Pages

Sunday, 1 May 2011

DEAR MAMA (pemilik kasih sayang tak berbatas) ......


ma, apa kabar? Walau pun dekat, kadang aku tak begitu mengerti keadaanmu (kesehatanmu). Kau akan selalu tampak sehat di hadapanku, bahkan kadang aku cenderung cuek. Kau tahu, meski kadang aku terkesan tak peduli tapi jantungku serasa ingin copot tiap aku melihatmu jatuh sakit, meski hanya sekedar pusing. Aku takut ma, aku benar2 takut kehilanganmu.

Ma, kita memang tidak terlalu dekat dan jarang sekali sepaham mengenai berbagai hal. Tidak jarang kan kita berselisih paham, tapi perlu mama tau, jauh dilubuk hatiku yang terdalam aku sayang mama, aku cinta mama dan aku mengagumi mama lebih dari apapun.
Ma, rasanya tak ada kata yang mampu membayar semua yang kau berikan kepadaku. Cintamu, kasih sayangmu, tulusmu, pengabdianmu, air matamu, senyumu, sungguh semuanya sangat amat berarti. Bahkan ketika kita terpisah jarakpun, kau selalu yang pertama tau aku sakit, aku sedih, aku menderita.
Aku tahu betul hidupmu tak seberuntung aku. Mendengar cerita tentangmu dari nenek dan tante ketika masa kanak2 (berjalan menempuh jarak beberapa km hanya untuk menuntut ilmu dengan sepatu dan tas yang buluk, menjadi tulang punggung karena kau anak pertama, bahkan melakukan hal yang begitu mudah seperti bernafas saja, saat itu terasa sulit untukmu) ah, itu semua benar2 membuatku menangis, bukan, bukan karena sedih, tapi karena aku bangga, mama luar biasa. Bagaimana tidak, mama bisa mendorong lemari sendiri, memasang lampu, membetulkan televisi, menjadi montir, membetulkan komputer, merangkai bunga, memasak, mencuci dll. Mama benar2 luar biasa. Pahlawan dari seluruh pahlawan.
ma, andai saja beban hidupmu bisa kubawa,pasti akan aku bawa, asal kau bisa selalu tersenyum tanpa beban.
Ma, terima kasih untuk setiap tetesan air mata dan keringatmu untukku.
Terima kasih untuk setiap senyummu yang mampu melepas gundahku.
Terima kasih telah menjadi alarm terhebat, karena tanpa teriakanmu aku tak akan bisa bangun pagi.
Terima kasih juga telah menjadi teman cekcok mulut paling pintar dan tidak terkalahkan. Dan aku benci bilang, bahwa selalu omongan mama itu benar.
Jika ada kata lebih dari kata “sangat berterima kasih mungkin kata itulah yang aku gunakan untuk mengekspresikan rasa terima kasihku pada mama karena telah menjadi ibu terbaik di dunia (swear ma....! serius deh!)”.

salam hangat, cium mesra...
anandamu,


Joey Andrea

No comments:

Post a Comment