambur
menghampiri dan menyerang Borneo dengan berbagai pertanyaan.
Karena
kepalanya masih terasa berat, Borneo hanya menjawab seperlunya saja. Ketika
menyadari Bianca ada disana, borneo tersenyum, “Bianca!”
Bianca
membalas senyum Borneo dengan tersenyum juga.
“Kamu
baik-baik aja kan?”
Bianca
mengangguk, Bianca ingin bertanya, tapi Bilvina sudah terlebih dulu memenggal
pertanyaan Bianca “Ngapain juga kamu nanyain dia, yang sakit kan kamu!”
Rasa
bersalah Bianca kembali mengusik.
Borneo
tersenyum, “Bagi gua, yang paling penting ya Bianca!”
Bianca
menunduk sedih, ini semua gara-gara dirinya, andai saja ia tidak melamun ketika
berjalan, andai saja ia lebih memperhatikan sekelilingnya, ini semua pasti
terjadi. “Sorry Bor, gara-gara gua, lu jadi kayak gini!”
Borneo
tersenyum, “Jangan merasa bersalah gitu, udah jadi kewajiban gua lagi,
melindungi orang yang gua suka. Hmmm, justru gua akan lebih ngerasa bersalah
kalo ngebiarin lu celaka didepan mata gua!”
Belden
tidak suka suasana seperti ini, ia merasa tak berarti, ia merasa gagal jadi
satu-satunya orang yang bisa melindungi Bianca. Dan itu membuatnya frustasi.
<><><><*********><><><>
No comments:
Post a Comment