Cantika mengelus
pipi Catra, “Sayang, kamu kenpa? Kok kamu kelihatan gusar gitu?”
Tangan Catra
memegang kemudian mengelus lengan Cantika yang menempel dipipinya. “Nggak tau,
feeling aku gak enak, aku rasa ada sesuatu yang terjadi sama Chriska, hpnya
juga nggak aktif!”
Cantika menghela
nafas, “Chriska, selalu Chriska… kapan sih kamu nggak mikirin dia? Bahkan beli
kemeja aja kamu tadi pilih warna yang dia suka, kamu lagi sama aku, kenapa otak
dan pikiran kamu selau kedia? Aku jadi ragu dengan pertunangan kita!”
“Ragu?”
“Sepertinya kamu
lebih peduli dengan Chriska ketimbang aku, lebih baik sekarang kamu pikirin
baik-baik sebenernya Chriska atau aku yang kamu cinta!” Chriska menatap Catra
tajam sebari melepaskan lengannya dari pipi Catra.
“Sayang, kita kan
udah bahas ini puluhan kali, aku nganggep Chriska tuh adek aku, nggak lebih!
Yang aku lakukan sama seperti yang Chepi dan Chiko lakukan ke Chriska.
“Ya.. ya.. ya… adek
yang seloalu jadi prioritas utama, yang diatas segalanya.. ahh, udah ah, aku
capek, aku mau pulang!” Cantika bangun dari duduknya.
Catra menahan
langkah Cantika dengan memegang lengannya, “Aku mohon, bertahanlah dengan
keberadaanku bahkan jika aku membuatmu marah dan kecewa. Be mine, forever!”
Seru Catra kemudian memeluk Cantika.
Air mata Cantika
menetes, “Kamu harus pastikan, aku atak Chriska yang ada dihati kamu!”
Catra mengelus
rambut Cantika, “Aku sudah tahu pasti, dan selamanya akan seperti ini, kamu,
hanya kamu!”
Cantika tersenyum,
ia membalas pelukan Catra.
<><><><*********><><><>
No comments:
Post a Comment