Pages

Friday, 26 August 2011

RINDU MENANGGUNG DUKA (SAAT MENCINTAI MEMBUTAKAN MATA, HATI DAN JIWA MANUSIA)


Memandang bulan purnama menjadi kebiasaan Melati saat ini. Hal ini dia lakukan semenjak meninggalnya Faris, kekasihnya. Hidup Faris berakhir ketika 3 butir peluru menembus dadanya. Tragis. Berita duka itu Melati dapatkan dari televisi.

Waktu menunjukkan pukul 23:15 WIB. Suara jam terdengar begitu nyaring karena suasananya yang senyap, bunyinya seirama dengan detak jantung Melati.

Hmmm, Ketika Faris masih hidup, setiap purnama tepat jam 23:15 WIB seperti ini, Melati biasa mendengar siulan seperti suara burung, itu adalah siulan Faris yang mengisyaratkan kepada kekasihnya bahwa dia telah datang dan sedang menunggu dikerumunan pohon pisang didepan rumahnya. Dan tanpa pikir panjang lagi, Melati langsung membuka pintu untuk mempersilahkan Faris masuk kerumahnya. Lalu dia memberi kecupan yang mesra penuh kehangatan, lidah keduanya saling memberi, saling membagi. Keduanya terlibat dalam kemesraan selama dua atau tiga jam
Namun kini semuanya telah berakhir, tak ada ciuman mesra, tak ada keintiman, tak ada siulan, tak ada senyuman. Semuanya terasa hambar, mengambang dan kelam.

Melati duduk diberanda rumahnya, sorot matanya menerawang kelangit, mencoba menembus batas pandangan. Angin bertiup kencang membentur wajah dan tubuhnya, dia membiarkan saja.

Melati menitikan air mata, mukanya mendongak menatap bulan, bulan yang selalu jadi saksi pertemuannya dengan Faris. Dan bulan pulalah yang sekarang menjadi saksi kesendiriannya.

Dia teringat pertemuan terakhirnya dengan Faris. Ketika itu dia dapati Faris diambang pintu berlumuran darah. Tentu saja Melati kaget, baru kali ini ia dapati Faris dalam kondisi seperti ini. Tanpa disuruh, Faris nyelonong masuk.

Dia berbaring dikursi panjang yang ada diruang tamu. Dia mulai meringis kesakitan, bahkan sesekali meraung2. Darah mengucur dihapir semua bagian tubuhnya. Tentu saja Melati panic dibuatnya.

“Gimana ini mas? Apa yang harus Melati lakukan???” Melati tampak seperti orang bodoh.

“Tolong obati aku dik! Bersihkan lukaku dengan air hangat, olesi dengan obat luka, lalu balut!”

Melati mengangguk2an kepalanya kemudian mengikuti apa yang diperintahkan kekasihnya. Dengan cekatan dia mengambil sebaskom air, obat2an dan perban. Seperti seorang perawat Melati mengobati luka2 ditubuh Faris dengan penuh kasih sayang.

Akhirnya, Faris merasa lebih tenang, luka2nya tidak lagi mengeluarkan darah. Dan rasa sakitnyapun berkurang.
“Apa yang sebenarnya terjadi mas?” Tanya Melati cemas

“Malam ini aku sial, dik. Aku dikeroyok warga, untung aku bisa meloloskan diri, Cuma sayang, lengan dan punggungku kena bacokan. Hmmm, entah bagaimana nasib temanku, si Mail sekarang. Mungkin dia sudah hangus dibakar warga.
Melati menghela nafas dalam. Dilatunkannya istighfar berkali2 didalam hati.

“Itulah yang selalu aku khawatirkan mas, aku takut suatu saat nanti mas tertangkap warga, lalu dipukuli ramai2, kemudian dibakar hidup2 atau mati ditembak polisi. Sekali lagi aku minta mas berhenti, mas tinggalkan profesi ini, aku lebih suka mas punya sedikit uang tetapi jadi orang baik2 daripada mas punya banyak uang berlimpah tetapi hasil merampok!”

Faris memegang kemudian mengusap2 lengan Melati, “Melati sayang, zaman sekarang, cari uang jangankan yang halal, yang harampun susah, cari uang dengan cara seperti ini memang nyawa taruhannya, tapi kalau berhasil kan punya banyak uang. Kita bisa beli apa saja yang kita mau, dan yang paling penting, kamu bisa lulus kuliah, itu kan yang bapak dan ibu kamu pesen sebelum mereka meninggal dunia?”

“Tapi hidup mas gak akan bisa tenang selamanya, mas gak takut di tembak polisi atau dikeroyok warga??!”
“Ini konsekuensi logis dari profesiku!” Faris mengelus pipi melati. “dan kalaupun aku dikeroyok atau ditangkap polisi berarti nasibku lagi jelek!”

