Pages

Monday, 8 November 2010

PEMUJA RAHASIA BAG 6 (TERINSPIRASI DARI LAGU SHEILA ON 7 - SELAMAT TIDUR )


Aneh, semuanya aneh… Gak biasanya Bima seperti ini, kenapa dia jadi sangat pendiam? Dan gak biasanya dia ngajak Aku pulang disaat aku masih ada jam kuliah.

Hemmm, ada apa ini? Kenapa dia terlihat tak berkonsentrasi? Kenapa perasaankupun tidak enak? Apa yang sebenarnya terjadi? Batinku bertanya2.

“Bim, sebenernya kamu kenapa sih? Ada apa? Apa yang terjadi? Kenapa kamu kelihatannya gugup banget?” Bima tak mengeluarkan sepatah katapun, dia mengelus rambutku kemudian mengecup keningku dan kembali menyetir. Aku makin gusar, Bima tak seperti biasanya.

“Bim, kamu kenapa sih?” kembali aku mengulang kata2ku namun lagi2 tak ada jawaban, “Aku heran sama kamu? Kenapa aku tanya kamu gak jawab? Kamu marah sama aku? Aku punya salah sama kamu? Aku gak suka kalo kita diem2an gini, semuanya kan bisa dibicarain baik2, dari tadi perasaan aku gak enak, jangan nambah keruh suasana hati aku dong!”

Bima menghentikan mobil mendadak, menatapku dengan tatapan yang akupun tak bisa menjabarkannya. sedang marah atau sedang benci.… “Susah aku ngejelasinnya, nanti setelah dirumah kamu juga akan tau?” serunya lembut.

“Ada apa sih? Kayaknya kamu serius banget…?”

Bima melanjutkan laju mobilnya, tanpa ada sepatah katapun keluar dari mulutnya…

Aku berusaha mengontrol rasa ingin tahuku dan berusaha memahami Bima. Hmmm, tapi, jujur aku paling tidak suka kondisi seperti ini.
Tuhan ada apa sebenarnya? kenapa jantungku bedetak cepat? Kenapa pula Darahku bergejolak hebat? Rasanya aku ingin menangis keras, tapi aku benar2 tak tahu apa yang harus kutangisi…

Hufh, mohon Tuhan lancarkanlah hariku, berilah kemudahan untukku agar aku bisa melewati hari ini dengan baik…

~@_@~

Sesampainya dirumah…

Ada apa ini? Kenapa ada banyak orang? Kenapa ketika aku datang semua orang menatapku dengan tatapan yang sama. PRIHATIN. Tuhan tolong beri penjelasan…

Kenapa di depan rumah ada bendera kuning? Apa yang sebenarnya terjadi? Aku menggenggam erat lengan Bima, aku masih tak mengerti dengan semua ini?

Aku memasuki rumah, rumahku penuh dengan suara isak tangis dan orang yang sedang membaca ayat suci Al-Qur’an, surah yassin lebih tepatnya. Aku masih tak percaya dengan apa yang aku dengar…

Aku mencubit lenganku sendiri, berusaha meyakinkanku bahwa ini benar2 nyata… Bukan mimpi apalagi ilusi… Aku melepaskan pegangan tanganku, Aku berlari menghampiri kerumunan orang. Menyadari aku datang, orang2 memberikan aku jalan…

Dan…….

Ini pasti mimpi…

Ini pasti mimpi…

Batinku berusaha menghibur.

Butiran2 bening menetes dari mataku, Dengan tenaga yang masih tersisa aku mendekat, makin mendekat… Kak Adam memelukku sambil menangis, Aku berusaha menegarkan diriku,

Aku masih yakin bahwa ini hanyalah mimpi…

Ya, pasti mimipi…

Mimpi yang hanya bersifat sementara.

“Kak, ini pasti mimpi kan?” Bisikku pada kak Adam…

Entahlah, aku tak tau apa yang kurasakan saat ini, semuanya terasa hitam, kelam, dan mengambang. Aku seperti mayat hidup. Meskipun aku berusaha menegarkan diri, namun air mata ini tak tertahankan… Ia menetes sekeenaknya saja.

Kak adam tak menjawab, dia hanya memeluku erat.

