Pages

Thursday, 26 April 2012

Takkan Mencintaimu Lagi, Taecyeon!


Attention: kesamaan nama memang disengaja dengan alasan supaya inspirasi lebih mengalir. Namun, setting tempat, karakter, semuanya hanya khayalan semata, jika ada kesamaan, itu berasal dari ketidaksengajaan.


Menjelajahi waktu mencari bayangmu dalam gelap.
Kau tau, aku telah berjalan begitu jauh dari Duniaku, tapi sepertinya tidak dari duniamu, ah entahlah…,  Kalau saja aku tau cinta memikul rindu dengan sakit luar biasa, dulu, aku tak mau jatuh cinta padamu.
Disatu sisi ruang bathin ini, namamu masih terus menjadi pahatan kata yang menguras lembar waktu, lembar air mata dan lembar kehampaan.
Aku frustasi, aku marah, aku kecewa pada diriku sendiri yang tak bisa menerima kenyataan bahwa kau dan aku tak mungkin bisa bersatu, karena kau tak pernah melihatku. Aku ingin kau mengerti, aku ingin kau mengetahui dan aku ingin kau menyadari bahwa aku menganggapmu lebih.
Di dunia ini banyak sekali hal yang bisa membuatku bahagia, tapi kau tau, bersama dirimu, melihatmu senyummu dan berbagi banyak hal denganmu adalah kebahagiaan yang tak bisa terganti oleh apapun. Sungguh aku ingin tenggelam dalam labirin matamu sampai akhir hidupku.
Aku tak bisa membiarkan perasaan ini terus berkembang, kutatap wajah Taecyeon yang ada dihadapanku, ya, dia adalah orang yang kucintai setulus hatiku.
“Berhenti, berhentilah menanyakan dan membicarakan Yoona!” aku menutup kedua telingaku dan akupun tak lagi mampu menahan air mataku. Aku menatapnya sambil menangis, ah begitu menyedihkan.
Melihat tingkah anehku, diapun bertanya “Kamu kenpa Jess?” serunya polos tanpa dosa.
Aku tersenyum pahit, “Mulai hari ini aku berhenti menjadi sahabatmu, jangan cari aku lagi!” Seruku kemudian beranjak dari tempat duduku.
“Jess.. Jessica… tunggu Jess, ada apa denganmu?” Serunya sambil mengejarku, namun aku mengabaikannya. Bukan, bukan karena tak peduli padanya, tapi karena aku terlalu pengecut, aku tak mau terlihat begitu menyedihkan dihadapannya.

∞∞ooooo∞∞

Sudah 1 hari 1 malam aku mengunci diriku dikamar, dan 1 hari 1 malam pula Taecyeon menungguku didepan pintu kamar.
“Jessica, kamu kenapa sebenarnya? Ada apa? Kamu marah padaku? karena apa?”
“Pulanglah!”Jawabku singkat sambil terus mengangis.
“Bagaimana aku bisa pulang sedang sahabatku sendiri sedang sedih begit!”
“Aku bukan sahabatmu, jadi pulanglah!”
“Jess…!”
“Please Taek, aku butuh waktu, aku ingin sendiri!”

∞∞ooooo∞∞

Sudah 1 minggu berlalu, aku masih tetap saja mengacuhkan Taecyeon. Dia sangat berusaha meminta penjelasan kenapa aku menjauhinya. Seperti saat ini, dia berada didepan kamarku dan memintaku untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang membuatku menjauhinya.
“Tolong, aku mohon Je, beri aku penjelasan! Aku janji jika kamu menjelaskan dan jika penjelasan kamu masuk akal, aku tidak akan lagi ganggu kamu!”
“Iya Je, kasian Taec, kalian kan sebelumnya tidak pernah seperti ini!” bela mama, ya begitulah mama, semenjak kami berteman mama selalu saja membela Taec, dia menyayangi Taec lebih dari anaknya sendiri.
Aku menghela nafas panjang, akupun memberanikan diriku u7ntuk membuka pintu dan menghadapi semua kenyataan yang ada, aku tidak mau lari lagi dan aku rasa inilah saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku.
Taec tersenyum dan langsung memelukku, “Terimakasih karena sudah membuatku khawatir dan tidak bisa tidur beberapa hari ini!”
Mama berlalu meninggalkan kita, karena ia tau aku dan Taec butuh waktu untuk bicara dari hati ke hati. Dan menuntaskan semuanya.
Bisa merasakan pelukan hangat laki-laki berbadan tinggi tegap itu lagi benar-benar membuatku bahagia. akupun kembali menangis. “Maaf jika aku merusahk persahabatan kita, maaf jika aku membuatmu bingung, tapi berhenti jadi sahabat sepertinya jalan yang terbaik, aku tak lagi bisa jadi pendengar dan pemberi nasehat yang baik, aku tak lagi bisa mendukung kamu. Maaf!”
“Tapi kenapa? kenapa kamu tak mau bersahabat denganku? Kamu marah? aku salah? Tolong jelaskan apa kesalahan aku, aku janji aku akan perbaiki semuanya, kita tak perlu seperti ini!”
Aku melepaskan pelukan Taec, “Aku yang salah, aku salah karena aku mencintai kamu, aku salah karena aku cemburu dan tak bisa terima kau mencintai orang lain. Aku salah karena berharap lebih, bersama kamu, disisi kamu, pura-pura mengerti dirimu padahal hatiku sakit benar-benar melelahkan! Jadi aku mohon, jangan lagi menggangguku, aku lelah dengan perasaanku sendiri!”
Mendengar kata-kataku sepertinya mengejutkan bagi Taec, ia menjatuhkan tubuhnya ke kursi. Ia tak percaya pada apa yang aku katakan, “Kamu becanda kan?”
Aku tersenyum pahit, “Apa aku terlihat seperti sedang becanda? Sudahlah, pergilah, dari rumah ini, juga dari kehidupanku, kamu membuat warasku menemui titik ketiadaannya!” seruku sok tegar.
Taec sepertinya masih mencoba berusaha mencerna kata-kataku. Ini memang rasanya terlalu mengejutkan.


