Pages

Tuesday, 11 October 2011

Aku dan Sheila On 7 "Alhamdulillah Yah, Sesuatu!"

Photo by Rio Pharaoh

Bubarnya ST12 membawa lamaunan gua terbang melayang kebeberapa tahun silam. Ya, masa-masa yang sulit buat gua, seluruh Sheilagank dan Sheila On 7 sendiri tentunya.
Yap masa- masa sulit itu benar-benar sulit. Andai saja kita tidak percaya, andai saja kita tidak kompak, andai saja kita berhenti membeli CD+Kaset Sheila On 7, andai saja kita tidak tetap meyakinkan Sheila On 7 bahwa kita ada dan harus tetap ada mewarnai dunia.
Yap, saat eksistensi Sheila On 7 diragukan, saat Sheila On 7 dianggap bubar dan tak mampu menelurkan karya-karya berkualitas (kata segelintir orang, dan jelas bukan saya. Mereka, segelintir orang itu, adalah orang-orang yang tidak benar-benar memahami music berkualitas, meskipun music itu soal rasa, tapi saya yakin Sheila On 7 hadir, ad, dan survive itu karena rasa yang istimewa).
Masa-masa sulit itu tidak hanya aku dengar dari mulut orang lain, tapi aku sendiri yang melihat, mendengar  dan merasakannya sendiri. Bahkan aku sempat sampai menangis gara-gara ada seorang teman yang menjelek-jelekan band kesayanganku terus menerus. Tidak hanya menganggap Sheila On 7 tidak berkualitas, tapi juga mengenggap Sheila On 7 perusak karena konon dia bilang mas-mas Sheila On 7 itu memakai narkoba (mungkin karena melihat tubuh mas-mas yang kurus kali ya!).
Akupun menangis saat keluargaku, terutama mama menentangku untuk membeli apapun yang berbau Sheila On 7. Karena beliau juga tidak menyukainya.
Apalagi saat ditinggal Mas Sakti dan Mas Anton. Aku merasakan masa-masa yang cukup berat. Bagaimana aku harus konsisten, sedang yang paling aku suka keluar dari bandnya. Ada pergolakan bathin. Ada kesedihan yang tak mampu digambarkan dengan mudah.
Namun akhirnya aku, aku menemui titik dimana aku merasa aku harus terus setia mendukung mas-mas yang “sederhana dalam sikap, kaya dalam karya”. Semakin mendengarkan lagu-lagu baru Sheila On 7 semakin aku tenggelam dan tidak ingin menyelamatkan diri. Dan itu yang membuat aku yakin, bahwa sampai kapanpun aku akan tetap menyukai lagu-lagu dan karya-karya Sheila On 7, gak peduli Sheila On 7 ada/tidak, gak peduli cibiran dimana-mana, gak peduli apapun juga, Sheila On 7 akan selalu jadi very best band bagi gua.
Aku memang tidak bergabung dengan komunitas Sheila Gank per wilayah. Mengingat aku yang suka nomaden. Tapi aku mencintai dan mengagumi Sheila On 7 seperti Sheila Gank layaknya, atau mungkin lebih. Sheila On 7 itu nafas, tanpanya aku tak mungkin bisa bertahan lama didunia ini. Terkesan berlebihan memang tapi inilah kenyatannya. “Tiada hari tanpa Sheila On 7”.
Meski aku tak menjadi bagian Sheila Gank wilayah. Tapi saya member asli Sheila Gank. Setiap 1 tahun sekali akupun rutin memperbaharui kartu member Sheila Gank ku. So, jangan menyebutku “Sheila Gank abal-abal”
Dan, seiring berjalannya waktu, akhirnya semua beban itu hilang, Sheila On 7 mampu menujukkan kualitasnya, mama yang tadinya tidak menyukai pun sekarang merespon dengan baik karya-karya mereka. Dan sahabaku yang dulu menjelek-jelekan Sheila On & mengakui kehebatannya dan bilang aku tak salah pilih idola.
Dan semuanya menjadi, “Alhamdulillah yah, SESUATU!

2 comments:

  1. tokai nih ...baca tulisan lu sakit mata

    ReplyDelete
  2. hehehe, udah dibetulin jenis hurufnya, semoga gak sakit mata lagi...
    bahasanya jangan kasar2 dong, blog ini yang baca kebanyakan remaja :(

    ReplyDelete