Bapakku yang baik.....
Hmmm, mungkin saat kau membaca surat ini, surat yang kutitipkan pada Bi Sum. Aku sudah tak ada lagi didunia ini, karena aku tau, kesempatanku untuk hidup sangatlah kecil jika aku menginginkan anak ini, anak yang ada dalam kandunganku ini lahir kedunia.
Bapakku yang baik.....
Maafkan anakmu ini, mungkin sampai detik ini, detik dimana aku menulis surat ini untukmu atau bahkan saat detik terakhir dalam hidupku, aku belum bisa membuatmu bahagia, membuatmu tersenyum bangga, membuatmu tidak menderita. Ya, sampai detik ini aku hidup semauku tanpa pernah mempedulikan perasaaanmu.
Bapakku yang baik.....
Bagiku kau adalah malaikat. Bagaimana tidak, semua hidupku selalu kau penuhi. Meski lebih banyak rasa kecewa yang kau dapat, kau tak pernah membuang dan meninggalkanku.
Bapakku yang baik.....
Aku heran pak, sebenarnya terbuat dari apa sih hatimu itu? Baja?
Saat semua orang mencaci, memusuhi dan menghina karena aku memilih jadi yang kedua kemudian memilih meninggalkan suamiku saat aku mengandung. Kau malah merangkulku, memberiku kehangatan dan tidak mempermasalahkan semuanya.
Bapakku yang baik.....
Entah harus berapa milyar, trilyun atau bahkan bilyun air mata, kata maaf dan kata cinta yang harus kuberikan padamu mengingat semua jasa2mu. Bahkan ku tau, sebanyak apapun aku menangis, sebanyak apapun aku mengungkapkan kata maaf dan kata sayaang itu semua tak kan mampu membalas semua kebaikan yang kau berikan untukku.
Kau tak pernah peduli apa yang kau beri karena bagimu yang terpenting adalah kebahagiaanku.
Bapakku yang baik.....
Jika saja beban bathinmu bisa kubawa, pasti akan kubawa asal kau bisa tersnyum setiap detik.
Bapakku yang baik.....
Sedikit aku ingin bercerita tentang kisah yang beberapa bulan ini aku pendam sendiri. Tentang suamiku, istri pertamanya dan bayi yang aku kandung ini, ya, bayi yang kelak akan jadi kebanggaanku, kebangganmu dan kebanggaan ayahnya.
Suamiku bukan orang yang tidak bertanggung jawab, tak pernah sekalipun ia berlaku tidak adil padaku, malah bisa dibilang semua perhatiannya hanya untukku. Selalu. Kapanpun dan dimanapun. Namun semua itu membuatku menderita. Ya, tidak hanya suamiku yang baik, istri pertamanyapun sangat baik padaku, demi mendapatkan anak , ia rela berbagi denganku, ia rela mengesampingkan kesakitannya hanya untukku, memberikan semua hal yang aku butuhkan dan menganggap aku segalanya dan yang terpenting dalam hidupnya. Ya, kak siska mandul, ia tak mampu memberikan anak untuk suamiku yang juga suaminya. Jadi demi anak dari suaminya, iapun rela suaminya memberikan cinta untukku dan dengan sabar iapun ada disisiku, menemaniku, menjadi teman terbaikku.
Akh, lagi2 aku bertanya terbuat dari apakah hatinya? Kapas? Kenapa dia bisa sehalus itu padaku?
Aku benar2 tak habis pikir kenapa ada wanita sebaik itu? Kulihat setiap malam dari tahajudnya ia menuangkan kesakitannya, kesedihannya, penderitaanya tapi dalam do'anya itu ia tak pernah lupa menyelipkan do'a untukku dan untuk bayi ini, padahal jelas2 aku sudah merebut suaminya, aku sudah menyakiti hatinya. Yaaaa Tuuuhhhaaannnnn... sakit sekali rasanya mendengarkan do'a2nya yang tulus untukku. Aku benar2 merasa bersalah, merasa sangat berdosa. Hingga akhirnya suatu hari disaat aku tak mampu lagi membendung rasa bersalahku aku memutuskan untuk pergi meninggalkan suamiku, meninggalkan Kak siska dan meninggalkan semua kenangan indah dirumah itu.
Aku menulis surat pada suamiku, jika ia benar2 mencintaiku aku memintanya untuk tidak mencariku sampai anak ini, anak yang ada dikandunganku berusia 20 tahun. Ya, setelah bayi ini lahir dan berusia 20 tahun aku akan menyerahkannya pada suamiku dan kak siska. Aku ingin melihat mereka bahagia dan membalas semua kebaikan mereka padaku.
Tapi sebelum itu, aku ingin anakku kenal ibunya yang tidak berguna ini, aku ingin membesarkannya dengan jerih payah dan kasih sayangku. Namun sayang itu tak kan pernah terjadi, anak ini tak kan kenal ibunya, karena waktuku tak kan lama lagi didunia ini.
Bapakku yang baik.....
Maaf jika aku hanya bisa merepotkanmu,
Maaf jika aku hanya bisa membuatmu terluka,
Maaf jika aku hanya bisa membuatmu sedih, gundah, merana....
Tapi satu hal yang pasti dan yang harus kau tahu,
Aku mencintaimu, aku menyayangimu dan aku selalu ingin membuatmu bahagia.
Bapakku yang baik.....
jika aku tak dapat bertahan hidup didunia ini, aku titip anakku, besarkan ia dengan kasih sayangmu, seperti kau membesarkanku. Berikan dia kekuatan, seperti yang kau berikan padaku, sampai kelak suatu hari suamiku akan datang menjemputnya, memberikannya kebahagiaan yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya. Ya, kebahagiaan memiliki orang tua yang utuh. Kebahagiaan untuk berbakti sepenuh hati pada suamiku dan kak siska yang baik hati.
Bapakku yang baik.....
aku harap setelah aku pergin kau tak lagi sedih dan menderita karena ulahku. Dan tolong sampaikan pada anakku, “Aku sangat mencintainya....!”
Bapakku yang baik.....
Akh, aku tak tau lagi harus berkata dan bicara apa.....
salam sayangku untuk bapak yang baik....
Anakmu,
ANNISA
yang tak pernah bisa membahagiakanmu......
No comments:
Post a Comment