∞∞ooooo∞∞

Tak adalagi kejahilan dan tawa riang antara aku dan Taec, kami seperti dua orang asing, yang hidup didunia yang sama tapi saling tak peduli. Tapi aku rasa itulah yang terbaik. Taec pernah beberapa kali memintaku untuk tetap menjadi sahabatnya. Tapi aku menolak mentah-mentah ajakannya, karena aku sadar, seberapa keraspun aku mencoba, hubungan kita tak akan pernah sama seperti dulu.
Aku mulai menata hidupku, akupun perlahan berusaha melupakan perasaanku. Sulit memang, tapi aku yakin, jika aku berusaha keras, aku pasti bisa melupakannya.
Hari ini ulang tahun Taec, menyedihkan rasanya tak bisa menemani Taec dihari bahagianya, ya, ini untuk pertama kalinya setelah lebih dari sepuluh tahun kami berteman. Aku tak memberikannya hadiah. Sebenarnya rasa ingin masih ada, tapi aku tak mau membuat perasaanku berkembang, lagi-lagi dan lagi.
Disaat-saat seperti ini, disaat-saat sedihku tak lagi mampu terbendung, aku biasanya menghabiskan waktu bersama Taec di atas hotel milik papa, dengan segenap usahanya Taec selalu berusaha menghiburku, ya, melakukan segala cara untuk membuatku tertawa. Ahhh, aku rindu padanya.
Dan akhirnya akupun pergi ketempat yang menjadi saksi bisu persahabatan kita. Hujan mengguyur deras sekali, namun aku mengabaikannya. “Taecccyyyyeeeeeeeeoooooooooonnnnnnnnnn!!!!” aku berteriak sekuat tenagaku.
“Kamu masih memanggil namaku, tapi saat aku dekati, kamu selalu menghindariku, apa itu yang namanya cinta?”
Aku benar-benar terkejut mendengar suara yang jelas aku kenal betul siapa pemiliknya. Akupun menoreh kearah datangnya suara itu. Taecyeon sudah berada dihadapanku.
Entah kenapa arasanya aku tak bisa menghadapinya, aku ingin lari, aku ingin pergi dan aku tak ingin melihat wajahnya saat ini karena itu benar-benar menyiksaku. Pikiranku tiba-tiba kosong, akupuun berjalan mundur menjauhinya dan ketika diujung bangunan hotel dan hampir terpeleset. Taecyeonpun dengan sigap menariku.
“Taeeeecccyyyeeeeeeoooonnnnnn!” teriakku sambil menangis, gara-gara menolongku, ia kehilangan keseimbangannya dan iapun terjatuh.
“Berbahagialah!” teriaknya sambil tersenyum sebelum ia pergi. ya, itulah kata-kata terakhir yang ia ucapkan untukku dan untuk dunia ini. tubuhku melemah, akupun terjatuh kelantai menatap sekujur tubuh yang hanya terlihat kecil dati atas. Aku menangis memandanginya. “Maafkan aku Taecyeon! Maaf!!!” seruku bathinku.

∞∞ooooo∞∞

Aku memeluk kuburan Taec penuh rasa bersalah. Sampai kapanpun rasanya aku tak bisa memaafkan diriku, aku benar-benar gila sekarang.
Aku mengelus nisannya. “Aku akan bahagia, jika aku bersamamu!” seruku sambil tersenyum.
Aku berjanji, jika aku bertemu dengannya lagi, aku tak akan mencintainya. Tapi aku akan menyerahkan seluruh hidupku untuknya dan aku berjanji akan menjalani seumur hidupku, untuk menjaga hidupnya. Meski sulit, meski menyakitkan, aku tak kan menghindarinya, aku tak kan pergi aku tak kan lari.
Aku tak lagi bisa berfikir dengan waras, akupun memutuskan untuk mengakhiri hidupku, karena bahagiaku hanya ada jika aku bisa melihatnya, tanpa berfikir panjang aku memotong urat nadiku.
Aku tak tahu apa yang terjadi setelah itu. Hanya gelap, hanya titik, hanya kosong.

∞∞ooooo∞∞



No comments:

Post a Comment