Dan perdebatan itupun berlanjut. Semakin lama semakin sengit, yang satu tak mau kalah dari yang lainnya. Lama mereka berdebat hingga akhirnya mereka berhenti juga. Bukan, bukan karena mereka telah berhasil menarik kesimpulan. Tetapi karena mereka merasaa bosan beradu mulut.

Malam ini Faris memutuskan untuk tidak keluar, dia merasa tubuhnya terlalu lemah untuk berpergian. Selama sehari penuh Faris meringkuk istirahat dirumah Melati. Sembunyi dikamar belakang. Dan selama itu pula tanpa ragu2 Melati melayani semua keperluan Faris. Sesekali mereka bercumbu, saling memberi kehangatan.

Waktu terasa cepat berlalu. Tengah malam kembali datang. Faris bersiap2 untuk pergi. Sesungguhnya berat bagi keduanya untuk melepas. Tetapi Faris harus tetap pergi, ia tak mau keberadaannya terendus oleh siapapun, ia juga tak mau kalau wanita yang amat sangat dicintainya terjerat kedalam masalahnya.

Melati mengiringi kepergian Faris dengan isak tangis, “Mas yakin akan pergi???”

Faris mengangguk, “Semuanya demi keselamatan kamu, sayang!” seru Faris kemudian mengecup kening Melati lalu menghapus air matanya, “Jangan khawatir, aku akan baik2 saja!”

Faris melangkahkan kakinya keluar, dan hilang direrimbunan pepohonan. Tinggal Melati sendiri diambang pintu mengiringi kepergian kekasihnya.

Untuk selanjutnya seperti biasa, melati harus menanggung rindu hingga purnama bulan depan tiba. Huuuufffhhh, berat sekali rasanya.

                                                                    ************

1 bulan telah berlalu, purnamapun telah datang kembali.

Bahagianya melihat cahaya purnama dengan rona jingganya yang malu2.

Pukul 23:15 WIB, telah berlalu…

Tak juga ada siulan.

satu jam berlalu, dua jam, tiga jam, empat jam, lima jam dan seterusnya, Melati menunggu,. Namun Faris tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Melati mulai resah. Kemana mas Faris Ya Allah? Tanda Tanya selalu memenuhi kepalanya, sudah hilangkah luka2 yang ada dipunggung dan lengannya, sudah sembuh betulkah dia yang sekarang entah dmana? Atau justru dia sedang berbaring mengerang menahan sakit dan tak ada seorangpun yang mengurusi? Hmmm, atau jangan2 Mas Faris sudah meninggal karena di tembak atau dihakimi warga karena ketahuan mencuri?

Entahlah, Melati begidik dibuatnya. Kembali ia lantunkan istighfar berkali2 didalam hatinya. “Aku harus menghilangkan pikiran2 buruk dari kepalaku. Aku harus mendo’akannya, meskipun sekarang dia bukan orang baik2, tapi dia begitu berarti untukku!”

Untuk menghilangkan pikirannya yang kacau, Melati menyalakan TV.

Perhatiannya langsung tertuju pada berita pagi yang disiarkan salah satu stasiun TV. Menurut si pembawa berita :
“Tadi malam, seorang laki2 berumur 27 tahun, menemui ajalnya karena ditembak oleh satuan polisi dari polres Jakarta selatan, lelaki tersebut terpaksa ditembak karena ketika hendak ditangkap dia berusaha melarikan diri. Setelah diberikan tembakan peringatan, lelaki yang berinisial FH itu tidak juga menghentikan langkahnya, dengan terpaksa polisi melepaskan tiga buah peluru ketubuh lelaki tersebut hingga menembus dadanya. FH mati ditempat kejadian. FH adalah seorang buronan kelas kakap. Telah belasan kali dia melakukan perampokan di perumahan elit dan toko emas, juga perampasan nasabah bank. Berikut liputannya!”

FH? Mungkinkah Faris Hamzah? Melati menghela nafas. Berat.

Dilayar kaca terlihat jelas seorang laki2 dengan mata yang masih terbuka disemak2 , dikerubungi oleh belasan polisi. Dan Melati begitu mengenal sosok yang tergeletak itu, ya, tidak salah lagi, dia benar2 Mas Faris, Mas Faris yang Melati cintai, Mas Faris calon suaminya, Mas Faris belahan jiwanya.

Mendengar berita itu Melati lemas, tak ada daya, tak punya upaya. Ia terjatuh kelantai. Dan kemudia Melati tak sadarkan diri. Tak ada seorangpun yang tau Melati pingsan hingga akhirnya dia terbangun kembali dengan sendirinya.

Melati menangis, meraung2, menjerit2, meronta2 seperti anak kecil yang meminta dibelikan mainan. Suara melati terdengar keras dan jelas kemana2, hingga mengagetkan para tetangga. Semua tetangga dan orang2 yang mendengar berlarian menuju rumah Melati. Dalam waktu sekejap, rumah Melati penuh, sesak.

“Ada apa neng Melati?”

“Iya ada apa? Bikin kaget orang saja?”

