Pages

Tuesday 18 January 2011

PEMUJA RAHASIA BAG 7 (TERINSPIRASI DARI LAGU SHEILA ON 7 - BERHENTI BERHARAP)


Apa yang aku liat kali ini benar2 tak masuk akal dan tak pernah aku banyangkan sebelumnya.

Hmmmppphhh………

Rasanya hatiku seperti dihantam badai besar sedahsyat  tsunami.

Semuanya kelam, gelap, menyakitkan dan tak bisa digambarkan dengan mudah.

Rasanya bahkan lebih menyakitkan dari menjadi pemuja rahasia dan memendam cinta selama bertahun2.

Aku benar2 tak menyangka teman dan kekasih terbaikku tega menusuk aku dari belakang. Dengan mata kepalaku sendiri aku melihat bima tidur dipangkuan Disya (sahabat semasa SMP), mereka bercengkrama, penuh canda dan tawa. Hanya ada 1 kata yang mampu melukiskan keadaan saat ini, BAHAGIA. Ya, hanya ada bahagia disetiap hembusan nafas mereka.

Rasanya aku ingin melabrak mereka, kemudian menampar disya dan menonjok Bima seperti yang sering terjadi disinetron2 saat sang tokoh utama dikhianati kekasih yang amat dicintainya. Tapi akhhh, tidakkkk… aku bukan tipikal orang yang seperti itu. Ya, meskipun mereka dengan sangat tega menyakiti hatiku, tapi aku gak mau semuanya berakhir dengan keributan. Karena bagaimanapun juga Disya pernah jadi bagian dari hidupku, jadi orang yang bener2 mengerti dan memahami aku, jadi sahabat terbaikku. Yap, begitu pula dengan bima, beberapa bulan terakhir ini bersama bima aku merasa menjadi orang paling bahagia didunia ini.

Biar, biar kesalahan mereka Tuhan yang membalasnya.

Hmmmpphhh,

Sakit memang menerima kenyataaan bahwasannya bima dan disya yang amat sangat kucinta dan kupercayai sangat tega bermain api dibelakangku seperti ini. Tapi Akh, menyesali apa yang terjadi itu memang tak berguna, hanya menambah luka sukma saja.

Aku menghela nafas sedalam2nya, mencoba meredam kesedihan, kegundahan dan air mata ini, berusaha mengumpulkansemua nyali, dan kekuatanku. Memberanikan diri melangkahkan kaki kemudian berdiri dihadapan mereka tanpa sedikitpun keraguan.

Menyadari kehadiranku, mereka terlihat begitu salah tingkah. Dan kesalah tingkahan mereka itu membuat hatiku kian sakit. Sakit, sakittttt sekali…..

Kusapu wajah mereka dengan tatapan senormal mungkin, kulihat rasa takut & rasa cemas berbaur jadi satu diwajah mereka.

Aku memeluk disya, tindakan yang benar2 disya tak menyangkanya… aku melepaskan pelukannya, kemudian menyerahkan kado yang kupegang padanya, “aku cuma mau ngucapin, happy b’day,  hope you always happy, forever…!” Aku tersenyum, seolah tak terjadi apa2. “Sorry ya, aku ganggu kebahagiaan kalian!”

Disya makin terlihat, gugup, bingung, linglung dan salah tingkah, begitu juga bima, kduanya terlihat seperti Kucing kehilangan ikannya. “Aku balik yap…!!!” seruku masih berusaha senormal mungkin lengkap dengan senyum kepalsuan, kemudian berlalu meninggalkan mereka dengan santai seolah2 tak pernah terjadi apa2. Sumpah saat ini aku muak sekali dengan sikapku yang sebenarnya sangat menyakiti hati ini.  Arrrrggggghhhhh………..

“Sayang Tunggu!” Bima mengejarku, kemudian menggenggam lenganku erat.

Akh, aku benar2 benci situasi seperti ini, ini hanya membuatku jadi  manusia lemah dan tak berdaya. Aku membalikan tubuhku masih dengan senyum palsu,

“semuanya hanya salah paham, tolong kasih aku kesempatan u/ ngejelasin semua ini!”

“Kesempatan? Heh, “ aku tertawa dalam kpahitan “kamu mau bohongin aku lagi? Kejadian tadi udah ngebuktiin keseriusan kamu sama aku bim, pliz jangan bikin aku makin sakit…!”

