Pages

Wednesday, 18 June 2014

REVOLUSI MENTAL

image by google
REVOLUSI MENTAL. Definisi “REVOLUSI MENTAL” menurut saya adalah usaha/perjuangan menuju perubahan yang lebih baik. Merubah pola pikir dan pola hidup negatif ke pola pikir dan pola hidup lebih positif.
Mental disini tidak hanya jiwa, tapi mencakup mindset, akhlak, dedikasi, idealisme, kepedulian sosial, dan lain sebagainya. Karena kita adalah bagian dari alam semesta. Bahkan kita adalah alam semesta itu sendiri. Manusia adalah alam semesta yang kecil dari besarnya alam semesta.
REVOLUSI MENTAL tidak harus mencakup sesuatu yang besar. Mulailaih dari diri sendiri. Contoh :
Aku tahu dunia ini kadang kejam, penuh tipu daya, penghianatan, kebohongan, dll. Aku juga tahu betul nasib bisa memperlakukan manusia dengan sangat buruk, bahkan kadang lebih buruk dari apa yang dibayangkan. Tapi dengan mencoba berfikir positif setiap hari, aku berharap, meminta dan bermimpi, Tuhan membuat segala sesuatunya menjadi indah. Bukankah mengharapkan keajaiban yang tak masuk akal lebih baik dari patah harapan sama sekali. Jika manusia tak punya harapan, hidupnya akan kosong, seperti manusia tak punya Tuhan. Hanya hampa, samar dan mungkin tak berarah juga tak bergairah.
Sejujurnya setiap manusia tidak ada yang pernah siap menerima sebuah kegagalan? Apapun bentuknya, bagaimanapun kita menghadapinya, kegagalan selalu jadi sesuatu yang menyakitkan. Tapi dengan berfikir positif  membuatku belajar bagaimana caranya menikmati kesakitan, belajar bagaimana menikmati penolakan belajar tersenyum ditengah orang - orang yang menatap kita dengan tatapan menyepelekan. Hidup itu indah, seindah binar matamu yang memancarkan harapan.  Hidup juga cantik, secantik senyummu yang merekah saat mentari kembali menyinari,. Hidup juga mempesona, semempesona dirimu yang tak pernah ada kata menyerah dan terus menatap, meraba, merasa dan menikmati hidup dengan penuh optimism, idealism dan ekstoveisme.
Dengan REVOLUSI MENTAL, pelan – pelan aku juga ingin belajar merubah cara berpikir yang tadinya birokratis menjadi leadership juga selalu menyakinkan diri bahwa hidup bukan untuk mengantongi uang dalam waktu cepat untuk kehidupan yang kadang hedonis dan konsumtif.
Hmm, setiap hal dalam hidup kadang tak bisa dijelaskan oleh akal sehat, kadang tak bisa dipahami secara rasional dan kerap hatilah yang berperan lebih besar membantu seseorang memahami kenyataan hidup. Hati yang memaknai segala sesuatu dengan lebih positif akan membuat seseorang lebih tegar dan selalu bangkit kembali dari kegagalan.
REVOLUSI MENTAL  yang dewasa ini digadang – gadang banyak orang juga menyadarkanku bahwa hidup bukan hanya soal kalah dan menang. Tetapi bagaimana menerima kekalahan dengan besar hati dan mensyukuri kemenangan dengan rendah hati. Keadaan dunia boleh tak menentu, situasi Negara boleh tidak nyaman, keadaan sekitar boleh tak berpihak, alam boleh saja tak menerima, orang yang kita kasihi boleh saja pergi, namun kehidupan tak boleh berhenti, ya seberapapun sulitnya hidup, kita harus terus berjalan, berjalan meski tak punya tujuan, berjalan meski tak tahu arah. Karena dalam kehidupan ini, yang terbaik dari yang baik adalah menjalani kehidupan ini dengan sebaik mungkin. :D Bukankah dalam hidup selalu ada kemungkinan dan jika kita terus berpikiran positif dalam kemungkinan seseorang selalu melihat kesempatan.
Kalau kita tidak merubah pola pikir dan jalan hidup kita yang terus-terusan bergulat dengan segala macam penderitaan, tak akan ada yang berubah. Kita akan terus ada dalam kesakitan, kesedihan dan air mata tak berkesudahan.
George Bernard Shaw seorang novelis, kritikus, esaias, politikus, dan orator ternama Irlandia yang memulai karirnya dengan rasa frustasi karena kemiskinan pernah berujar :
“Orang yang maju di dunia ini adalah mereka yang bangkit berdiri dan mencari keadaan yang mereka inginkan dan jika mereka tak menemukannya, mereka menciptakannya!”
Salam dua jari. V(^_*)