Mereka silih berganti bertanya2 pada Melati, tetapi dia tak menjawab. Dia tetap menangis meraung2. Salah seorang dari mereka mengambilkan air minum, lalu meminumkannya pada Melati. Beberapa orang lalu membopong melati ke kamar. Dibaringkannya diatas ranjang.

Lambat laun Melati mulai tenang. Dengan suaranya yang lembut, pak RT yang sudah tua mulai bertanya pada Melati.

“Neng Mel, kita semua kaget kenapa tiba2 neng nangis menjerit2 seperti itu. Saya yakin neng punya masalah yang berat. Mungkin kami bisa bantu…?” Tanya pak RT hati2.

“Mas Faris, anu pak RT Mas Faris…!” Melati ragu2. Ia sadar semua orang pasti akan bersikap sebaliknya.

“Ada apa dengan Mas Farismu?”

“Mas Faris meninggal ditembak polisi….!!!” Seru Melati terbata.

“Alhamdulillah, Sukuuuurrrr!” seru yang ada bersamaan, tak memikirkan betapa hancurnya hati Melati.

Saat itu juga kabar gembira tentang meninggalnya sang perampok, Faris. Tersebar dari mulut ke mulut. Mereka berharap sepeninggalnya Faris hidup mereka menjadi tenang.

                                                                    **************

Bulan masih bersinar cerah, angin malam menerpa tubuhnya dengan keras hingga menembus sumsum. Melati masih saja duduk di beranda rumahnya, masih berharap suatu keajaiban datang. Ya, dengan tiba2 Faris datang memeluknya, memanjakannya, memberinya kehangatan.

Melati bertemu Faris lima tahun yang lalu. Yap, ketika mereka sama2 sekolah SMA. Semenjak pertama mereka bertemu dikelas yang sama, Melati langsung jatuh hati pada Faris yang ganteng dan pembawaannya yang cool, membuat hati perempuan yang melihatnya terpesona. Semenjak itu, setiap hari dikelas Melati selalu menyempatkan diri mengobrol dengan Faris yang notabanenya sama2 tidak memiliki orang tua. Yap, sejak bayi Faris tidak tahu siapa orang tuanya dan dibesarkan dipanti asuhan, sedang Melati orangtuanya meninggal ketika dia duduk dikelas 3 SMP karena sebuah kecelakaan. Dan cinta melati tidak bertepuk sebelah tangan, tanpa diduga Farispun memiliki perasaan yang sama. Dan sejak saat itu mereka memutuskan untuk membagi segalanya berdua.

Masalah muncul ketika mereka lulus sekolah, Ayah melati berpesan agar Melati bisa kuliah dan jadi Dokter, tapi melati benar2 tak memiliki biaya. Dan sebagai pacar Melati, Faris merasa berkewajiban untuk membiayai kuliah Melati. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk mencari pekerjaan. Namun nasib tak berpihak padanya, pekerjaan yang menjanjikan hidup layak, tidak juga didapat. Mereka merasa putus asa.

Keinginan untuk mendapatkan uang demi Melati dengan jalan pintas pun mulai terpikirkan oleh Faris. Dia menyampaikan maksudnya pada Melati, mati2an Melati mencegah niat jahat Faris untuk terjun kedunia hitam. Mati2an pula Faris meyakinkan. Tekad Faris sudah bulat dan kuat. Jadilah dia bergabung kesebuah gank perampok yang telah sangat terkenal kebengisannya.

Meski Faris telah menjadi orang jahat. Bagi Melati, Faris tetap orang baik. Sifat Faris pada Melatipun tetap sopan dan ramah. Ya, memang Faris menjadi prampok itu karena terpaksa, demi dirinya. Ya, keadaan ekonomi yang memaksa Faris berbuat seperti itu.

Melati adalah gadis yang cantik, tutur katanya lembut dan sikapnyapun sopan. Tidak heran jika banyak laki2 yang tergila2 padanya.

Kini Melati sendiri lagi, banyak orang tau itu. Dan para lelaki satu persatu kembali mendekati Melati dan menunjukkan rasa cintanya dengan berbagai cara. Kecantikan melati bak bidadari di dongeng2.

Ada yang cuma memberikan setangkai bunga, itupun boleh memetik dipinggir jalan, ada yang datang memberikan kelapa, sebagai bukti cintanya yang keras dan segar seperti buah kelapa, ada yang datang membawa motor menawari boncengan, bahkan banyak pula para lelaki yang datang membawa mobil mewah. Namun semua itu tak sedikitpun menggoyahkan rasa cinta Melati pada faris yang sekarang entah ada d mana.

                                                                         *************

Hari demi hari berlalu.

Sudah 1 tahun Melati hidup tanpa Masnya, namun rasa cinta Melati pada Faris tak juga terkubur oleh waktu.

Bahkan rasa rindunya kian menebal. Melati jadi susah makan, ssah tidur karena hal itu. Badannya menjadi kurus, mukanya mulai memucat, tidak secantik dulu, cahayanyapun mulai meredup, semangat hidupnya ikut menurun.

