Pages

Saturday, 28 January 2012

Only You #25


“Awaaaasssssss…….!” Seru Borneo mendorong Bianca secara tiba-tiba sampai Bianca terjatuh.
Bruuukkkkkkkkkkk…..!!!
“Borneo!” Teriak Bianca histeris yang langsung berlari meraih Borneo yang tertabrak mobil karena menyelamatkan dirinya.
Borneo membuka matanya, “Lu baik-baik aja?”
Bianca mengangguk, melihat ada banyak orang yang datang menghampirinya, Bianca terlihat shock. “Lu juga baik-baik aja kan?” Tanya Bianca gugup.
Belden tersenyum, Berusaha menenangkan Bianca yang terlihat sangat gugup, “Ya, Gua baik!”
Namun, tidak lama kemudian Borneo tak sadarkan diri.
“Borneo!” Seru Bianca panic.
Ia melihat lengan dan baju seragamnya penuh dengan darah. Rupanya kepala belden terluka, ia takut, ia panik, ia gugup, “Borneo, bangun Bor!” Seru Bianca makin histeris ia menggoyanbg-goyangkan badan Borneo, badan borneo tak kunjung bergerak.
Borneo segera dilarikan ke rumah sakit dengan bantuan orang-orang yang ada disana.
Semua orang menonton dengan cemas.


<><><><*********><><><>

Bianca, Bilvina and The Gank juga beberapa guru harap-harap cemas menunggu Borneo sadar.
Bilvina menghampiri Bianca, “Kalo terjadi apa-apa sama Borneo, lu liat nanti!”
Kata-kata Bilvina barusan membuat dirinya terpojok, ia makin gugup dan merasa bersalah. Ia terduduk karena merasa tak mampu lagi menopang tubuhnya, ia menangis menatap lengan dan seragamnya yang penuh darah.
Belden datang dan langsung membersihkan lengan Bianca.
“Semuanya akan baik-baik saja kan?”
Belden tersenyum, “Ya, semuanya akan baik-baik saja!” ia kemudian merangkul Bianca, mencoba memberinya kehangatan.
Air mata Bianca kian tak terbendung.
Beberapa saat kemudian Dokter keluar dari ruangan Borneo, semua menyamambutnya penuh tanya.
Sang Dokter tersenyum kemudian menjelaskan bahwa kondisi Borneo baik-baik saja dan tak ada yang perlu dikhawatirkan meski harus mengalami beberapa jahitan dikepalanya.
Dokter sudah mengijinkan mereka untuk menengok Borneo, semua langsung berhambur menghampiri dan menyerang Borneo dengan berbagai pertanyaan.
Karena kepalanya masih terasa berat, Borneo hanya menjawab seperlunya saja. Ketika menyadari Bianca ada disana, borneo tersenyum, “Bianca!”
Bianca membalas senyum Borneo dengan tersenyum juga.
“Kamu baik-baik aja kan?”
Bianca mengangguk, Bianca ingin bertanya, tapi Bilvina sudah terlebih dulu memenggal pertanyaan Bianca “Ngapain juga kamu nanyain dia, yang sakit kan kamu!”
Rasa bersalah Bianca kembali mengusik.
Borneo tersenyum, “Bagi gua, yang paling penting ya Bianca!”
Bianca menunduk sedih, ini semua gara-gara dirinya, andai saja ia tidak melamun ketika berjalan, andai saja ia lebih memperhatikan sekelilingnya, ini semua pasti terjadi. “Sorry Bor, gara-gara gua, lu jadi kayak gini!”
Borneo tersenyum, “Jangan merasa bersalah gitu, udah jadi kewajiban gua lagi, melindungi orang yang gua suka. Hmmm, justru gua akan lebih ngerasa bersalah kalo ngebiarin lu celaka didepan mata gua!”
Belden tidak suka suasana seperti ini, ia merasa tak berarti, ia merasa gagal jadi satu-satunya orang yang bisa melindungi Bianca. Dan itu membuatnya frustasi.

<><><><*********><><><>

No comments:

Post a Comment