Pages

Sunday, 30 January 2011

UNTUK BELALANG TEMPURKU






Kamu,
ya, kamu yang selalu menamakan dirimu Belalang Tempur...
bukan, bukan belalang tempur di arena tempur yang sesungguhnya, bukan belalang tempur yang jago di kasur, bukan pula belalang termpur sang ksatria baja hitam yang memiliki kekuatan super.
Tapi kamulah si belalang tempur yang suka bertempur bersama mimpi melawan arus, ketidakmungkinan dan juga keputusasaan.
Hmmm, semua yang ada didunia ini memang kadang terasa samar, gelap, hitam dan gak semudah yang dibayangkan.
Tapi kamu selalu hidup bebas sebebas-bebasnya tanpa beban, tanpa ikatan. Tidak, bukan seperti burung. Kamu lebih memilih jadi udara. Ya, hidup sebebas udara tanpa beban, semaunya, sekeenaknya.
Meskipun kamu hidup sekeenakmu, tapi banyak orang yang membutuhkanmu bahkan banyak pula yang menggantungkan hidup padamu.
Yap, duniamu tak pernah sepi, banyak yang datang dan pergi silih berganti mewarnai hari2mu.
Entah yang benar2 tulus ingin menjadi sahabatmu atau hanya mau memanfaatkan apa yang kamu punya untuk kepentingannya.
Akh, entahlah....
kamu tak pernah mau ambil pusing. Karena bagimu hidup itu sederhana, seperti udara yang berhembus, apa adanya.....
Bagimu hidup adalah mencari sesuatu. Sesuatu? Sesuatu apa? Hmmm, apa saja yang bisa kau cari, apa saja yang bisa membuatmu lebih percaya diri, apa saja yang bisa membuatmu lebih maju, lebih berkembang dan lebih dari hidupmu saat ini.
Namun, selalu mencari sesuatu tidak membuatmu lupa untuk menikmati hidup.
Minum kopi, merokok dan santai adalah caramu menikmati hidup (santai kaya di pantai, slow kayak dipulau, namun bukan berarti semuanya jadi mudah, itulah prinsip hidupmu).
Yap, disela kerja kerasmu untuk mencari sesuatu selalu kau luangkan waktu untuk menikmati hidup, tanpa beban, hidup sebebas2nya seperti udara.
Dan kamupun selalu berpegangan pada satu kata. Yap, BELAJAR....
belajar dari dari masa lalu dan kehidupan orang lain adalah pegangan hidupmu supaya tak jatuh ke lubang yang sama.
Kamu juga tak pernah ragu untuk menatap dunia, dan ketika dunia balik menatapmu dengan tatapan jalang, tak pernah sedikitpun kamu ragu atau takut, kamu malah merasa lebih tertantang untuk membuatnya takluk digenggamanmu.
Ya, membuat dunia takluk digenggamanmu adalah mimpi terbesarmu. Mimpi yang kadang membuat kamu diremehkan, dikucilkan dan dianggap penghayal berat.
Namun, kamu tak pernah peduli. Bagimu, mendengarkan ucapan pedas dari sana sini, selain melemahkan mental juga mengurangi harga diri. Mendengarkan ucapan pedas sana sini sama dengan membiarkan mimpimu terbunuh perlahan dan hancur berkeping2.
Ya, itulah duniamu...
dunia si belalang tempur....
wahai sahabatku belalang tempur, kamu perlu tahu, disini ada seorang sahabat yang mempunyai mimpi yang sama denganmu benar2 merindukan kamu. Tidak, bukan hanya aku yang merindukanmu, ayah ibumupun sepertinya juga merindukanmu.
Kamu pernah bilang “Dengan tinggal dan belajar di luar, aku belajar lebih mencintai dan memahami indonesia” namun jika terlalu lama disana. Aku takut kamu melupakanku, melupakan budaya timur yang nasionalis, melupakan mimpi2 besar kita dan melupakan semua yang terjadi sebelum kau pergi.
Wahai sahabatku belalang tempur, aku harap kamu segera pulang karena sangat kutunggu kedatanganmu.



Sahabatmu,


@joey_andrea