Sudah sering dia pergi ke dokter, tapi tak ada satu dokter dan satu obatpun yang mampu menyembuhkannya. Penyakit Melati bukanlah penyakit biasa yang akan sembuh jika pergi ke dokter atau minum obat.

Berulangkali para tetangga dan teman2 dekatnya menasehati agar melati melupakan Faris dan membuka lembaran baru hidupnya. Tapi melati tak menghiraukan semua itu. Hingga kondisinya kian memburuk.

Hari ini, Melati mulai tak bisa bangun, tubuhnya kian lemah, tak berdaya, sakitnya kian parah, untuk makan saja melati tak sanggup sendiri. Para tetangganya yang baik hati bergantian merawat Melati dengan sabar, karena mereka tau setelah Faris meninggal Melati hanya hidup sebatang kara.

Malam ini tepat purnama ke 13 setelah meninggalnya Faris. Pada malam ini, Melati absen untuk menunggu keajaiban diberanda rumahnya. malam ini Melati berbaring tak berdaya berbuntalkan bantal dan selimut rapat2. Nafasnya tersengal satu persatu.

Diiringi lafaz Allah dan Surah Yassin oleh para tetangganya . Tetesan air mata mengalir dari berpasang mata. Prihatin melihat keadaan Melati.

Do'a dan ayat suci terus mengalun hingga mengantarkan kepergian melati menyusul Faris.  ya kekasih yang amat dicintainya. 

Bidadari cantik itupun tiada.......

hmmmmppphhh.....

                                                                          ***************

 saat matahari tak bercahaya...
01-11-2010
11:34

Tentang Kim Jeffrey Kurniawan



Kim Jeffrey Kurniawan
kemunculannya dipenghujung tahun 2010 secara fenomenal mengangkat hangatnya trend istilah “Pemain Naturalisasi”. Ya, namanya mulai diperbincangkan setelah PSSI mulai merencanakan program naturalisasi. Lahir di sebuah kota kecil bernama Muhlacker di Jerman, 20 tahun silam.
Keyakinan dan keteguhannya untuk menjadi WNI juga tampangnya yang tidak bisa disebut biasa saja, ini tidak bisa dipungkiri membawa pengaruh kuat dan warna lain pada corak keseluruhan persepakbolaan Indonesia.
Sepak terjangnya sebagai seorang pemain bola memang tidak selalu mulus.
Pada tahun terakhir tingkat remaja, Kim cedera parah. Tulang rawannya robek sehingga mengharuskannya selama 6 bulan hidup tanpa sepak bola.
Tapi akhirnya masa2 sulit itu berlalu. Kim memulai kembali semuanya dan berlabuh disebuah klub yang berkompetisi di VerbandsligaNorbaden Jerman(satu level dibawah divisi 3 Bundesliga).
Setelah mengetahui animo masyarakat di Indonesia begitu besar, Kim tertarik dan memutuskan untuk berpindah kewarganegaraan. Namun, lagi2 itu tak mudah, birokrasi perpindahan kewarganegaraan di Indonesia cukup berliku dan sulit.
Sebelum dinaturalisasi Kim hampir memperkuat Persema Malang bersama Irfan Bachdim, namun terbentur proses kewarganegaraan. PT. LI tdak memperbolehkannya merumput karena proses naturalisasinya yang belum selesai. Keputusan itu sangat membuatnya terpukul. Namun tidak membuatnya putus asa.
Ia terus optimis, hingga akhirnya mimpinya bisa benar2 nyata, ia bisa merumput di Indonesia, negara yang sejak duu jadi kebanggaannya.
Awalnya, kedua orang tua Kim sempat keberatan dengan keputusan putranya untuk berpindah kewarganegaraan. Namun setelah Kim meyakinkan mereka dengan tekad dan impiannya untuk membela TIMNAS sama seperti Alm. Kakeknya dan membawa harum nama Bangsa Indonesia di kancah Dunia, akhirnya kedua orang tuanyapun luluh.
Ya, meskipun sekarang keinginannya untuk memperkuat timnas nyaris tertutup untuk waktu 3 tahun terakhir. Karena PSSI tidak mengakui pemain2 Liga Primer Indonesia(kompetisi yang diikuti Persema Klub Kim saat ini).
Baginya selalu ada kesempatan bagi orang2 yang mau berusaha, selain dia masih muda, dia juga berkeyakinan bahwa dia pemain yang bagus dan layak masuk TIMNAS.
Menurut Kim mencetak gol memang hal yang bagus, tapi hal yang paling utama adalah bagaimana memberikan umpan2 silang bagi Striker.
Dia adalah seorang play maker yang memiliki visi yang jelas, luas dan berarah. Jika bermain, ia memiliki kelebihan pada pergerakan tanpa bola, cara mengolah bola, mengatur tempo permainan, dan cara mengumpan yang begitu cemerlang.
Dia juga tipikal pemain yang fleksibel. Bisa main diposisi manapun kecuali penjaga gawang dan bek tengah dan dia seorang team player, jadi dia main diposisi yang paling bisa mendukung timnya untuk menang.
Salut buat Kim yang dengan bangganya mencintai Indonesia dan merumput di Indonesia. Padahal kita tahu sendiri dan sudah jadi rahasia umum, kondisi persepakbolaan tanah air yang carut marut, karakter para supporter yang cenderung arogan dan juga kontur lapangan yang jelas jauh berbeda dengan negri dimana dia dibesarkan.
Dengan tegas hati ini meneguhkan bahwa Kim sudah berfikir matang dan mantap untuk membela tanah air dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Dua jempol, satu topi....
semangat!
Kami semua mendukungmu....!!!!
kamu pasti bisa jadi yang terbaik.

