Pages

Tuesday, 18 January 2011

PEMUJA RAHASIA BAG 8 (TERINSPIRASI DARI LAGU SHEILA ON 7 - BERAI )



Boleh ayah masuk?” Ayah bicara dengan sangat hati2.

Naya menengok, ayah berdiri tepat didepan pintu. Naya mengangguk pasrah,

Ayah mendekat, duduk disampingnya kemudian memegang tanganannya erat, hufffhhhhh…. Rasanya air matanya kembali ingin menetes, tapi ia tahan, ia tak mau dicap sebagai gadis yang cengeng.

Ayah memang gak bisa seperti ibu yang selalu ada buat kamu, yang selalu bisa bikin kamu bahagia setiap saat, tapi ayah bisa loh menyediakan pundak ayah buat kamu bersandar, atau bahkan kita bisa nangis bareng2!”

Naya menyenderkan kepalanya kebahu ayah, tak ada sepatah katapun keluar dari mulutnya, Naya tak tahu apa yang harus ia katakan, semuanya terasa sangat sulit.

Menyadari naya hanya diam saja, ayah menghela nafas, “Kadang hidup itu gak sesuai dengan apa yang kita rencanakan, tapi Tuhan selalu tau yang terbaik untuk kita!”. 

Apa yang terbaik itu selalu membuat kita menderita, yah???” tanyanya dengan tatapan masih kosong.

Ayah mengelus rambut Naya… “Gak selalu, tapi kebanyakan sih gitu… karena kebanyakan orang lupa bersyukur atas nikmat yang Dia berikan, hmm, kadang kita terlalu banyak menuntut tapi lupa bersyukur!”

Nayapun menghela nafas, dalam. “Apa salah Naya sampe mereka begitu tega giniin Nay, yah?” Airmatanya menetes. “Ya Allah...!!!! rasanya sakit bangeeetttt, yah!”

Ayah tersenyum kemudian menghapus air matanya, “Hmmm, tadi Bima cerita semuanya ke ayah, dia minta maaf, sepertinya dia bener2 nyesel, dia juga berjanji gak akan ngulanginnya lagi!”

“Naya kenal Bima tuh bukan setahun dua tahun yah, dari SMA dia dikenal playboy dan sering gunta ganti cewek, Naya emang cinta sama Bima, tapi Naya gak terima kalo dia giniin nay, nay juga masih punya harga diri, punya rasa, punya hati, yah!”

“Semua kepetusan ada di kamu, ayah yakin kamu bisa nyelesain ini semua, ayah cuma pesen jangan terlalu cepat ngambil kesimpulan ya!”

Naya menatap mata ayah, kemudian mengangguk.

Ayah menghapus air matanya lagi… “Anak ayah cantik ya, kalo lagi nangis!” ayah menggoda.

“Ih ayah, apaan sih!” Naya memeluk ayah… “Jangan tinggalin Nay ya, yah! Cuma ayah, kak lia dan kak adam yang Nay punya sekarang!”

Ayah mengecup kening Naya kemudian mengangguk… “Makan ya, udah dua hari kamu gak makan, kalo kamu gini terus, Bima pasti seneng karena berhasil bikin kamu menderita!”

“Suapin!” seru Naya manja

“Hmmm, gimana kalo minta suapin aja sama Bima, tunjukin bahwa kamu bukan cewek yang lemah!”
kata2 ayahnya barusan hampir menyumbat kerongkongannya “Bima???”

“Iya, dia masih disini, nunggu kamu maafin dia katanya…!!!”

“Iiiiihhhh ayah, kenapa ngebolehin dia masuk!”

“Soalnya ayah gak mau liat dia kayak di sinetron, nunggu di luar rumah berjam2 dan pas hujan datang dia pingsan, gak lucu kan??!”

Naya tergugu… “Dasar sinetron holic, apa2 disamain kayak sinetron!”

“Hmmm, senyum kamu mirip banget bidadari loh!”

