Menantikan novel kesukaan difilmkan itu rasanya lebih dr sesuatu. Tapi gua gak mau terlalu berharap, gua takut jatohnya akan sama kayak
gua nonton Surat Kecil Untuk Tuhan (SKUT) yang menurut gua pribadi seorang penikmat
dan sesekali menjadi pengamat film amatir yang bukan siapa-siapa, film itu (SKUT) terkesan
terlalu mendramatisir kesedihan .
Perahu Kertas, hmmm, gua sangat mengapresiasi
novel ini ketika tau bahwa akan difilmkan, soalnya novel ini adalah salah satu
novel yang gua suka dari ribuan novel yang pernah gua baca.
Tapi lagi gua gak mau terlena dengan apa yang
gua apresiasikan karena ya itu tadi, gua takut jatuh kelubang yang sama karena
novelnya tak sesuai filmnya.
Menonton film perahu kertas nampaknya, kita
harus terlebih dahulu membaca novelnya. Karena pengenalan masing-masing
karakter di film ini tidak benar-benar mendalam (menurut gua).
Dan menurut gua juga, Maudy terlalu bersih,
terlalu polos dan lugu untuk jadi Kugy. Gua gak nemuin sosok Kugy yang spontan
dalam diri Maudy. Gua lebih respect jika seandainya yang memerankan tokoh Kugy
itu adalah Povy Sophia.
Dan dalam diri Adipati gua gak mendapati sosok Keenan
yang bahkan dalam diampun dia terlihat cool, tatapan mata Adipati lebih banyak kosong, soul dari jiwa Keenanpun belum
benar-benar melekat dalam dirinya.
Novel “Perahu kertas” bikin gua mikir, nangis,
ketawa, gila, ancur dan sebagainya, tapi sayang film ini hanya sedikit
mempermainkan emosi gua.
Karena intepretasi gua terhadap novelnya, gua
jadi banyak berharap sama film ini. menurut gua pribadi film ini gak berani
mengolah lebih dalam pikiran2 kak Dee…
Tapi over all, film ini masuk kategori film Indonesia
yang layak tonton.
Oh iya lagi-lagi gua harus ngacungin jempol
pada sosok Remy, ya, tatapan Reza Rahadian, penghayatanannya, nacep banget. Orang
yang gua tunggu2 penampilannya (Ojos alias Dion )juga lumayan memikat. Seneng liat
tatapan mata Ojos.
Dan jika ada yang ngajak gua nonton untuk ke 2
kalinya, asal d gratisin gua mau, gua pengen lebih memahami tatapan mata
Adipati.
Gua juga gak sabar nonton Perahu Kertas bagian
dua, gua sangat berharap, semua yang gua keluhkan di bagian 1 tertutupi di
bagian 2. Gak sabar juga nonton Afika yang cutenya 11-12 sama gua. ahheeeeyyy!!
J
Begitulah pendapat gua soal perahu kertas
movie, ini sangat murni dari dasar hari gua, gak ada maksud memperovokasi atau
jelek.
Gua hanya seorang penikmat film yang ingin
menikmati film dan memandang film itu dari sisi gua. maaf jika ada salah kata,
ini sama sekali tidak bermaksud tidak menghargai, sekali lagi gua tegasin, ini
curahan dari dalam hati dari dlm lubuk hati.
Maju terus perfilman Indonesia, semoga semakin
menjadi raja dinegerinya sendiri.
Oh ia, Step Up Revolution juga udah tayang,
gak sabar pengen nonton, but, mesti ke Jakarta, di cirebon gak ada -_-“
No comments:
Post a Comment