 NB: 
referensi : http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2010/06/08/1963858/eksklusif-kim-kurniawan-saya-siap-jadi-wni

ditulis selelah melihat pertandingan Persema vs Tanggerang Wolves
21.27 PM


Bukan Anakmu!!!



Siapapun, tolong tampar aku sekarang, yakinkan bahwa apa yang terjadi padaku saat ini benar2 mimpi. Tolong! Aku mohon!.
Butiran2 bening menetes dari mataku, sungguh aku tak sanggup lagi menahan semuanya. Berat, ya, ini benar2 berat untukku.
Inikah konsekuensi logis dari kesetiaanku? Kasih sayangku? Kepercayaanku? Ya Tuhan, kenapa harus ada kalkulasi seperti ini? Kenapa semua kebaikanku seolah menjadi bumerang untukku sendiri.
Jika ada kata yang lebih dari kata sakit, mungkin kata itulah yang kurasakan sekarang.
Maya yang sedari tadi menemaniku, memelukku erat, berusaha memahami perasaanku, berusaha mengerti kesedihanku dan berusaha memberiku kehangatan. Namun, apa yang dilakukan Maya malah menambah semua bebanku.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrhhhhhhh................!!!!” teriakku histeris. Tangisku makin menjadi.
“Sabar Al, Sabar!” Maya mengelus rambutku lembut.
Aku menatap matanya tajam dengan air mata yang tak mampu kutahan, sungguh, aku benar2 terpuruk, sungguh aku benar2 marah, “SABAR??!” kataku penuh penekanan “Sampai kapan? Sampai aku mati karena menderita? Sampai anak ini lahir dan tahu bahwa ayahnya tukang main perempuan?” Aku mengelus2 perutku penuh kasih sayang, kutatap wajah2 foto2 yang berserakan dimeja itu dalam, tanpa ampun. “Aku kira dia laki2 paling baik didunia, aku kira dia laki2 paling setia, aku kira dia suami paling bertanggung jawab, tapi ternyata...” aku menangis lagi, tak mampu melanjutkan kata2ku. Aku benar2 depresi.
Entahlah, aku benar2 tak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang, aku kehilangan arah, aku kehilangan tujuan.
Hanya titik, hanya kosong, AKU TELAH JATUH TANPA DAYA.

````-----````

Kreeeekkkkkkk...... seseorang membuka pintu.
Aku pura2 memejamkan mataku.
Sungguh saat ini aku hanya ingin sendiri diduniaku yang hitam dan kelam.
“Sayanggggg!” Desahnya manja. Sungguh aku muak mendengar suaranya.
Aaarrrrggghhh..... sial..... air mataku menetes mengenai lengannya.
“Sayang, kamu kenapa?” Tanyanya penuh perhatian kemudian mengecupku.
Aku masih berusaha menutup mataku.
“Sayang, kamu sakit? Muka kamu pucat sekali? Kamu udah ke Dokter?”
Tak ada sepatah katapun keluar dari mulutku, masih berusaha menembunyikan segala rasaku.
“Bi.... bibi.... bibi....!” teriaknya.
“Aku baik2 saja” seruku nyaris tanpa ekspresi. Aku membuka mataku, memenggal teriakannya dengan air mata yang lagi2 membanjir. Sungguh aku benci menangis. Menangis hanya membuatku seperti manusia lemah, tak berdaya.
“Kamu kenapa sayang? Kamu ada masalah? Kamu kelihatan capek sekali! Apa hari ini kamu terlalu bekerja keras?”
aku benar2 benci perhatiannya, ya, itu hanya membuatku rapuh, itu membuat semua keakuanku hancur berkeping2.
Aku menghela nafas. Mengambil sesuatu dari balik bantal dan menyerahkan itu padanya.
Setelah menerima apa yang aku serahkan, ekspresinya benar2 berubah 100% . Ia shock, benar2 tak percaya pada apa yang dilihatnya, pipinya bersemu penuh malu dan penyesalan. Ia terbata, namun tak mampu mengeluarkan sepatah katapun.
Dengan tenaga yang tersisa, aku berusaha menegarkan diriku, berusaha berlaku seperti semuanya baik2 saja, meskipun air mataku tak bisa kutahan. Ia terus jatuh membasahi pipiku tak tahu malu.
“Sejauh apapun tupai melompat, pasti akan terjatuh juga!” Aku berusaha tersenyum semanis mungkin ditengah perihku. “Saat ini, aku tak perlu penjelasan apapun, aku hanya ingin tidur, jadi aku mohon jangan ganggu aku!” seruku yang kemudian bangun mengecup keningnya, ya mengecup kening laki2 hidung belang yang telah mengkhianatiku, membuat jiwa dan hatiku hampa, penuh rasa kecewa.
Dia menjatuhkan tubuhnya kelantai, dia menangis. Entah menyesali perbuatannya atau hanya pura2 agar aku memaafkannya. Akh, aku tak tahu pasti.
Aku berlalu meninggalkannya. Hmmm, sebenarnya saat ini aku benar2 merasa sangat lemas dan lemah. Namun, aku tak mau terlihat seperti itu dimatanya. Aku tak mau disepelekan, aku tak mau dipandang menyedihkan.
Tiba2...
Praaaaaaaaaaaannnggggg......
suara itu terdengar dari dalam kamar.