Nay menatap mata ayahnya,

“bidadari turun dari bajay maksudnya…!!!” Ayah kembali menggoda.


“Aaaayyyyyyyaaaaaahhhhh……!” Naya memeluk ayah lagi.

Hmmm, ayah memang paling bisa membuat naya tersenyum, meskipun sebagian rambutnya sudah pudar memutih, meskipun sudah terlihat banyak kerutan diwajahnya, meskipun perutnya sudah mulai buncit, meskipun tulangnya sudah mulai kena rematik, tapi senyum dan sifat humorisnya tak pernah sedikitpun berkurang.

Ayah memang ayah yang luar biasa, Naya benar2 bangga memiliki ayah seperti ayah.

Dengan hadirnya ayah, Naya merasa terhibur. Yea meskipun belum sepenuhnya luka hatinya sembuh tapi minimal sekarang ia bisa sedikit melupakan Bima.

Ya, sejenak tidak memikirkan sakit hati, air mata dan kesedihannya karena Bima.


~@_@~


Diruang makan…

Ada yang terasa beda, hmmm, tapi apa? naya perhatikan satu demi satu benda2 yang ada di meja makan secara detail, sama. Masih tertata seperti biasanya.

Tapi tetap ada yang terasa beda. Hmmm, apa ya??? ia perhatikan lagi semuanya secara detail…

Hhmmm, kursi ibu, yap, kursi tempat ibu makan ada yang mengisi, matanya langsung tertuju kearah wajah orang yang mengisi kursi ibu.

Ohhh Tuhan, kenapa harus ada dia disaat Naya mulai menghapus rasa sedihnya.

Naya berdiri,

“Kemana Nay???” Tanya ayah, Kak Lia dan Kak Adam hampir bersamaan.

“Hmmmm, kekamar, mood makanku hilang!” Serunya penuh penekanan disetiap kalimatnya.

“Nay!” Bima menggenggam lengannya erat.

Naya menghentikan langkahnya. Matanya yang sembab menghujam Bima tanpa jeda. Naya ingin Bima benar2 tau bahwa ia benar2 terluka. Sudah saatnya utas percintaan ini Nay lepas jadi cambuk berduri. Ya, kepedihan telah melumat semua kebahagiaannya, dan Nay tak punya lagi alasan untuk bermanis2 pada Bima.

Bima mendekat, “Maafin aku….!!! Aku bener2 salah sama kamu dan aku nyesel, nyesel bangeeetttt!”

Naya diam 1000 bahasa,

“Nay, pliiiizzzz ngomong sama aku, kamu mau marah sama aku, kamu mau pukul aku, mau tonjok aku atau mau bunuh aku, aku rela, tapi plizzzz jangan diemin aku kayak gini!” Tutur sikap Bima yang lembut dan senyumnya seperti para malaikat yang turun dari surga, telah dengan mudah menyihir Naya menjadi sinting. Tapi tidak, ia tak mau terjerat lagi oleh buaya itu.

Naya melepaskan genggamannya, kemudian berlalu meninggalkannya tanpa sepatah katapun.

Hmmm, kenapa seperti sinetron? Kenapa jadi dramatis seperti ini.

Hati Naya semakin sakit.

Yap, Naya benar2 merasakan sakit yang luar biasa. Sakit didalam luka bathin yang rasanya tak bisa diobati dengan apapun.

Hatinya sekarang seperti gelas yang pecah, yang kalaupun ditata supaya utuh tak akan benar2 kembali utuh. Tak kan benar benar kembali keadaan seperti semula. Sakit, sakit sekali.

~@_@~

"Nay sayang, boleh kakak minta tolong!” Seru Kak Lia masuk kamarnya tanpa permisi.

Naya yang sedang melamun sedikit terperanjat “Tolong? Tolong apa kak?”

“Kasih selimut ini ke Bima, Kakak capek turun naik tangga mulu, trus calon ponakan kamu udah minta istirahat nih!”

