Pages

Monday, 8 November 2010

PEMUJA RAHASIA BAG 4 (TERINSPIRASI DARI LAGU SHEILA ON 7 - JALAN TERUS )


“hidup memang tak semudah
waktu kita muda dulu
panas dingin tak bisa diterka
strategi hidup bertahan
dari seleksi sang alam
hidup memang tak seindah
waktu kita muda dulu
umur terindah pasti kan berlalu
strategi hidup bertahan
dari seleksi sang alam
panas dingin tak bisa diterka
panas dingin tak bisa diterka”


hmmpphh, hidup…

setiap orang punya cara masing2 untuk bertahan, setiap orng punya kehidupan sendiri2, punya masalah sendiri2, kebahagiaaan sendiri2.

seperti aku dengan Mr. B, dua sahabatku ( Khaylila yang kaya, cantik, baik namun keluarganya tak bahagia (orangtuanya selalu sibuk bekerja) atau Sephia yang pinter, namun selalu dirundung kesulitan ekonomi).

Hidup emang kadang kejam, tak berprasaan, penuh gejolak, keras dan akhh, sulit dimengerti.
Setiap orang yang hidup pasti memiliki beban bathin yang harus ditanggung.

Hmmm, awalnya semua orang tampak tak bercacat. Tapi taukah kau bahwa orang2 menyimpan rasa pedih dan sakitnya dibalik penampilan luarnya yang tenang.

Kalo kamu merasa hidup ini, ngehe…

Ingat, KAMU TIDAK SENDIRI… karena setiap manusia mengalami itu.

Ah, bagiku gak penting pengalaman hidup siapa yang paling menyakitkan. Yang paling penting adalah gimana kita jadi temen yang baik, yang bisa bantu temennya yang sedang mengalami masalah.
Karena kehidupan orang lainlah yang ngebuka mata kita pada sesuatu yang lebih besar, lebih jauh dan lebih dalam setiap harinya.

Ya, pelajaran hidup yang gak ada di sekolah, pelajaran hidup yang hanya aku pelajari dari mendengar, melihat dan merasa dari pribadi2 yang ada di sekelilingku.

Hmmppphh…

Aku menghela nafas, kemudian menatap bola mata Sephia yang tersaput kabut tipis yang membuatnya terlihat misterius, tak bisa ditembus seperti kebanyakan orang yang biasa dianggap jendela jiwa. Mungkin matanya tak berjendela, hmm, mata itu mungkin sebuah ruang kosong yang tertutup rapat oleh tembok2 tanpa jendela.

Aku dan khaylila memegang pundak sephia, berusaha menguatkannya,
“Sabar!” seru kami hampir bersamaan.

Ia menyapu kami dengan pandangan sekilas, ia menunduk kemudian menghela nafas. Suaranya seperti senandung lirih yang menembus lubuk jiwaku…

“Hmmm, sampai kapan…!!! Sampai Ibu mati karena dipukuli bapak, sampai adikku harus menanggung beban berat seperti aku, atau sampai aku jadi pelacur karena tidak bisa lagi melunasi hutang2 keluargaku. Hmmm, sudah sangat bosan aku mendengar kata2 itu!” air matanya menetes…

Aku dan Khaylila tak bisa berkata apa2, kami hanya bisa memeluknya, mencoba merasakan apa yang dia rasakan.

“ tapi apapun yang terjadi
akan kujalani
akan kuhadapi dengan segenap hati
walau ku terluka
memang ku terluka
tak pernah ku lari dari semua ini
belum waktunya kita berhenti
jangan cepat puas kawan
bekerja dan terus bekerja
hingga saat kita tak berguna lagi”

“Tapi, Aku gak punya alas an buat nyerah sama keadaan ini, belum maktunya aku berhenti, belum waktunya aku nyerah, belum waktunya aku puas dengan pa yang Tuhan kasih… ya, karena nyerah Cuma bisa nambah luka sukma aja, karena nyerah gak bisa bikin bapa sadar, gak bisa bikin ibu dan adikku bahagia, dan yang paling utama nyerah gak bisa bantu bayar spp aku!”

“Iya nyerah Cuma bikin kita jadi pecundang, manusia lemah, letoy dan gak berguna!”

Aku mengangguk2kan kepalaku. “Ya… yakinlah semuanya indah pada waktunya, kayak aku dan bima…! Hehehe… “

“Ukhmm… cie-cie!” seru kedua sahabatku hampir bersamaan sambil melirikku dengan tatapan menggoda.

Aku tersipu.

“Ukhm, harusnya ada gratisan nih!”

“Iya nih, perayaan napah…!”

Aku tersenyum…

Hmmppph…

Lega rasanya melihat mereka kembali berpijar dan bersinar lagi.

“Hmm, boleh.. boleh…!” aku mengangguk2kan kepala… “Mau apa? Bakso sebiji ato the botol setengah gelas?!!! Khehehehe…!”

“Jiahhhhhh……………………………!!!” seru kedua sahabatku kompak.

aku hanya menangapinya dengan senyum andalanku (lagi-lagi nyengir kuda)

Hhhmmmppphhh…..

Bahagia sekali rasanya punya sahabat yang mau diajak susah.

~@_@~

No comments:

Post a Comment