````-----````

Tiga bulan berlalu setelah kejadian itu.
Hari ini aku akan melahirkan anak pertama kami. Tak bisa kupungkiri kejadian itu masih terus saja mengganggu pikiranku. Dendam pun masih terngiang dalam benakku.
Laki2 yang pernah menyakitiku, membuat hatiku hancur berantakan, membuat jiwaku diterkam kesunyian dan masih resmi menjadi suamiku terlihat begitu antusias, diwajahnya tersirat bahagia yang tak bisa di gambarkan dengan mudah ketika melihat putra kami yang tampan luar biasa lahir ke dunia. 
Ponselku berdering. Kubiarkan suamiku yang mengangkat. Dia menyerahkan padaku.
“Siapa?” tanyaku dengan kelelahan yang masih terasa. Kulihat nomor telepon itu tanpa nama.
Ia mengangkat bahu, “Ingin bicara padamu”
“Oh kamu, hmmm, aku sudah baik, anak kamu laki2, tampan sepertimu! Kapan kamu menjenguk? Aku benar2 rindu kamu!” seruku dengan intonasi senormal mungkin.
Suamiku merampas ponsel dari tanganku dan membantingnya ke lantai. Wajahnya menegang. Terlihat sangat kaget. “Apa yang kamu maksud anak kamu? Kamu siapa?”. Tanya suamiku penasaran.
“Anak ini BUKAN ANAK KAMU! Dia anakku dengan laki2 itu. Itu alasan kenapa aku tidak marah ketika aku tahu kamu selingkuh, karena kita sama!”
Suamiku membanting pintu dan keluar tanpa sepatah katapun. Sepertinya ia benar2 marah. Sungguh, Aku tersenyum lega. Kini, sakit hatiku terbalas sudah. Kalau dia bisa menyakitiku begitupun sebaliknya, akupun bisa. Jangan pernah remehkan perempuan.
Akan ada saatnya kau akan tahu sesuatu suamiku. Malaikat mungil ini sebenarnya memang anak kandung kita. Masalah telepon tadi, entahlah siapa itu aku benar2 tak tahu. Dia belum mengeluarkan sepatah katapun. Kupeluk erat malaikat kecilku dengan senyum. “Aku hanya bisa berharap semoga kamu tidak mirip dengan ayahmu, nak, jadilah anak yang soleh....!” batinku, lagi2 dengan linangan air mata.
Huuufffhhhh.........

````-----````

setelah berbulan2, akhirnyyyyyaaa bisa menulis cerpen kembali :D:D:D
 saat matahari menunjukkan keangkuhannya,
17 juli 2011
12:27 WIB

Sunday, 21 August 2011

My Princess ( Korean Drama )



My Princess







  Title                    : 마이 프린세스 / My Princess
  Genre                   : Romance, Comedy
  Episodes                : 16
  Broadcast network    : MBC
  Broadcast period      : 2011-Jan-05 to 2011-Feb-24
  Air time               : Wednesday & Thursday 21:55
  See inserts             : My Princess OSTMy Princess OST 2
  Sutradara             : Kwon Suk Jang
  Skenario               : Jang Muda shil (장영실)

Cast
§  Song Seung Hun as Park Hae Young
Merupakan pewaris dari grup bisnis terbesar dan paling berpengaruh di Korea. Dia bekerja sebagai diplomat di kerajaan luar negeri. Meruapakan pria yg sempurna, tapi akhirnya harus berada di satu situasi dimana dia harus mengajari Lee Seol (yang sebenarnya musuhnya) tata karma sebagai seorang putri. Hingga akhirnya mencintai Seol.
§  Choi Won Hong as young Hae Young
Hae Young waktu kecil.
§  Kim Tae Hee as Lee Seol
Mahasiswi arkeologi berusia 21 tahun. Dia diadopsi ketika berusia 5 tahun dan punya rahasia kelahiran. Dia menjalani kehidupan yg keras dan harus bekerja mati-matian supaya bisa masuk universitas. Dia jatuh cinta pada seorang dosen di kampus dan akan melakukan apa saja supaya bisa dekat dengannya. Suatu hari, kenyataan membuat Lee Seol terbangun dan mendapati dirinya adalah seorang putri Korea dan bukan anak kandung dari orang tua yang merawatnya sejak kecil. Ya, dia benar-benar putri sungguhan.Tapi, saudarinya, Lee Dan cemburu dan bekerja sama dengan Oh Yoon Joo untuk menghancurkannya. 
