Sebab menulis adalah panggilan hidup. Aku menulis setiap hari tanpa berharap, tanpa putus asa. Ya, selama belum habis nafasku, tangan ini akan terus menari mengetik kata-kata. Namun, jika kamu menganggap tulisanku bukan bacaan, ya sudahlah namai saja sesukamu. Karena akupun menulis sesuka hatiku, aku berceloteh sekeenakku dan aku bercerita semauku. Selamat datang diduniaku… dunia kata yang tak pernah cukup untuk cinta dan rasa…!
Pages
Monday, 8 November 2010
PEMUJA RAHASIA BAG 5 (TERINSPIRASI DARI LAGU SHEILA ON 7 - ANUGERAH TERINDAH YANG PERNAH KUMILIKI )
“Melihat tawamu
Mendengar senandungmu
Terlihat jelas dimataku
Warna - warna indahmu”
Aku menatap cermin,
Aku terpana melihat cerminan Jiwa yang tak nyata berganti cahaya. Ahh, sepertinya cinta menyelimuti jiwa raga ini, hmm, betapa cinta kekuatannya luar biasa…
Tok… tok… tok…
Seseorang mengetuk pintu kamarku , membuyarkan lamunanku tentang cinta dan pesonanya yang maha dasyat…
Huh… Aku menghela nafas “ya sebentar..!” aku beranjak dari tempat dudukku kemudian membuka kunci kamar.
betapa kagetnya aku ketika melihat sesosok tubuh yang benar2 tak asing lagi, Bima… “Bima!” seruku penuh semangat.
Dia mengecup keningku…
rasanya seperti tersengat aliran listrik
“Sarapan manis untuk wanita termanisku!” serunya kemudian.
“Hmmm!” sungguh aku merasa jadi ratu sejagat…
aku melirik nampan yang dia bawa, segelas susu strawberry hangat, roti bakar selai strawberry dan ada setangkai bunga mawar yang baru merekah di nampan itu.. hmm, semua kesukaanku,
“Semua ini aku yang buat loohh…!! Khusus buat Kamu, sayangnya Aku..!” serunya manja, mukanya lucu. Dan akh, btapa renyah suaranya.
Aku mereguk susunya…
Uhookk… uhookk…
ada yang terasa aneh, atau mungkin Cuma perasaanku saja? entahlah, kalo dekat bima aku tidak bisa membedakan mana yang nyata mana yang mimpi.
“Kenapa sayang? Susunya enak kan?”
“Enak kok, enak!!!” seruku sambil mesam-mesem merem –melek memasang wajah seimut mungkin.
“Cepet habisin dong!”
“Mmmm, kayaknya kalo diminum berdua lebih enak deh!” aku menyerahkan gelas itu pada Bima, tangan kananya meraih gelasku, tangan kirinya mengelus rambutku..
Dia mereguk susu itu… Kemudian mengeluarkannya kembali dari mulutnya…
“uhok.. uhokk… uhookkk… susu asin gini Kamu bilang enak?” tanyanya menatapku, tatapannya penuh kasih sayang, ahh, membuat jantungku kalang kabut saja.
Aku hanya tersenyum menanggapi tatapan manis itu.
“Menatap langkahmu
Meratapi kisah hidupmu
Terlukis jelas bahwa hatimu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki”
“Dimakan dong rotinya!”
“Suapin…!” seruku manja…
“Aku bawa nampan, susah!”
Aku menggandeng lengannya menuju ruang keluarga. Dia meletakkan nampan dimeja, kemudian mulai menyuapiku..
Hmmm, benar2 roti bakar terenak yang pernah aku makan. karena, senyum Bima mampu menyihir roti yang biasa saja, jadi luar biasa.
“Kamu mau?” Dia menatapku kemudian tersenyum, akhhh…. Senyumnya mampu memporakporandakan keangkuhanku.
“Belai lembut jarimu
Sejuk tatap wajahmu
Hangat peluk janjimu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki 2x"
Bima mengelus pipiku lembut, membetulkan anak rambut yang menutupi telingaku. Mengecup telingaku lembut. Jujur, begidig aku dibuatnya. Tapi Aku tetap berusaha menikmati setiap sentuhannya.
Jantungku berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
Ahh, tidak-tidak, bukan dua kali tapi tiga kali lebih cepat dari biasanya.
Kalau dibayangkan mungkin seperti orang yang memiliki penyakit jantung, kemudian kumat, ahh, pokoknya rasanya tidak karuan, tidak menentu.
Dia menyentuh daguku, Aduh makin tak karuan rasanya. kemudian mendekatkan wajahnya ke wajahku,
Hufhhh, rasanya jantungku tidak berdetak, untuk bernafaspun rasanya sulit. Aku memegang jantungku, meyakinkan diri bahwa jantungku masih berada pada porosnya.
Kalo dia terus mendekat, bisa mati aku…
Tuhan tolonglah…
Dengan sisa tenaga yang ada, Aku sedikit membungkukkan tubuhku, Ia mengikuti langkahku
Haduhh… mesti gimana lagi nih? Aku panik, pipiku bersemu… Kata orang2 sih kalo pipiku bersemu aku kelihatan makin cantik… Ahhh, sekarang bukan saatnya membanggakan diri… Bodoh… bodoh… bodoh…
Aku menggigit bibirku, hmm, lagi2 kata orang kalo aku menggigit bibir seperti itu, aku makin seksi… Haduh parah… Kenapa saat seperti ini aku malah membanggakan diri… Benar2 bodoh…
Tuhan…
Tuhann…
Tuhan ...
apa yang mesti aku lakukan?
Wajahnya kian mendekat wajahku,
Gawat, aku bisa merasakan desah nafasnya. Aku kembali terbuaiii…
Dan, Blubbbhh….
Aku memasukan roti kemulutnya,
konyol.
Dia terlihat sedikit kaget, tak menyangka.
“Hehehehe! Sorry…!” seruku sambil menatap wajahnya dengan memasang wajah polos tanpa dosa.
Aku mengelus pipinya, “Kalo ketauan Ibu sama Ayah bisa dipecat kamu jadi calon mantu!”
Dia tersenyum kikuk, menatap mataku.
Ahhh, tatapan itu lagi2 menyihirku,
Dia memegang tanganku yang menyentuh pipinya, kemudian mengecup keningku. Hadoh, panas dingin rasanya.
“Kamu cantik!”
Pliz cukup, jangan puji2 Aku lagi, bisa2 Aku mati GR karenanya,
“Masa? Aku kan blom mandi, masih banyak ilernya!” Godaku berusaha mengontrol kesalahtingkahanku karena pujiannya.
Dia tersenyum kemudian mengacak rambut halusku, lalu mengecup keningku,
ahhh… betapa sensasinya luar biasa dihatiku.
“Mau kamu jelek, mau kamu jorok, mau kamu berantakan, mau kamu apa kek!”
Jiahhhhh…. Aku bangeeeettt tuuuhhh…..!
“Kamu tetep cantik dimata aku, karena kamu adalah anugerah terindah yang pernah kumiliki…!”
Owh My God… I’m veeeeeeeeerrrrrrrrrrryyyyyyyyyyyy haaaaaaaaapppppppyyyyyyyyyyyyyy Swear…….……..!!!
~@_@~
Label:
SONGLIT (PEMUJA RAHASIA)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment