Aku mencintaimu, teramat sangat.
Bahkan ketika kata, luka dan cerita tak lagi punya makna, aku tetap
mencintaimu…
Mencintaimu dengan sederhanaku.
Kau tau, aku sangat bahagia,
saat aku bisa melihat senyummu, saat bahagia mewarnai harimu. Tapi aku sadar,
dalam kehidupan selalu ada waktunya BERHENTI.
Ya, ada saat dimana Tuhan Yang Maha Pengasih, pemilik jiwa dan raga
manusia akan memanggil kamu ke rumah sebenarnya. Istirahat dari segala kepenatan dan kelelahan. Suatu hari,
entah kapan gak akan bisa kulihat lagi senyum, tawa bahkan tangisanmu. Karena sesempurna
apapun, kau tetap manusia. Manusia yang memiliki takdir, manusia yang bisa mati
kapan saja tergantung kehendakNya, manusia yang lama kelamaan menjadi tua dan
manusia yang baginya dunia hanya tempat singgah sementara.
Aku tak pernah tau, apa besok
atau beberapa detik lagi, kamu masih bisa tertawa atau bernafas lagi.
Pernah suatu hari aku membayangkan
semua orang menangis. Dan aku tanya mereka kenapa? Dengan wajah penuh sedih,
mereka menjawab, kamu meninggal.
Kamu tau apa yang ada dibenakku
saat itu? Aku akan jadi orang paling menyesal saat itu. Aku menyesal karena
sampai detik itupun mungkin aku tak akan bisa mengungkapkan perasaanku. Aku akan
minta Tuhan mengembalikanmu, tapi mau bagaimanapun nyatanya tak bisa, karena
toh hidup hanya satu kali.
Ya, kita punya batas limit untuk
hidup di dunia ini, kita juga punya batas limit untuk tersenyum, tertawa,
bahagia, gembira, sedih, gundah, cinta benci, dan lain sebagainya.
Ditinggalkan orang yang kita
sayang pasti begitu menyedihkan dan menyakitkan. Apalagi jika orag itu yang
sering bikin kita bahagia, aku jadi merenung, apa yang sudah aku berikan untuk
membuatmu bahagia?
Dan jawabnya tak ada… karena
jangankan memberimu kebahagiaan, mengungkapkan rasaku saja, aku tak mampu…
No comments:
Post a Comment