Aku melepaskan pelukannya kemudian berjongkok, Mencoba mengelus sesosok tubuh yang terbujur kaku yang tubuhnya telah terbungkus kain kafan kecuali mukanya. Air mataku kian membanjir… “Bu, bangun Bu, bangun…!!! Ibu becanda kan? Ibu pura2 kan?” aku memegang kepala ibu, ada yang terasa lunak, kutatap apa yang sedang kusentuh, darah segar kulihat mengotori kain kafan ibu… “iiiiiiiiiibbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu….. “ aku membathin, sekarang aku benar2 yakin ini bukan mimpi… Aku tak punya alasan menganggap semua ini hanya mimpi lagi.

Aku kembali berusaha menegarkan diriku, berusaha menerima kenyataan ini karena aku tau bahwasannya sesuatu yang paling pasti diantara ketidakpastian adalah kematian. Dan kematiaan itu bisa datang kapan dan dimana saja tanpa ada yang menyangka tanpa ada yang mengira.

Kalau ditanya bagaimanakah perasaanku sekarang… Hmm, semuanya sulit sekali dijabarkan. Mungkin hanya air mata ini yang mampu memahami aku sekarang…

Ayah memelukku berusaha menenangkanku…… “Sabar nak, sabar….!!! Sabar…..!!!!”

Aku melepaskan pelukan Ayah, aku menatap matanya, kuhapus butir2 air mata yang ada diwajahnya…. Aku tersenyum pada ayah… “Ayah, jangan nangis, Nay yakin ini pasti yang terbaik untuk Ibu, untuk ayah, untuk kak adam juga untuk Nay. Tuhan pasti tau yang terbaik untuk kita…! Nay yakin selalu ada hikmah dibalik semua ini!” seruku dengan air mata yang sebenarnya benar2 kutahan… tapi akh, dia tetap saja ngotot menetes.

Ayah memelukku lagi…

“Karena Tuhan sayang Ibu, Dia ingin Ibu dekat dengannya!” seruku sambil menatap kain kafan Ibu yang berlumuran darah.
Kak Adam pun ikut memelukku. Biasanya aku senang dipeluk seperti ini, biasanya aku menemukan kehangatan… Namun sekarang…? Akhhh, entahlah…

Aku mengusap2 pipi Ibu penuh kasih sayang. Surah yassin makin menggema ditelinga, ingin rasanya aku menjerit, meronta2, menangisi kepergian ibu… tapi, akh, aku tak mau melihat ayah dan kakakku makin sedih, aku tak mau terlihat lemah dihadapan mereka.
Aku melepaskan pelukan mereka, Aku mengelus2 pipi ibu yang pucat pasi penuh kasih sayang…. Aku membaringkan kepalaku tepat di sebelah kepala Ibu, masih terus mengelus2 pipinya…


“Waktunya padamkan bara
Setelah lelah bekerja

Waktunya pejamkan mata
Dan tiada lagi berkata

Selamat tidur…
Selamat tidur….”


SELAMAT TIDUR… yap, lagu Sheila On 7 itu kunyanyikan untuk ibu, untuk terakhir kalinya, Lagu itu sangat bersejarah dalam hidupku, Sejak 6 tahun yang lalu, Sebelum tidur aku selalu memaksa Ibu atau Ayah u/ menyanyikan lagu itu sambil mengelus rambutku, atau kalau tidak aku tak akan bisa tidur.

Aku menyapu wajah2 disekelilingku dengan tatapan sekilas, terlihat air mata membasahi pipi mereka. Mereka makin menatapku PRIHATIN.

Aku menghela nafas… “sebaiknya Ibu dikebumikan sekarang, kasian!” bisikku pelan………

Aku menutup mataku… Mencoba menetralkan kesedihanku, “Selamat tidur bu, selamat jalan…! Kuharap ibu bahagia…!!! Do’aku menyertai perjalananmu Bu…!” aku kembali membatin.

Tiba2 adzan Ashar berkumandang, aku menatap langit2…

Kulihat Tuhan tersenyum padaku…

Ada keindahan yang tersirat disana…

“Tuhan, jaga ibuku ya, tempatkan dia di tempat yang kau ridhoi bersama orang2 shaleh yap!” kembali bathinku berbicara.

Hhhmmmppphhh…..

Semuanya terlalu sulit untuk kujabarkan….

1 hal yang kutahu, Tuhan selalu berikan yang terbaik untukku…

~@_@~

No comments:

Post a Comment