Pages

Friday, 16 May 2014

TAK INGIN LAGI JADI ANGIN YANG TAK TERLIHAT

Kembali mendengar renyah suaramu, ahhh, aku benar – benar  merasa dunia berpihak padaku hari ini… sungguh, semua kekhawatiran yang aku rasakan lenyap begitu saja…
Aku sangat sadar dan sangat tahu kau tidak tergapai karena kau terlalu sempurna untukku, tapi ah, aku mencoba menepiskan segala ketidakmungkinan dan mencoba berfikir positif. Bukankah kesempurnaan hanya milik Tuhan si EmpuNya hidup? Bukankah pula setiap manusia dianugerahi kekurangan dan kelebihan masing – masing?
Aku sangat tahu dan sangat mengenal diriku lebih dari siapapun, mungkin hal itu yang membuat aku sangat tau kekuranganku. Dan setelah dikalkulasikan aku merasa kekuranganku sangat jauh lebih banyak dari kelebihanku. Dan aku juga tahu kekurangan – kekurangan itu datangnya bukan dari Tuhan melainkan karena diriku sendiri. Aku yang tak mampu merubah keadaan.
Hmmm, perasaan negatif nyaris menghampiriku setiap hari. Dan kata “Mengapa?” nyaris menemui tiap detik. “Mengapa hidupku begini?” and “Mengapa ini?”, “Mengapa Ituuu?” ahh, sungguh mengapa – mengapa itu membuatku frustasi. Tapi ah, aku sadar, seberapa besarpun aku frustasi, tak akan ada yang berubah jika aku tak mengubahnya. Maka itu aku tak mau tetap stay dalam kata mengapa. Aku mencoba menepiskan kata mengapa dan kefrustasianku dengan berfikir positif. Ya, berfikir positif bahwa aku bisa melakukan apapun yang aku mau tanpa terkecuali, ya, bukankah tidak ada yang tidak mungkin didunia ini? Masalah hasilnya nanti, ah, aku tak mau pikirkan yang jelas aku sudah mencoba.
Hmmm, menginginkanmu adalah hal tidak mungkin yang aku ingin rubah jadi kemungkinan. Aku sadar kau tidak mungkin mencintaiku karena terlalu banyak hal negatif yang ada dalam diriku sehingga aku kadang bingung menuliskannya, intinya aku adalah orang yang tidak sempurna, sedang kau? Ahhh, pertama kali aku melihatmu aku bahkan sampai tidak percaya kau seorang manusia? Wajahmu saja putih, bersih dan terawat bak malaikat, belum lagi tawamu renyah, senyummu mempesona dan gerak langkahmu membuat dunia tak bisa jika tak melihatmu.
Tapi ah, aku mencoba lebih dewasa dalam memandang itu semua, masa gara – gara aku memiliki banyak hal negatif gak berhak meraih kebahagiaanku, itu kan gak adil? Aku bisa jadi ibu dan isteri  yang baik bagi anak – anakmu kelak, akupun bisa lebih baik dari gadis – gadis cantik yang ada disekitarmu. 
Sekarang, aku hanya bisa berdoa dan berharap, aku akan jadi sosok yang terlihat olehmu, bukan lagi seperti angin yang tak mampu kau lihat.
Oh iya, aku memang tak bisa menyimpan senyum dan wajahmu dalam memoriku, akupun tak pernah gusar memikirkanmu, tapi aku sadar betul aku mencintaimu, karena ketika sekali saja aku menatap beningnya matamu, melihat seulas senyummu, aku merasa bahagia tak terkata. Ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu! Sungguh!