Attention: kesamaan nama memang disengaja dengan alasan supaya inspirasi lebih mengalir. Namun, setting tempat, karakter, semuanya hanya khayalan semata, jika ada kesamaan, itu berasal dari ketidaksengajaan.
Menjelajahi waktu mencari bayangmu dalam gelap.
Kau tau, aku telah berjalan begitu jauh dari
Duniaku, tapi sepertinya tidak dari duniamu, ah entahlah…, Kalau saja aku tau cinta memikul rindu dengan
sakit luar biasa, dulu, aku tak mau jatuh cinta padamu.
Disatu sisi ruang bathin ini, namamu masih terus
menjadi pahatan kata yang menguras lembar waktu, lembar air mata dan lembar
kehampaan.
Aku frustasi, aku marah, aku kecewa pada diriku
sendiri yang tak bisa menerima kenyataan bahwa kau dan aku tak mungkin bisa
bersatu, karena kau tak pernah melihatku. Aku ingin kau mengerti, aku ingin kau
mengetahui dan aku ingin kau menyadari bahwa aku menganggapmu lebih.
Di dunia ini banyak sekali hal yang bisa membuatku
bahagia, tapi kau tau, bersama dirimu, melihatmu senyummu dan berbagi banyak
hal denganmu adalah kebahagiaan yang tak bisa terganti oleh apapun. Sungguh aku ingin tenggelam dalam labirin
matamu sampai akhir hidupku.
Aku tak bisa membiarkan perasaan ini terus
berkembang, kutatap wajah Taecyeon yang ada dihadapanku, ya, dia adalah orang
yang kucintai setulus hatiku.
“Berhenti, berhentilah menanyakan dan
membicarakan Yoona!” aku menutup kedua telingaku dan akupun tak lagi mampu
menahan air mataku. Aku menatapnya sambil menangis, ah begitu menyedihkan.
Melihat tingkah anehku, diapun bertanya “Kamu
kenpa Jess?” serunya polos tanpa dosa.
Aku tersenyum pahit, “Mulai hari ini aku berhenti
menjadi sahabatmu, jangan cari aku lagi!” Seruku kemudian beranjak dari tempat
duduku.
“Jess.. Jessica… tunggu Jess, ada apa denganmu?”
Serunya sambil mengejarku, namun aku mengabaikannya. Bukan, bukan karena tak
peduli padanya, tapi karena aku terlalu pengecut, aku tak mau terlihat begitu
menyedihkan dihadapannya.
∞∞ooooo∞∞
Sudah 1 hari 1 malam aku mengunci diriku dikamar,
dan 1 hari 1 malam pula Taecyeon menungguku didepan pintu kamar.
“Jessica, kamu kenapa sebenarnya? Ada apa? Kamu
marah padaku? karena apa?”
“Pulanglah!”Jawabku singkat sambil terus
mengangis.
“Bagaimana aku bisa pulang sedang sahabatku
sendiri sedang sedih begit!”
“Aku bukan sahabatmu, jadi pulanglah!”
“Jess…!”
“Please Taek, aku butuh waktu, aku ingin
sendiri!”
∞∞ooooo∞∞
Sudah 1 minggu berlalu, aku masih tetap saja
mengacuhkan Taecyeon. Dia sangat berusaha meminta penjelasan kenapa aku
menjauhinya. Seperti saat ini, dia berada didepan kamarku dan memintaku untuk
menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang membuatku menjauhinya.
“Tolong, aku mohon Je, beri aku penjelasan! Aku janji
jika kamu menjelaskan dan jika penjelasan kamu masuk akal, aku tidak akan lagi
ganggu kamu!”
“Iya Je, kasian Taec, kalian kan sebelumnya tidak
pernah seperti ini!” bela mama, ya begitulah mama, semenjak kami berteman mama
selalu saja membela Taec, dia menyayangi Taec lebih dari anaknya sendiri.
Aku menghela nafas panjang, akupun memberanikan
diriku u7ntuk membuka pintu dan menghadapi semua kenyataan yang ada, aku tidak
mau lari lagi dan aku rasa inilah saat yang tepat untuk mengungkapkan
perasaanku.
Taec tersenyum dan langsung memelukku, “Terimakasih
karena sudah membuatku khawatir dan tidak bisa tidur beberapa hari ini!”
Mama berlalu meninggalkan kita, karena ia tau aku
dan Taec butuh waktu untuk bicara dari hati ke hati. Dan menuntaskan semuanya.
Bisa merasakan pelukan hangat laki-laki berbadan
tinggi tegap itu lagi benar-benar membuatku bahagia. akupun kembali menangis. “Maaf
jika aku merusahk persahabatan kita, maaf jika aku membuatmu bingung, tapi
berhenti jadi sahabat sepertinya jalan yang terbaik, aku tak lagi bisa jadi
pendengar dan pemberi nasehat yang baik, aku tak lagi bisa mendukung kamu. Maaf!”
“Tapi kenapa? kenapa kamu tak mau bersahabat
denganku? Kamu marah? aku salah? Tolong jelaskan apa kesalahan aku, aku janji
aku akan perbaiki semuanya, kita tak perlu seperti ini!”
