Masa lalu adalah
masa lalu. Ia tak kan kembali kepadamu, seberapapun kau memaksanya, seberapapun
kau mau…
Hmmm, mungkin
sudah saatnya aku melupakan masa lalu, ya, masa lalu dalam hidupku yang akh,
entahlah susah kugambarkan dengan mudah.
Aku tak bisa
terus-terusan membawa beban ini sepanjang hidupku, aku tak bisa terlihat seolah
aku baik-baik saja padahal hatilku lebam merana diayun duka, dinina bobokan
nestapa, ah, begitu menyakitkan.
Aku bukannya tidak ingin bahagia dan bergantung pada
seseorang, berbagi kisah dan merasakan sakit dan senang bersama, juga tetrawa
menangis bersama.
Tapi aku terlalu
takut untuk melihat dunia, bermain bersamanya.
Ya, aku takut
ketika aku terlena dunia akan menghempaskanku begitu saja seperti yang terjadi
di masa lalu.
Dan entah kenapa
aku merasa di dunia ini tak ada yang bisa kupercayai lebih baik selain diriku
sendiri dan Tuhanku.
Aku telah belajar
banyak dari hidup ini,
Namun nyatanya
tak ada yang bisa membuatku bahagia selain diriku sendiri,
Ya, nasib kadang
memang memberiku hal-hal manis di awal, namun seperti permen, setelah di emut
manisnya itu perlahan akan hilang begitu saja.
Dan saat aku
lengah ia mengambil segala yang aku miliki.
Bukankah itu
menyakitkan, ah tidak, itu bukan ha lasing bagiku.
Aku sudah
terbiasa berkawan baik dengan segala macam bentuk penderitaan, seperti:
keterasingan, ketertindasan, kemiskinan.
Miskin? Ah, jadi
miskin itu sama sekali tidak memalukan. Tapi kadang-kadang menyulitkan? Benar bukan
seperti itu? Ya, pasti jawabannya ya. Bagaimana aku tau? Karena aku
merasakannya. Miskin ilmu, miskin harta, miskin jiwa, aku pernah merasakannya.
Tapi ah, biarlah, biarlah nasib mengombang ambingkanku, karena bagaimanapun aku tak ingin menyerah, semakin dia
mengasariku, semakin aku ingin membuktikan aku bisa.
Ah, bicara apa
aku ini? Ah, masa lalu memang selalu membuatku jadi orang yang banyak bicara
seperti ini.
Suatu hari, ya,
suatu hari aku yakin…
Ya, aku yakin
suatu hari aku akan mengingat masa lalu sambil tersenyum karena aku berhasil
melewati masa-masa yang hanya boleh aku yang tau.
Kapan? Entah kapan.
Akan kubiarkan ia mengalir seperti air atau seperti metamorfosa kupu-kupu yang
berjalan alamiah.
No comments:
Post a Comment