Menjadi putrid ternyata tidak seindah yang ia bayangkan, kini ia terkunci dalam istana dan dipaksa untuk belajar etika sebagai seorang putri dari subuh hingga larut malam. Lebih buruknya lagi, Seol harus berhadapan dengan Park Hae Young (cucu Presiden Park) adalah satu-satunya pengajar dan sifatnya yang sangat sombong membuat Lee Seol membencinya juga diam-diam mencintainya.
§  Jun Min Seo as young Seol
Seol  waktu kecil, waktu masih sama-sama ayahnya. Wktu semua cerita berawal, waktu dimana kesulitan demi kesulitan mulai menghampiri.
§  Park Ye Jin as Oh Yoon Joo
Seorang pegawai museum yg cantik, anak dari seorang sekretaris eksekutif, yg punya berbagai rencana mendapatkan Park Hae Young untuk dirinya sendiri juga untuk keuntungan ayahnya.
§  Ryu Soo Young as Nam Jung Woo
Seorang professor arkeologi dan sejarah yg tampan dan karismatik, orang yg suka meneliti bebatuan. Yang dicintai Seol. Disini agak gamang dengan perasaan Prof. sama Seol. Dia baik sama Seol tapi kayaknya lebih memperhatikan Yoon Joo yang cinta pertamanya.
§  Lee Soon Jae as President Park Dong Jae (Hae Young's grandfather)
Kakeknya Hae Young, sumber segala informasi.
§  Maeng Sang Hoon as Oh Ki Taek (Yoon Joo's father)
Ayah Yoon Joo. Orang kepercayaan Presiden Park juga nantinya ditunjuk sebagai orang kepercayaan Seol
§  Kang Ye Sol as Lee Dan (Seol's adoptive sister)
Lee Dan dan Lee Seol sama-sama tinggal dip anti asuhan dan diadopsi oleh orang tua yg sama. Dia adalah pekerja keras dan orang yg baik hati, tapi karena dia iri pada Lee Seol dan dihasut oleh Oh Yoon Joo, memutuskan untuk melakukan rencana jahat supaya dirinya bisa menjadi seorang puteri.
§  Im Ye Jin as Kim Da Bok (Seol's adoptive mother)
Ibu angkat Seol. Baik hati dan selalu ingin yang terbaik untuk putrid-putrinya.
§  Lee Ki Kwang as Lee Geon (Royal chef)
Chef paling tampan didunia. Yang disukai dayang-dayang Seol. Awalnya kayaknya dia suka sama Seol, tapi setelah Seol jadi putrid ia menganggap Seol bukan lagi miliknya tapi juga milik rakyat. Dia yang membantu membasmi anti Seol.
§  Son Sung Yoon as Shin Mi So
Dayang Seol yang paling setia sama Seol
§  Hwang Young Hee (황영희) as Hong In Ae
Kepala Dayang di istana Seol
§  Lee Sung Min as Lee Young Chan (Korea's president)
Menghalalkan cara untuk kelangsungannya sebagai presiden. Bermulut manis didepan Presiden Park. Tapi dibelakang ternyata gak setuju sama pembentukan lagi kerajaan. Tapi, setelah terbentuk dia pasrah, namun berniat menggunakan Seol untuk kepentingan politisnya. Diakhir ia menginginkan Hae Young jadi orang yang berhasil.
§  Lee Dae Yeon as So Sun Woo (senator)
Anggota dewan yang selalu bersebrangan dengan presiden Young Chan
§  Choi Yoo Hwa as Kang Sun Ah
Sahabatnya Seol
§  Baek Bong Ki as Bong Jae
Pengikut Presiden Park
§  Heo Tae Hee as Bo Jwa Gwan (senator's subordinate)
Anggota dewan. Suruhan presiden (yang maen di Pasta)
§  Chu Hun Yub as Yoo Ki Kwang (journalist)
Jurnalis yang di benci Hae Young. Karena dengan tangan dia segala sesuatunya jadi fenomenal
§  Min Joon Hyun as Ki Ja
§  Park Hyuk Kwon (박혁권) as Lee Han
Ayah Seol
§  Park Jung Woo as Park Tae Jun
Ayah Hae Young
§  Ahn Nae Sang as Emperor Sunjong (cameo)
Kaisar. Kakek Seol
§  Jo Sung Ha as Park Dong Jae's father (cameo)
§  Cha Hwa Yun as fashion designer (cameo)
§  Jung Suk Yong as priest (cameo, ep 4)
§  Joo Sang Wook as Hyun Woo (cameo, ep 9)
Teman Seol waktu sekolah, kakak kelasnya lebih tepatnya.

Sinopsis!
Drama sepanjang 16 episode ini diperankan oleh Kim Tae Hee sebagai Lee Seol. Lee Seol adalah seorang mahasiswa berusia 25 Tahun. Sebagai seorang gadis biasa, Lee Seol juga kerap berkhayal menjadi seorang putri. Lalu menemukan pangeran tampan yang dapat mengangkat derajat keluarganya.
