Tak ada kata yang mampu menterjemahkan perasaan Criska ketika
ia melihat sesosok tubuh yang ada dihadapannya, sosok yang sebenarnya sampai
kapapnpun tak pernah siap dan tak pernah
ingin ia temui lagi semenjak 7 tahun yang lalu. Tapi seberapapun ia menghindar
dan mengingkarinya, jika ini adalah takdir, ia tak bisa lari lagi. Jadi ia
memberanikan diri menghadapinya.
Criska menatap pria yang pakaian dan rambutnya sangat rapih,
tubuhnya wangi dan ia juga terlihat tampan. Bisa dipastikan dari jas, sepatu,
jam tangan dan pembawaannya, laki-laki itu bukanlah orang biasa.
“Cris…!” seru laki-laki itu penuh bahagia, sepertinya ia
ingin memeluk Criska, tapi Criska buru-buru menghindarinya.
Criska tersenyum paksa, “Caesar, masih inget kamu sama aku?”
“Sayang, kok kamu ngomong gitu sih? kamu itu istri aku, gak
mungkin aku lupa sama kamu!”
Criska tersenyum lagi, lebih kecut. “Istri?” serunya
kemudian menggeleng-gelengkan kepala, tersenyum meremehkan. “Aku lelah, aku mau
istirahat!” Seru Criska begitu saja meninggalkan Caesar.
“Criska…!” Teriak Caesar, namun Criska tak menorah, Caesarpun mencoba
memahami Criska, mungkin kedatanganya terlalu tiba-tiba. Iapun beranjak dari
tempatnya berdiri, berlalu meninggalkan rumah Criska.
Tak ada yang berani mendekati Criska saat ini, karena baik
bunda, Chiko, Catra ataupun Chepi sudah sangat tahu kebiasaan Criska. Yap,
saat-saat seperti ini Criska hanya butuh sendiri.
<><><><*********><><><>
No comments:
Post a Comment