Kembali
mendengar renyah suaramu, ahhh, aku benar – benar merasa dunia berpihak padaku hari ini…
sungguh, semua kekhawatiran yang aku rasakan lenyap begitu saja…
Aku sangat sadar
dan sangat tahu kau tidak tergapai karena kau terlalu sempurna untukku, tapi
ah, aku mencoba menepiskan segala ketidakmungkinan dan mencoba berfikir
positif. Bukankah kesempurnaan hanya milik Tuhan si EmpuNya hidup? Bukankah
pula setiap manusia dianugerahi kekurangan dan kelebihan masing – masing?
Aku sangat tahu dan
sangat mengenal diriku lebih dari siapapun, mungkin hal itu yang membuat aku
sangat tau kekuranganku. Dan setelah dikalkulasikan aku merasa kekuranganku
sangat jauh lebih banyak dari kelebihanku. Dan aku juga tahu kekurangan –
kekurangan itu datangnya bukan dari Tuhan melainkan karena diriku sendiri. Aku
yang tak mampu merubah keadaan.
Hmmm, perasaan
negatif nyaris menghampiriku setiap hari. Dan kata “Mengapa?” nyaris menemui
tiap detik. “Mengapa hidupku begini?” and “Mengapa ini?”, “Mengapa Ituuu?” ahh,
sungguh mengapa – mengapa itu membuatku frustasi. Tapi ah, aku sadar, seberapa
besarpun aku frustasi, tak akan ada yang berubah jika aku tak mengubahnya. Maka
itu aku tak mau tetap stay dalam kata mengapa. Aku mencoba menepiskan kata
mengapa dan kefrustasianku dengan berfikir positif. Ya, berfikir positif bahwa
aku bisa melakukan apapun yang aku mau tanpa terkecuali, ya, bukankah tidak ada
yang tidak mungkin didunia ini? Masalah hasilnya nanti, ah, aku tak mau
pikirkan yang jelas aku sudah mencoba.
Hmmm,
menginginkanmu adalah hal tidak mungkin yang aku ingin rubah jadi kemungkinan.
Aku sadar kau tidak mungkin mencintaiku karena terlalu banyak hal negatif yang ada dalam diriku sehingga aku kadang bingung
menuliskannya, intinya aku adalah orang yang tidak sempurna, sedang kau? Ahhh,
pertama kali aku melihatmu aku bahkan sampai tidak percaya kau seorang manusia?
Wajahmu saja putih, bersih dan terawat bak malaikat, belum lagi tawamu renyah,
senyummu mempesona dan gerak langkahmu membuat dunia tak bisa jika tak
melihatmu.
Tapi ah, aku
mencoba lebih dewasa dalam memandang itu semua, masa gara – gara aku memiliki banyak hal negatif gak berhak meraih kebahagiaanku, itu kan gak adil? Aku bisa jadi ibu
dan isteri yang baik bagi anak – anakmu kelak,
akupun bisa lebih baik dari gadis – gadis cantik yang ada disekitarmu.
Sekarang, aku
hanya bisa berdoa dan berharap, aku akan jadi sosok yang terlihat olehmu, bukan
lagi seperti angin yang tak mampu kau lihat.
Oh iya, aku
memang tak bisa menyimpan senyum dan wajahmu dalam memoriku, akupun tak pernah
gusar memikirkanmu, tapi aku sadar betul aku mencintaimu, karena ketika sekali
saja aku menatap beningnya matamu, melihat seulas senyummu, aku merasa bahagia
tak terkata. Ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu! Sungguh!