Aku melepaskan pelukan Taec, “Aku yang salah, aku
salah karena aku mencintai kamu, aku salah karena aku cemburu dan tak bisa
terima kau mencintai orang lain. Aku salah karena berharap lebih, bersama kamu,
disisi kamu, pura-pura mengerti dirimu padahal hatiku sakit benar-benar
melelahkan! Jadi aku mohon, jangan lagi menggangguku, aku lelah dengan
perasaanku sendiri!”
Mendengar kata-kataku sepertinya mengejutkan bagi
Taec, ia menjatuhkan tubuhnya ke kursi. Ia tak percaya pada apa yang aku katakan,
“Kamu becanda kan?”
Aku tersenyum pahit, “Apa aku terlihat seperti
sedang becanda? Sudahlah, pergilah, dari rumah ini, juga dari kehidupanku, kamu
membuat warasku menemui titik ketiadaannya!” seruku sok tegar.
Taec sepertinya masih mencoba berusaha mencerna
kata-kataku. Ini memang rasanya terlalu mengejutkan.
∞∞ooooo∞∞
Tak adalagi kejahilan dan tawa riang antara aku
dan Taec, kami seperti dua orang asing, yang hidup didunia yang sama tapi
saling tak peduli. Tapi aku rasa itulah yang terbaik. Taec pernah beberapa kali
memintaku untuk tetap menjadi sahabatnya. Tapi aku menolak mentah-mentah
ajakannya, karena aku sadar, seberapa keraspun aku mencoba, hubungan kita tak
akan pernah sama seperti dulu.
Aku mulai menata hidupku, akupun perlahan
berusaha melupakan perasaanku. Sulit memang, tapi aku yakin, jika aku berusaha
keras, aku pasti bisa melupakannya.
Hari ini ulang tahun Taec, menyedihkan rasanya
tak bisa menemani Taec dihari bahagianya, ya, ini untuk pertama kalinya setelah
lebih dari sepuluh tahun kami berteman. Aku tak memberikannya hadiah. Sebenarnya
rasa ingin masih ada, tapi aku tak mau membuat perasaanku berkembang, lagi-lagi
dan lagi.
Disaat-saat seperti ini, disaat-saat sedihku tak
lagi mampu terbendung, aku biasanya menghabiskan waktu bersama Taec di atas
hotel milik papa, dengan segenap usahanya Taec selalu berusaha menghiburku, ya,
melakukan segala cara untuk membuatku tertawa. Ahhh, aku rindu padanya.
Dan akhirnya akupun pergi ketempat yang menjadi
saksi bisu persahabatan kita. Hujan mengguyur deras sekali, namun aku
mengabaikannya. “Taecccyyyyeeeeeeeeoooooooooonnnnnnnnnn!!!!” aku berteriak
sekuat tenagaku.
“Kamu masih memanggil namaku, tapi saat aku
dekati, kamu selalu menghindariku, apa itu yang namanya cinta?”
Aku benar-benar terkejut mendengar suara yang
jelas aku kenal betul siapa pemiliknya. Akupun menoreh kearah datangnya suara
itu. Taecyeon sudah berada dihadapanku.
Entah kenapa arasanya aku tak bisa menghadapinya,
aku ingin lari, aku ingin pergi dan aku tak ingin melihat wajahnya saat ini
karena itu benar-benar menyiksaku. Pikiranku tiba-tiba kosong, akupuun berjalan
mundur menjauhinya dan ketika diujung bangunan hotel dan hampir terpeleset. Taecyeonpun
dengan sigap menariku.
“Taeeeecccyyyeeeeeeoooonnnnnn!” teriakku sambil
menangis, gara-gara menolongku, ia kehilangan keseimbangannya dan iapun
terjatuh.
“Berbahagialah!” teriaknya sambil tersenyum
sebelum ia pergi. ya, itulah kata-kata terakhir yang ia ucapkan untukku dan
untuk dunia ini. tubuhku melemah, akupun terjatuh kelantai menatap sekujur
tubuh yang hanya terlihat kecil dati atas. Aku menangis memandanginya. “Maafkan
aku Taecyeon! Maaf!!!” seruku bathinku.
∞∞ooooo∞∞
Aku memeluk kuburan Taec penuh rasa bersalah. Sampai
kapanpun rasanya aku tak bisa memaafkan diriku, aku benar-benar gila
sekarang.
Aku mengelus nisannya. “Aku akan bahagia, jika
aku bersamamu!” seruku sambil tersenyum.
Aku berjanji, jika aku bertemu dengannya lagi,
aku tak akan mencintainya. Tapi aku akan menyerahkan seluruh hidupku untuknya
dan aku berjanji akan menjalani seumur hidupku, untuk menjaga hidupnya. Meski sulit,
meski menyakitkan, aku tak kan menghindarinya, aku tak kan pergi aku tak kan
lari.
Aku tak lagi bisa berfikir dengan waras, akupun
memutuskan untuk mengakhiri hidupku, karena bahagiaku hanya ada jika aku bisa
melihatnya, tanpa berfikir panjang aku memotong urat nadiku.
Aku tak tahu apa yang terjadi setelah itu. Hanya gelap,
hanya titik, hanya kosong.
∞∞ooooo∞∞