Karena semenjak kecil, Lee Seol sudah banyak melalui kesulitan. Lee Seol belajar dengan sangat giat agar bisa masuk ke universitas ternama.
Setelah diterima, Lee Seol sering kali bekerja part time di waktu luangnya agar bisa mendapatkan uang lebih. Bahkan Lee seol bekerja part time sebagai putri hanya untuk pemotretan dengan turis di lokasi kerajaan yang menjadi tujuan wisata.
Namun suatu hari, kenyataan membuat Lee Seol terbangun dan mendapati dirinya adalah seorang putri Korea dan bukan anak kandung dari orang tua yang merawatnya sejak kecil. Ya, dia benar-benar putrid sungguhan. Lee Seol diadopsi ketika umur 5 tahun.
Untuk membuat Lee Seol percaya bahwa ia adalah seorang putri, Presiden Daehan Group sampai menawarkan semua asetnya untuk putri.
50.000.000 orang membubuhkan stempel persetujuan mereka bagi keluarga Daehan. Bahkan kerajaan dari seluruh dunia mengirimkan telegram yang berisi ucapan selamat.
Melihat kegigihan Presiden Daehan, hati Lee Seol akhirnya luluh dan ia menerima perannya sebagai seorang putri. Meskipun ia harus menerima kenyataan bahwa yang dilakukan Presiden Park ( pemilik Daehan Grup) adalah orang yang menabrak ayahnya. Ayah yang amat sangat ia cintai.
Menjadi putri ternyata tidak seindah yang ia bayangkan, kini ia terkunci dalam istana dan dipaksa untuk belajar etika sebagai seorang putri dari subuh hingga larut malam.
Lebih buruknya lagi, Park Hae Young adalah satu-satunya pengajar dan sifatnya yang sangat sombong membuat Lee Seol membencinya juga diam-diam mencintainya.
Park Hae Young adalah cucu konglomerat Dae Han yang menjadi seorang diplomat. Hae Young adalah cowok ganteng, berpendidikan dan sempurna.. Karena menghormati keinginan kakeknya, Hae Young terpaksa mengajari Lee Seol bagaimana cara menjadi seorang putri yang terhormat. Padahal jika Lee Seul menjadi seorang putrid yang terhormat taruhannya adalah seluruh harta yang akan diwariskan ke Hae Young jatuh ke Putri. Awalnya Hae Young berniat menghancurkan Putri, memberangkatkan Putri ke luar negeri. Namun gagal karena kakeknya. Dia juga awalnya berdiri di grup yang kontra dengan putrid hingga akhirnya ketika ia menyadari ia mencintai Putri ia memutuskan untuk melindungi Putri dan menyetujui keinginan kakeknya untuk memberikan haknya dalam perusahaan dan memberikan semua assetnya kepada Lee Seol.
Di awal diceritakan Hae Young jatuh cinta dengan Oh Yoon Jo (diperankan oleh Park Ye Jin), anak salah seorang pimpinan di perusahaan Dae Han yang juga ditunjuk sebagai kepala Museum Hae Young. Namun Oh Yoon Jo mendekati Hae Young hanya untuk mengamankan posisi ayahnya. Dan agar suatu hari nanti keluarganya bisa menguasai perusahaan Dae Han.
Rencana Yoon Jo seakan terhenti  ketika Lee Seol tiba-tiba muncul sebagai seorang putri.
Yoon Joo tidak bisa memaafkan Lee Seol atas apa yang telah terjadi karena keberadaannya. Yoon-Jo kemudian membuat rencana dan jika berhasil, Korea akan kehilangan keluarga kerajaan mereka. Bahkan Yoon Joo menggunakan Lee Dan (kakak Lee Seol yang sebenarnya mereka tak pernah suka dan selalu iri dengan Lee Seol).
Namun karena Lee Seol dibantu Hae Young dan Prof. Jung Woo (Dosen ditempat Lee Seol kuliah yang saat pelajarannya Lee Seol hanya memandanginya tanpa memperhatikan pelajarannya sekaligus cinta pertama Yoon Joo).
Prof. Jung Woo adalah orang yang selalu ada untuk Yoon Joo, sekalipun Yoon Joo telah bersalah padanya juga pada Seol.
Senang karena akhirnya Happy Ending…
Hohohohoooo….!!!