Pages

Wednesday, 13 June 2012

SKY #24


Chriska membaringkan tubuhnya dipangkuan Catra yang sedang asik menonton berita olahraga. Ia merasa lelah dengan beberapa masalah yang beberapa bulan ini bertubi-tubi menyerangnya.
“Kenapa lu gak bilang kalo Cantika sering cemburu sama gua?” tanyanya penuh lelah.
Catra menatap Criska, “Apa kalo gua bilang semua masalah akan jadi lebih baik?” ia balik bertanya.
Chriska menghela nafas, “Ya nggak juga, tapi setidaknya…!”
Belum sempat Chriska melanjutkan kata-katanya, Catra sudah lebih dulu memotong ucapanya, “Setidaknya apa? Setidaknya lu bisa ngejauh dari gua?”
Chriska tersenyum, namun wajahnya sama sekali tidak menampakkan bahagia.
“Jangat terlalu mikirin dia, dia lagi serba sensitive!”
“Lain kali kalo gua minta tolong sama lu, terus lu lagi sama dia, lu jangan tolongin gua?”
“Mana bisa gitu?”
Chriska diam, ia tak menjawab pertanyaan Catra, entah tertidur betulan atau pura-pura tidur, hanya dia dan Tuhan yang tau.
Catra mengelus rambut perempuan yang sudah dianggapnya sebagai adik itu lembut. “Kelak, semuanya akan berakhir!” bisiknya tepat ditelinga Chriska.
“Haaaayyyoooo… ngapain luuu!” Chepy datang tiba-tiba dan langsung salah paham.
Catra yang selalu tenang dan diplomatis tetap mengelus rambut Chriska. “Gua Cuma nyoba kasih dia kekuatan dan kehangatan sebagai seorang kakak!”
Tak lama, Chikopun datang menghampiri mereka, “Ahhh, keenakan tuh Chriska!” Chiko iseng mendorong tubuh Chriska sampai jatuh tersungkur kelantai.
Chriska bangun, “Ya ampun, gak bisa apa kasih gua sedikit aja ketenangan, masalah gua tuh lagi numpuk, gak bisa apa lu care sedikit sama gua?” serunya sambil melirik tajam Chiko. Dia memang pengganggu kelas kakap.
“Emang bisa sebuah masalah kelar, Cuma gara-gara lu tidur dipangkuan seseorang. Hmmm, jangan gunain kesempatan dalam kesempitan deh!” Goda Chiko.
“Udah jangan berantem, gak ada gunanya, malah bikin capek!” Chepi melerai.
Chriska dan Chiko saling menatap, tatapan mereka saling bertanya dan saling mengisyaratkan, “Tumben Chepi bener, salah minum obat kali ya?”
“Hmmmmm, gua mau minta tolong nih!”
Jiiiiaaaaahhhhh, bener karena ada maunya ternyata.
“Boleh kan?”
“Kita bilang nggak juga pasti lu maksa!” seru Chriska dan Chiko kompak, sedang Catra hanya menanggapinya dengan tersenyum.
“Kemaren bokap-nyokap gua dateng kesini, ngobrol sama bunda, mereka katanya lelah jadi penipu, mereka mau nyerahin diri, mereka nitip adek kembar gua ke bunda, tapi lu semua tahu sendiri kan gua sama bunda mau ngurus capang kafe Catra yang disemarang, gua sama bunda nggak mungkin bawa mereka!”
“Jadi intinya lu minta kita jagain mereka?” Chriska mencoba menebak arah pembicaraan Chepi yang terlalu berbelit.
Chepi tersenyum, “Tepat! Adek-adek gua mesti sekolah, mereka kagak bisa gua ajak, gimana? Mau kan?”
“Kalo gua siy oke aja, lagipula mereka kan udah SMP, udah bisa jaga dan bawa diri masing-masing, Catra juga pasti gitu, iya kan Cat?” Catra mengangguk, “Tapi gak tau tuh si brondong?” semuanya menoreh kea rah Chiko.
 “Gua?” Chiko menunjuk dirinya sendiri, semuanya mengangguk “Asal mereka kagak rusuh dan cengeng, gua juga setuju!”.
Keempatnya saling menatap dan saling melempar senyum, lega rasanya punya orang yang bisa diajak berbagi tidak hanya saat senang.

<><><><*********><><><>

No comments:

Post a Comment