“Ketemu sama Bima dan membuat suasana makin keruh? Kakak becanda?”

“Sekarang gini, kamu milih nolong kakak, atau membiarkan kakak kecapean?”

“Kenapa sih kakak kasih pilihan yang berat?” Naya menatap Kak Lia dengan tatapan penuh kesedihan.

Kak Lia memegang bahu Naya, mengelus rambutnya lembut. “Naya sayang...! kakak melakukan ini karena kakak sayang sama kamu, kakak ingin kamu lebih dewasa, kakak gak mau liat kamu terus2an gini, lari dari semuanya, menghindari semuanya, kalo kamu gini terus, masalah kamu bukannya berkurang, tapi malah bertambah!”

Naya menghela nafas, “Aku... Aku masih cinta sama Bima Kak, dan Aku benar2 gak mau jadi lemah karena perasaan ini!”

Kak Lia tersenyum, “Ya sudah, terserah kamu, tapi apa kamu tega membiarkan Bima kedinginan diruang tamu?”

hmmmppphhh... lagi2 Kak Lia memberikan pilihan yang sulit.



~@_@~



Dengan perasaaan yang tak karuan, Naya berjalan keruang tamu. Hufh, untung saja Bima sudah tidur. So, Naya gak perlu berbasa-basi padanya. Naya menyelimuti Bima kemudian duduk disebelahnya, ia perhatikan wajahnya lekat2, Bima terlihat lusuh dan kusam. Mata Naya beralih kemeja, terlihat beberapa botol air mineral yang sudah kosong dan abu rokok yang sedikit berserakan. 

“Hmmmpphhh.....!!! kamu kok tega banget sih giniin aku! Kalo boleh jujur, putus sama kamu adalah hal terberat dalam hidup aku!” Naya mengelus-elus rambut Bima... “Tega ya, kamu giniian aku, bikin aku sakit, bikin aku terluka, bikin aku menderita, kamu tau, semua rasa ini gak bisa tergambarkan dengan mudah!”. Ada rasa perih dihatinya yang tak bisa dijangkau oleh apapun. Sungguh perih ini, diujung rasa perih. Dadanya sesak dan tubuhnya menggigil setiap kali melihat muka Bima setelah kejadian itu. 

Tiba2 Bima menggenggam lengan Naya erat, hmmm, sebuah tindakan yang benar2 membuat Naya terperanjat, tak menyangka. Ia kira Bima telah benar2 tidur.

Bima menatap Naya, tatapannya seperti sebilah pisau yang tak henti2 menguliti perasaan dan membuat Naya benar2 tak ingin berpisah darinya. Naya memalingkan wajahnya, semua ini benar2 berat baginya.

Bima bangun kemudian memegang kedua pipi Naya yang membasah karena air mata, “Aku tau, sampai kapanpun kamu gak akan bisa ngelupain kejadian itu, akupun gak akan bisa ngobatin luka hati kamu, tapi aku mohon sama kamu, jangan tinggalin aku, aku bener2 sayang sama kamu Nay, kamu juga sayang sama aku kan?”

Naya menghela nafas berat, lalu hening. Matanya mengilat menatap Bima. Ada rasa muak yang tak pernah bisa diukur, ada juga kebencian yang mendadak meledak seperti gumpalan awan hitam saat mendung dimata itu.

Dan Naya baru tau ternyata kata memiliki pemberat berton2 saat lelaki yang amat sangat ia cintai namun dengan tega mengkhianatinya bertanya seperti itu.

Hmmm, semuanya terlalu sulit untuk Naya jabarkan.

“Plis sayang, jangan mempersulit semuanya!”

“Mempersulit?” Naya tertawa, menahan geram dengan menutup matanya. Dapat Bima rasakan hembusan nafas Naya yang runtun namun penuh kebencian, Naya kembali membuka matanya dengan tatapan yang sangat dingin, menatap Bima tanpa berkedip. “Kamu bilang, aku mempersulit, padahal semua ini terjadi karena kamu, karena kelakuan kamu, tapi kamu bilang aku yang mempersulit...? hahahahhaha, lucu kamu Bim!” lelehan hangat kembali merembet dari sudut matanya.

