Pages

Saturday, 23 July 2011

Perihal Kemampuan dan Ketidakmampuan


Entahlah, beberapa hari terakhir ini aku merasakan kekosongan dalam hatiku. Semacam tak ada semangat untuk menatap hari esok. Rasanya ada banyak hal yang mengganjal pikiranku. Berat, berat sekali rasanya. Ingin menangis, ingin berteriak, ingin lepas dari semua beban ini.
Aku merasa seperti kehilangan diriku, aku merasa seperti seonggok daging yang tak berguna, putus asa dan sia2. Dan sangat jelas aku tau, ini benar-benar bukan diriku.
Meskipun sekarang aku selalu pura2 kuat, pura2 tersenyum dan pura2 bahagia seperti yang dulu2. Tapi aku merasa kepura2an ini makin mengusik ketenanganku. Aku merasa tak tentu arah.
Dan disaat seperti ini, disaat aku membutuhkan pelukan ayahku, disaat aku membutuhkan kepercayaan ibuku, disaat aku membutuhkan perhatian teman2ku, disaat aku membutuhkan dukungan orang2 disekitarku. Aku tak mendapatkannya. Mereka tak kutemui, mereka terlalu sibuk dengan dunia mereka sendiri. Atau karena aku terlalu memprotect diriku sendiri. Aku menembok diriku, aku tak ingin orang2 tau kondisi psikisku yang aku rasa aku makin terpuruk. Aku tak mau orang2 mengasihiniku dan yang paling utama aku tak mau kalau sampai mereka tau aku begitu menyedihkan sekarang. Aku bukan yang seperti mereka tau.
Banyak hal yang sangat ingin aku lakukan sekarang, namun aku selalu merasa tidak mampu untuk melalukannya dan aku menyerah sebelum aku mencoba melakukannya. Bodoh, aku benar2 bodoh. Aku tak bisa seperti yang aku harapkan, Aku tak berani melawan arus, Aku terlalu cemen dan lemah. aku benar2 benci diriku. Aku benci.
Aku sendirian, ya…. Aku sendirian dan merasa amat kesepian dibalik senyumku yang murah, dibalik tawaku yang renyah.
Aku benci mengatakan aku tidak mampu secara lahir dan bathin. Namun kenyataannya seperti itu. Bukan, bukan, bukan tidak mampu sepertinya. Namun aku tidak cukup percaya pada Tuhan dan kemampuanku. Ya, aku tidak percaya pada apapun dan siapapun dan itu yang mungkin membuat aku lemah seperti sekarang.
Bukankah definisi mampu itu adalah definisi yang kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya. Kalo aku selalu berfikir tidak mampu, sampe lebaran monyetpun aku tak kan mampu. Namun, aku percaya jika aku punya keyakinan untuk bilang aku mampu. Aku yakin meskipun tidak bisa 100% melakukannya aku akan mampu meraih kemampuanku.
Huuuuufffhhhhhhh, tapi sekarang aku tak ingin banyak berfikir. Aku terlalu lelah. Aku ingin istirahat aku tak ingin memikirkan ketidakmampuanku. Tapi aku tak mau terus2an berkutat pada ketidakmampuan ini.
Ya, suatu saat aku pasti akan pergi dari tempat ini dan melepas ketidak mampuanku.
Suatu saat….
Suatu saat….
Suatu saat….
:D

No comments:

Post a Comment