Pages

Sunday 17 April 2011

FILM ? (ketika sesuatu yang dianggap tabu menjadi sebuah cerita yang mencerdaskan)



Saya benar2 tidak habis pikir dengan orang2 yang mengharamkan film ? Garapan mas Hanung Bramantyo. Bagamana bisa film yang menjalankan salah satu amanat undang-undang dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa disebut haram? Ckckckck....
film ini memang agak sensitif karena berhubungan dengan keberagaman dan toleransi menyangkut masalah agama dan suku bangsa. Film ini menceritakan sebuah area dekat pasar baru, dimana terdapat masjid, gereja dan klenteng yang letaknya tidak berjauhan dan para penganutnya memiliki hubungan satu sama lain.
Ini bukan hanya sekedar film biasa karena film ini adalah sketsa dari potret masyarakat dan kasus2nya yang real dan benar2 terjadi dikehidupan nyata.
Film ini menegaskan, mengolah dan dan membongkar hal2 yang benar2 terjadi ditanah ini. Namun sayang tidak semua orang sependapat dengan saya, tidak semua orang mau liat realitas nyata dan berlindung dalam maya, kebohongan, kepura2an dan kemasabodohan.
Film ini juga membuat kita melihat sesuatu yang selama ini kita abaikan bahwa perlakuan diskriminasi terhadap etnis tionghoa sama menyakitkannya dengan tuduhan teroris kepada umat muslim.
Film ini benar2 layak tonton karena menyebarkan energi yang benar2 positif.
Film ini membuat saya menagis, merinding dan menggetarkan hati saya. Meskipun mas hanung islam tapi disini setiap agama disajikan secara imbang. Yang makin menarik disini adalah tokoh surya ( agus kuncoro) teman Rika (Enditha) seorang janda anak satu yg disini dikisahkan 'pindah' aliran agama dr islam ke Katolik(karena suaminya berpoligami). Surya yang islam ikut pementasan penyaliban dan kelahiran Yesus di gereja. Ya, surya memerankan tokoh Yesus, dan Joseph krn dia lolos 'casting' atas permintaan Rika, sahabatnya. Kehadiran Surya sbg seorang moslem yg memerankan mjd Yesus di dlm gereja menuai protes dr beberapa pemuda gereja. protes pemuda gereja thdp Surya ditenangkan oleh sebuah statement yg menyegarkan dr Pastor: adakah drama yg mempengaruhi keimanan? Hmmm, film ini memang tidak boleh menjadi film yang diamini semua orang. Karena film ini hidup berkat tafsiran yang bebas dan berbeda.
Film yang tepat disaat toleransi beragama kian menipis, jalan ceritanya mengalir dan bikin kita benar2 terlarut didalam keberagamnya, dalam toleransinya, dalam semangat menghormatinya dan dalam adegan demi adegan yang digambarkan secara sederhana namun bener2 menusuk ke lubuk hati yang paling dalam. Namun tidak berupaya menyatukan atau menyamakan perbedaan. Film ini menyuguhkan betapa indahnya dan betapa hidupnya dunia dengan adanya perbedaan.
Benar2 bingung sisi sebelah mana yang dijadikan landasan untuk mengharamkan film ini? Film ini benar2 tidak pantas mendapat protes. Banyak film7 yang tidak bermutu dan tidak mendidik kental dengan unsur yang hampir menjurus pornografi, tapi di biarkan saja. Ckckckckkc... betapa anehnya negeri kita yang tercinta ini.


No comments:

Post a Comment