“Plis sayang, kita lupakan semuanya dan mulai dari awal lagi, aku janji, aku akan benar2 berubah!”

“Melupakan semuanya?” Naya tertawa lagi... “Mungkin itu perkara mudah bagi kamu, tapi nggak bagi aku, sesayang apapun aku sama kamu, aku gak akan pernah bisa lupain kejadian itu!” katanya ketus masih tetap dengan air mata yang benar2 tak bisa ia tahan.

“Plis Nay, aku cinta kamu, dan aku gak mau kalo harus kehilangan kamu!”

“Cinta? Hah? Lucu kamu!” Naya memegang pipi bima. “Kalo kamu cinta, kenapa kamu harus selingkuh? Kenapa kamu seolah gak puas sama cinta yang aku kasih buat kamu, sakit Bim, sakit!” 


Kau kemasi kasih sayangmu
Bergegas ambil
Langkah sendu
Yakinlah ini semua yang harus kita rasa
Terjaga oleh kelam dan teimbas dengan suram”
( Sheila On 7 – Berai )



Bima memeluk Naya erat,

“Mafin aku Nay!”

“Dan kamu tau Bim, bodohnya, aku gak bisa benci sama kamu, semakin kamu nyakitin aku, semakin aku cinta sama kamu, tapi, satu hal yang mesti kamu tau, aku gak akan pernah mungkin balik lagi sama kamu!” seru Naya dengan penekanan dikalimat terakhir.

Bima menghela nafas, sepertinya kata2 Naya barusan membuatnya putus asa.

Hmmm, baguslah... 

Seenggaknya sekarang bukan hanya Naya yang sakit, tapi juga Bima. Atau Bima cuma pura2 sakit dan kecewa supaya Naya kembali lagi padanya? Dia kan sangat pintar mempermainkan hati wanita. Hhhmmmm, entahlah hanya dia dan Tuhan yang tahu...



Senja melukis diperaduan
Getar itu kembali nyata
Melukis hati dengan sakit yang luar biasa
Hmmmppph,
Apakah ini cinta?
Kenapa pedihnya begitu menyiksa?
Kenapa bahagia hanya jadi mimpi belaka?
Dan kenapa, kenapa masih tetap menjadi kenapa?



salam manis penuh kehangatan,

JOEY ANDREA
*hugs
*kecup

~☺☻☺☻☺☻☺~ 






alhamdulillah.... akhirnya ni songlit (novel yg terinspirasi dari lagu) kelar juga....
ada sekitar 34 lagu Sheila On 7 yang gua masukin disini.

Gak cuma itu, nama tokoh2 di novel itu gak lagi naya dan bima  tapi nama2 yang khay banget sama Sheila On 7 tapi dengan karakter yang berbeda. yaitu :

Ada  Sheila  si tokoh utama yang menjadi pemuja Brian yang playboy, ada dokter Duta yang kocak abis, ada Mas Eross yang dewasa dan penuh perhatian, ada kak Adam kakak Sheila yang selalu mendukung Sheila,Ada Kak Lia kakak ipar Sheila yang baik, ada Khaylila yang selalu merasa dirinya paling cantik, ada Sephia yang smart tapi memiliki banyak masalah dalam hidupnya, ada Anton adik Sephia, ada Disya selingkuhan Brian, ada ibu Niah sang wonder women, ada Rani yang penuh semangat, ada pula Nek Linda yang cerewet, dll...

dan novel ini aku beri judul “HINGGA UJUNG WAKTU, saat cinta tak lagi setia...”

Sebentar lagi mau d kirim k penerbit. Ini bukti cinta aku buat kalian yang udah dukung aku, hmmm, do'ain yap smg songlit ini bisa terbit.....