Aku …….
Aku adalah seorang wanita jalang…
Plizzz, jangan pernah menyebutku PSK…
Kalian tak perlu tau alasanku yang jelas aku sangat membenci 3 huruf itu…
Hmmm, duniaku berbeda dengan dunia pada umumnya, duniaku kejam dan keras, namun kekejaman dan kekerasan dunia tak berarti apa apa jika dibanding dengan senyuman ibuku…
Bagi ibu, hal sederhana seperti bernafas saja yang begitu mudahnya terasa begitu menyakitkan…
Dan, aku benci itu…
Aku benci melihat air mata ibu…!!!! Pahitnya air mata ibu sama manisnya dengan senyum tulus beliau..
Hmmm, demi ibu aku siap mengorbankan apapun termasuk nyawa dan kehormatanku…
Pekerjaannya sebagai wanita jalang benar2 menguras energi dan ambisiku untuk terus menatap masa depan. Masa depan yang sampai sekarang masih terlihat samar dijiwa dan ragaku. Ya, secuil harapan masih aku tiupkan diantara desah kehidupanku untuk terus mebahagiakan Ibu, satu2nya orang yang kumiliki dan harta yang paling berharga di dunia ini hanyalah ibu. Masih terbayang dan terngiang di telingaku ucapan ibu kala aku jujur padanya tentang profesiku, beliau sama sekali tidak marah, beliau malah menangis dan mengelus2 rambutku lembut seraya berkata:
“Sebenarnya Ibu benar2 tidak rela melihat Anak Ibu menjual harga dirinya hanya untuk membuat ibu bahagia.tapi, mau apa lagi, Ibu benar2 tidak bisa berbuat dan melakukan apa2. Ibu juga tidak mau melihat Anak2 Ibu menderita karena kemiskinanan, Ibu hanya bisa berdo'a semoga badai ini cepat berlalu!” wajah pucat Ibu, mata sayu Ibu, rasa perih batin Ibu, air mata ibu… arrggghhh betapa menyakitkannya itu, seperti di kelitiki silet saja…
Belum lagi aku harus membiarkan diri dan tubuhku dicabik2 oleh keganasan laki2 hidung belang, membiarkan harga diri dan kehormatanku terkoyak tanpa mampu mengelak. Uang dan kemiskinan memang sudah sangat memperbudakku…
Jika ditanya menyesalkah aku? Ah, tak ada gunanya menyesali nasib. Aku hanya bisa belajar memahami dan mengerti bahwa semua ini adalah kompensasi dari kermiskinan.
Bekerja memenuhi hasrat Laki2 hidung belang. Pekerjaan yang memang tidak berat, tidak harus bekerja keras. Cukup dengan sedikit lenguhan dan desah rangsangan berahi , membiarkan keringatku larut bercampur denga peluh Laki2 yang singgah ditubuhku dan memberiku uang. Ya, semudah itu aku mendapatkan uang. Ibarat menggoyang-goyangkan ranting yang daunnya telah lama mengering. Hanya dengan beberapa gerakan ringan saja daun2 itu akan luruh berjatuhan.
Entah sudah berapa ratus laki2 yang singgah ditubuhku. akupun tak dapat lagi menghitungnya. Banyak, sudah sangat banyak, tak bisa terhitung dengan jari lagi… sepuluh, lebih! Seratus? masih lebih! Dua ratus? sepertinya lebih! Tiga ratus? Ya mungkin sekitar itu…! Tapi aku tak tau pasti.
Hmmppphh… kalo Tuhan kasih pekerjaan lain selain wanita jalang, aku mau… mau banget malah….!!! Tapi sayang untuk hal kayak gitu, Tuhan gak kasih kita pilihan ganda, Tuhan kasih kita kebebasan hidup u/ memilih & mempertanggungjawabkan apa yang aku lakukan sendiri.
Detik ini aku memang telah berhenti menjadi seorang wanita jalang, tapi, aku kini adalah istri simpanan dari seorang pengusaha…
Hmmm, mungkin lebih baik dan lebih terhormat. Yap aku dinikahi secara resmi tanpa sepengetahuan istri tuanya. Kalo ditanya kok bisa? Hmm, uang itu bisa membeli semuanya!
Sampai detik ini akupun merasa berdosa karena merebut suamiku dari istri pertamanya, aku bisa membayangkan bagaimana sedihnya istri pertamanya ketika mengetahui laki2 yang d anggapnya setia ini adalah laki2 yang tidak lah sempurna, hmm, hidup… ya ini lah hidup…! Belenggu kemiskinan telah memperbudakku… akupun menangis ketika suamiku memintaku membelikan pakaian u/ anak2nya, dia memang ayah yang baik dan sangat mencintai anak2nya… namun dia hanyalah manusia biasa yang punya banyak kekurangan.
Aku sebenarnya tidak benar2 mencintainya, setiap kali aku menatapnya aku selalu membayangkan wajah istrinya, ya, istrinya yang soleha (menurut cerita2 suamiku) yang melakukan apapun harus selalu karena persetujuan suaminya. Aku membayangkan muka ke 2 anaknya yang begitu polos yang saat menelepon ayahnya begitu manja dan menyayangi ayahnya. Arrrrhhh, itu semua mebuatku sesah…
Bukan, bukan karena aku tak bisa bernafas, tapi karena aku menyadari betapa jahatnya aku.
Namun lagi2 kemiskinan telah memperbudakku menjadi seorang yang rela melakukan apa saja demi uang, demi cinta kepada ibuku….
Arrggghhh, aku harap suatu saat aku bisa lepas dari semua ini…
Aku tau Tuhan selalu melakukan yang terbaik untukku…
Meskipun terasa begitu menyakitkan, tapi aku percaya semuanya akan indah pada waktunya…
Yap, pada waktunya…!
Entahlah… aku juga tak tau kapan hal itu dapat terwujud…
Yang jelas aku percaya Tuhan akan membebaskan aku dari belenggu perbudakan ini…
Kalau masalah dosa…….
Ahhhhh biarlah aku yang menaggungnya…!!!
Kalian tak usah berkomentar tentang dosa2 ku…
Belum tentu juga kalian lebih baik dariku….
Semua orang hidup dengan caranya dan jalannya sendiri…
Dan, aku hidup dengan caraku dan jalanku sendiri……
Terinspirasi setelah membaca buku….
Animals Rationale….
Karya fx Rudi Goenawan
Salam manis penuh kehangatan…
Joey Andrea…
ukiran hati yang dalam seorang wanita yang di perbudak oleh kemiskinan.... aku suka tulisan anda... dan smoga tidak hanya menjadi tulisan namun motivasi ke depan bahwa sesungguhnya kebahagiaan bukanlah hal yang di jual di pasar yang dapat di beli... melainkan usaha mempertahankan arti cinta dalam diri terhadap org yang kita cintai...
ReplyDeletethank youu... yaaa, semoga! :)
ReplyDelete