Dia memelukku dan bodohnya aku membiarkanya karena jujur, pelukannya membuat aku merasa lebih tenang.

“Kau ajarkan aku bahagia
Kau ajarkan aku derita
Kau tunjukkan aku bahagia
Kau tunjukkan aku derita
Kau berikan aku bahagia Kau berikan aku derita…”

“Pliz maafin aku, aku cinta kamu!”

“Cinta…!!! Hahaha.., lucu kamu bim, kalo kamu cinta, kamu gak akan mungkin khianatin kepercayaan Aku…!!!”

Arrrrgggghhhh… sial…. Air mataku malah menetes….

“Bodoh yah aku, aku dengan setia mencintai, menunggu dan menjadi pemuja rahasia laki2 yang bergunta-ganti wanita seperti ganti baju dan  percaya hanya ada aku dihati kamu… hiks…. Hiksss… aku bodoh bim, bodoh….hiks… hiks… hikssss….!!!”

Bima mengunciku dengan sebuah ciuman, mesra dan penuh kehangatan, menelusuri setiap rongga dalam mulutku.

Tuhan, makin sakit rasanya hati ini, sungguh semuanya terlalu berat untukku…

“Maaf telah membuatmu sakit, tapi aku benar2 cinta kamu, pliz maafin aku, aku janji ini yang terakhir, aku benar2 menyesal telah mengkhianati kamu!” serunya usai menciumku.

Kalo boleh jujur direlung hatiku yang paling dalam masih tersisa celah untuk memaafkannya, tapi akh, jika ingat pengkhianatannya, aku benar2 tak terima.

Aku melepaskan pelukannya, menghapus air mataku sendiri, menghela nafas yang sama panjangnya seperti tadi, “Sakit ini, sedih ini, dan luka hati ini memang konsekuensi logis karena dengan bodohnya aku mencintai kamu, aku gak bisa sama kamu lagi, kamu tau rasanya melihat kejadian tadi? Gak bisa tergambarkan dengan mudah bim, aku hanya bisa berharap semoga aku yang terakhir kamu sakiti hatinya!”

Bima memegang kedua lenganku erat, “Nay, plliizzz maafin aku… aku janji ini benar2 yang terakhir… aku mencintai kamu, dan aku belum belajar hidup tanpa kamu!”

Aku melepaskan pegangannya, kemudian mengelus pipinya lembut, “Kamu mesti tau bim… Aku ambil keputusan ini, karena aku benar2 mencintai kamu… semuanya berakhir,            TITIK…!!!” seruku yang kemudian berlalu meninggalkan bima dengan rasa sakit yang luar biasa…

“Aku pulang….
Tanpa dendam….
Ku terima kekalahanku…
Aku pulang…
Tanpa dendam…
Kusalut kan kemenanganmu…”

Setelah kurasa jauh dari pandangan bima, aku menghentikan motorku, aku duduk di trotoar jalan… “AAAAAARRRRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH…………………” teriakku

Aku menangis sejadi2nya, menumpahkan semuanya, bebanku, kegundahanku, kesedihanku. Ya, semuanya tumpah ruah dalam satu tangisan….

Hmmmppp, rasanya saat ini hanya air mata yang benar2  mampu memahami aku….

Hmmm, akhirnya kisah si PEMUJA RAHASIA ini berakhir. Dan semuanya tetap sama. Upik Abu masih tetap jadi upik abu. Dan hatiku tetap lebam merana diayun duka, dinina bobokan kesedihan dan tersia2 begitu saja.

Hanya titik…

Hanya kosong…

Aku telah jatuh, tanpa daya….

Hiks…..


                                                                           ~@_@~


Hmmm, bagaimanakah kelanjutan kisahnya? Akankah Naya terus berkubang dijurang kesedihan, atau kembali pada Bima yang kini benar2 mencintainya?
Hmmm, denger2  Naya mau jalan2 ke desa cari ibu baru,bagaimanakah perjalanannya? Berhasilkah? Atau… hmmm….
Tunggu kelanjutannya d toko2 buku kesayangan kalian…
Do’akan semoga semuanya berjalan lancar dan cepat selesai…



Salam manis penuh kehangatan,



JOEY ANDREA (J.A)